Rabu, 06 Juli 2011

FF/Early Marriage part 1



Tittle : “Early Marriage"
Author : Maulida Kimkeyong
Mian Cast :
-Kim Kibum SHINee
-Kim Hye Jin (Reader)
Support cast :
- Soo Yun (fiksi)
- Chang Hyun (Fiksi)
- Hyu Ra (Fiksi)
- Jun Hoon (Fiksi)
Length          : Chapter
Genre           : Friendship, romance
Rating          : General 



KRING!!! jam beker berbunyi nyaring di sebuah kamar kecil berukuran 3x4 dengan banyak barang yang berserakan. Dengan mata setengah terpejam terlihat sosok gadis dimana jari-jemarinya mencari-cari jam beker yang berisik itu. Dia terbelalak ketika melihat Jam beker yang sudah menunjukan pukul tujuh.
“Aduh bagaimana ini?aku terlmbat”. Ujarnya panik
Tanpa banyak berpikir lagi dia bergegas mengambil handuk, namun detik kemudian gadis itu berubah pikiran. Otaknya mengatakan bahwa tidak ada waktu lagi buat mandi, Akhirnya Dia memutuskan untuk tidak mandi dan langsung memakai sergam sekolah. Gadis itu terlihat sangat tergesaa-gesa tidak karuan karena jam pertama adalah pelajaran matematika dan guru yang mengajar pelajaran ini terkenal killer. Sudah banyak siswa yang menjadi guru killer ini. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana nanti kalau Dia kena marah olehnya. Setelah selesai memakai seragam, sepatu dan lain sebagainya gadis itu segera turun.
“Eoma aku berangkat dulu!!!”. Teriaknya


 “Ya!! Hye Jin-ah apa kau tidak sarapan dulu”. Sahut ibunya yang masih sibuk menyiapkan sarapan, tak lupa adik kecil gadis itu Jinho juga ada di situ menatapnya heran.
“Tidak ada waktu buat sarapan Eomma. Aku sudah terlambat” Teriaknya.
Tanpa menunggu lama lagi gadis itu mengambil sepedahnya di dalam bagasi dan mengayuhnya dengan kecepatan Tinggi. Nama gadis itu Kim Hye Jin usianya 18 tahun dia adalah siswa kelas 3 SMA dan bersekolah di Hanyang School, Seoul, Korea selatan. Dia adalah seorang gadis yang cuek, berantakan, nmun manis serta terkesan sedikit urakan. Hye Jin selalu terlambat setiap masuk sekolah padahal dia sudah memasang  jam alarm tapi itu semua tidak bisa membuatnya terbangun. Setelah menempuh perjalanan sekitar hampir 10 menit akhirnya Hye Jin sampai di sekolah, namun sayang sekali pintu gerbang sekolah sudah di tutup jadi mau tidak mau Hye Jin menitipkan sepedahnya di paman penjual baso dekat sekolahnya.
 “Ajoessi, aku nitip sepeda ya!!!”. Katanya Enteng
“Aish…kau ini selalu terlambat. Sebenarnya kau ini perempuan atau laki-laki?Apa kau akan melompat pagar lagi seperti kemarin hah??” Tanya paman penjual baso itu sedikit gusar dengan ulah seorang gadis yang kelakuannya seperti seorang pria.
Hye Jin tidak menghiraukan omelan paman penjual baso itu, yang ada di benaknya sekarang adalah cepat-cepat masuk kedalam kelas agar terhindar dari hukuman guru Killer itu . Hye Jin memandang pagar sekolah dengan serius, kemudian dia mundur sekitar 10 langkah. Detik kemudian dia menghirup nafas dalam-dalam serta merenggangkan otot-otot kakinya.
“Oke, ini saatnya”. Gumamnya pelan. Hye Jin mulai berlari dengan cepat. Jarak sekitar seratus centimeter dengan pagar, kaki kanannya menahan kaki kirinya dan kemudian melompat. Dengan kaki panjang yang dimilikinya, Hye Jin bisa melewati pagar sekolahnya dengan mudah. Tapi sayang, keindahan dia dalam melompat tidak seindah nasibnya. BRUUUK!!! Tubuhnya tidak sengaja menimpa seorang pria. Merekapun saling berpandangan, Hye Jin terpesona dengan ketampanan pria itu, matanya tidak bisa berkedip, tubuhpun terasa kaku bagaikan ada daya tarik magnet yang begitu besar yang bersarang di tubuh pria tersebut. Mata elang pria itu memandang Hye Jin tajam dengan penuh kekesalan yang menyelimuti dirinya.
“YA!!!! Sampai kapan kau akan menindihku seperti ini hah??”Suara teriakan pria itu membuyarkan lamunan Hye Jin, dan membuatnya perlu untuk meminta maaf.
“Maafkan aku.”. Katanya sambil membungkukan tubuhnya Sembilan puluh derajat.
 “Cih…lihat bajuku kotor. Gadis seperti apa kau ini? melompat pagar sekolah sembarangan!!”. Teriak pria itu. Hye Jin sontak marah karena orang yang tidak mengenal dirinya sebelumnya berani membentaknya seenak hati.
 “Apa yang kau katakan??ini bukan urusanmu”. Ujar Hye Jin Ketus sambil terus memperhatikan pria di depannya dari ujung kepala sampai kaki. Tapi pria itu sama sekali tidak berbalik melihatnya malah dia asik melihat daerah di sekitar dirinya. Mata Hye Jin terus melihatnya dengan seksama. Dari seragamnya sepertinya dia murid baru di sini?Untuk memastikan lebih baik aku Tanya padanya langsung. Batinnya. “Ya!!! Kau siswa baru disinikan?? jadi jangan macam-macam. Beraninya kau bicara seperti itu padaku”. Lagi-lagi pria itu tidak menghiraukannya. Matanya sekarang terfokus pada seorang penjaga sekolah. Senyum manispun di tujukan pada Hye Jin namun sayang senyum itu hanya senyuman seorang Lucifer.
 “Hei, Pak penjaga ada seorang….”. Kata pria itu tiba-tiba. Hye Jin sadar dengan apa yang di lakukan pria itu. Tanpa perlu berpikir lagi Hye Jin langsung membekap mulutnya dengan sekuat tenaga. Bukannya segera pergi malah si satpam itu mondar-mandir gag jelas. Sekitar 2 menit satpam itu akhirnya pergi. Cowok itu menghempaskan tangan Hye Jin dengan kasar. “Kau ini mau membunuhku ya??”.
“Makanya jangan macam-macam padaku. Mengerti?!.”
Setelah pertengakaran kecil dengan pria yang menyebalkan itu dia bergegas menuju kelas. Untung guru Killer itu belum datang. Hye Jinpun duduk bangku yang paling belakang karena menurut Hye Jin bangku belakang adalah surga dunia karena aku bisa tidur sepuasnya. Beberapa menit kemudian guru datang tapi bukan guru killer itu tapi wali kelas.
 “Selamat pagi anak-anak”. Sapa ibu wali kelas yang cantik dan modis itu kepada anak-anak didiknya.
 “Selamat pagi” Jawab semua murid.
“ Hari ini kita kedatangan murid baru disini. Dia dulu bersekolah di amerika selama dua tahun, karena pekerjaan ayahnya dia kembali lagi ke seoul. Selain itu dia juga selalu juara 1 di sekolahnya. Aku harap kalian bisa memperlakukan dia dengan baik”Ucap guru itu sambil sesekali tersenyum. Semua murid pada mulai bisik-bisik antara satu dan yang lainnya. Kenapa mereka jadi heboh begini sih. Pikir Hye Jin. “Oke…kau masuklah”.
Perlahan murid baru itu melangkahkan kakinya kedalam kelas, cara jalannya terlihat sangat angkuh dan seombong. Hye Jin melihat murid baru itu dengan seksama, Tenggorokannya tercekat seketika ketika melihat wajah anak baru itu. Ternyata cowok yang berkelahi dengannya tadi sekelas dengannya. Haish!! mimpi apa aku semalam kenapa harus sekelas dengan dia. Ujarnya dalam hati. Hye Jin melihat Semua teman dikelas khususnya cewek girangnya minta ampun karena mereka punya teman sekelas baru yang sangat tampan. Ya tampan tapi hatinya buruk.
 “Annyonghaseo…Kim Kibum Imnida. Mohon bimbingan dari kalian dan kerja samanya dari kalian semua”.  Kibum tersenyum manis. Semua cewek meleleh karena senyumanya dan memandang sayu kehadapannya. Hye Jin hanya bisa menggelengkan kepalannya.
“Baiklah…aku akan mencarikan tempat duduk untukmu”. Ucap ibu wali kelas matanya menerawang ke seluruh bangku yang ada di dalam kelas.
Semua cewek di kelas ini berharap duduk di dekat Kibum terkecuali Hye Jin. Ketika Ibu Wali Kelas  sibuk mencarikan tempat duduk untuknya, Kibum berjalan menuju ke arah Hye Jin dan duduk di sampingnya tanpa rasa sungkan sedikitpun. Apa-apaan ini semua kenapa dia memilih duduk di sebelahku padahal masih banyak bangku yang kosong. YA Tuhan….!!!! Kenapa hidup aku seperti ini. Gumamnya dalam hati.
“Aku rasa itu bukan tempat duduk yang baik bagimu tapi ya sudahlah. Hye Jin tolong bimbing dia dengan baik siapa tahu kau bisa rajin dan pintar seperti dia”. Hye Jin terkejut mendengar perkataan Ibu wali kelas kepadanya. Kata-kata ibu itu terlihat halus tapi sangat menusuk hati Hye Jin.  Apa dia separah itu??. Hye Jin tidak peduli dengan anggapan wali kelas terhadapnya. Matanya sekarang memandang tajam ke arah pria yang duduk di sampingnya sedang sibuk mengeluarkan buku-bukunya.
 “Ya!! kenapa kau memilih duduk disini? Disana masih banyak tempat yang kosong”. Bentak Hye Jin. Entah kenapa dia merasa sangat membenci Kibum sejak pertemuan tidak sengaja tadi pagi.
“Memangnya kenapa? Apa sekolah ini milikmu?tentu saja tidak kan, jadi terserah aku mau duduk di bangku sebelah mana”. Jawabnya dingin.
Mendengar  jawaban Kibum Hye Jin ingin sekali menendangnya dan melemparnya jauh-jauh dari kelas ini. Menurut Hye Jin lelaki macam Kibum hanya bisa menyusahkan orang-orang di sekitarnya.
**********
Di waktu istirahat Hye Jin dikantin dengan sahabatnya yang bernama Soo Yun. Dia adalah seorang gadis yang lucu, imut, manja dan sangat feminin beda sekali dengan Hye Jin yang sedikit urakan. Soo Yun itu sangatlah cantik banyak sekali pria di sekolah yang suka padanya namun Soo Yun hanya sangat mencintai pacarnya yang bernama Chang Hyun. Hye Jin makan siang dengan lahap malah terbilang cepat buat ukuran cewek padahal sebagai seorang gadis makanpun seharusnya terkesan anggun dan feminine.  Sesaat Hye Jin membandingkan dirinya dengan Soo Yun sahabatnya. Dia merasa memang sangat kalah jauh dengannya, pantas saja sampai sekarang dia tidak punya pacar karena tingkahnya yang tidak seperti gadis pada umumnya.
“Ya!!! Hye Jin kau sangat beruntung bisa satu tempat duduk dengan cowok tampan seperti Kibum, tapi kalau menurutku masih tampan Chang Hyun Oppa daripada Kibum”. Kata Soo Yun tiba-tiba.
Mendengar kata Kibum membuat nafsu makan Hye Jin mendadak hilang “Apanya yang beruntung. Menurutku dia itu pembawa sial bagi hidupku”. Kata Hye Jin asal ceplos sambil meminum habis segelas air yang ada di depannya. Hye Jin memang merasakan firasat tidak enak dalam hidupnya sejak dia bertemu dengan Kibum.
“Kau ini selalu seperti itu terhadap semua laki-laki..”. Ujar Soo Yun.
Dikantin tanpa sengaja mata Hye Jin melihat Kibum yang sedang antri beli makan siang. Di saat yang bersamaan Kibum juga melihatnya, detik berikutnya mereka berdua memalingkan wajahnya secara bersamaan. Dan yang bikin sedikit aneh yaitu para gadis yang mengikuti Kibum pergi. Apa sih istimewanya seorang Lucifer seperti Kibum sehingga semua cewek di kelas memujanya. Pikir Hye Jin. Dari kejauhan terlihat Chang Hyun berjalan mendekat kearah mereka. Ini juga merupakan salah satu hal yang di benci Hye Jin kalau Soo Yun dan Chang Hyun berada di depannya, pasti mereka sibuk bicara sendiri, mengumbar kemesraan dan tentunya Hye Jin terabaikan.
“ Hye Jin bagaimana kabarmu?” Tanya Chang Hyun ramah.
“Buruk”. Jawabnya singkat.
 “Apa yang sedang terjadi denganmu?” Tanya Chang hyun sambil menyeruput minuman Soo Yun.
 “Sudahlah…kalian pergi jangan buat Moodku tambah parah. Aku tidak mau melihat kalian bermesraan di sini. Ayo sana pergi”. Hye Jin mendorong lengan Chang Hyun sekuat tenaga.
 “Baiklah kalau begitu. Kami pergi dulu bye!”. Ucap Soo Yun.
 “Makanya kau harus cepat punya pacar hehehehehe”. Goda Changhyun.
“Apa yang kau katakan!! Cepat pergi”. Teriak Hye Jin, sehingga membuat kedua pasangan itu ketakutan dan memutuskan untuk segera pergi dari hadapan Hye Jin yang sedang mengamuk.
********
Ketika pulang dari sekolah Hye Jin melihat sebuah mobil mewah yang terparkir tepat di depn rumahnya. Hye Jin bingung tidak biasanya ada mobil mewah berkunjung dirumahnya. Ada apa ini?? Entah mengapa Hye Jin mempunyai firasat yang buruk untuk ini. Hye Jin menjagang sepedah dan perlahan masuk keruang tamu. Dia melihat ada seorang orang wanita yang satu terlihat sudah tua dan satunya terlihat seumuran dengan ibunya serta seorang paman duduk manis di sofa. Terlihat Eomma dan adik Hye Jin yang masih kelas 2 smp ikut bicara dengan 3 orang itu.
 “Aku pulang”. Sapanya ragu kepada semua penghuni yang ada di rumahnya.
 “Oh..Hye Jin akhirnya kau pulang juga. Sini”. Perintah ibunya lembut. Dia menuruti perkataan ibunya namun Hye Jin bisa melihat raut wajah ibunya yang terlihat gelisah dan khawatir. Firasat tak enak yang menyelimuti hatinya tadi semakin menjadi-jadi.
Seorang Nenek yang duduk di hadapannya memandang wajah Hye Jin dengan rasa penasaran yang sangat amat besar “Jadi dia adalah anakmu?”. Ibu Hye Jin mengangguk “Dia benar-benar gadis yang manis sama persis denganmu dan ibumu, ternyata aku tidak salah memilih” Ujarnya. Hye Jin semakin tidak mengerti dengan semua ini. Apanya yang tidak salah memilih??
 “Annyonghaseo…Chonun Kim Hye Jin imnida. Senang bisa bertemu dengan nenek”. Hye Jin berdiri dan membungkukan tubuhnya Sembilan puluh derajat kemudian duduk lagi.
“Aigoo,, Imut sekali”. Puji Nenek tersenyum manis ke arahnya. Tidak hanya Nenek yang dari tadi memperhatikannya, tapi dua orang lainnya seorang bibi dan paman juga memandang dia dengan perasaan ingin tahu yang amat besar.
 “Kau pasti bingung siapa kami dan ada alasan apa kami kesini?”. Ucap seorang bibi itu secara tiba-tiba. Hye Jin melihat kearah Ibunya yang sedikit gelisah dengan apa yang akan di katakan oleh bibi itu tidak hanya Ibu aja tapi Jin Ho adiknya juga sedikit gelisah. “Kami ingin menyampaikan bahwa…..”.
 “Tunggu….Nenek apa ini keputusan yang baik. Hye Jin umurnya masih 18 tahun. Apa dia harus melakukannya tunggulah dia untuk 2 tahun lagi”. Sela ibu Hye Jin sambil memandang Hye Jin dengan tampang yang sangat menyedihkan.
 “Aduh..!!!aku tidak bisa menunggu selama itu. Iya kalau 2 tahun lagi aku masih hidup. Jadi mumpung aku masih sehat seperti ini aku ingin melihat cucuku memberikan seorang bayi kecil untuk neneknya yaitu aku. anakku lanjutkanlah bicaramu”. Nenek itu menyuruh bibi itu berbicara lagi
Hye Jin semakin tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh nenek itu. Bayi? Memangnya siapa yang akan memberikannya seorang bayi pada nenek itu. Lalu apa hubungannya bayi dengan mereka mengatakan ini pada Ibunya dan berkunjung kerumahnya. Hye Jin terus berpikir keras untuk mencerna kejadian yang terjadi sekarang.
Bibi itupun menuruti perintah nenek tersebut “Hye Jin-a, dulu nenekmu itu adalah teman dari ibuku. Beliau berdua sangat akrab seperti saudara sendiri. suatu saat mereka berjanji kalau mereka punya anak yang berjenis kelamin beda akan di jodohkan tapi ternyata mereka berdua sama2 melahirkan seorang anak perempuan. Entah ide aneh dari mana yang ada pada mereka, kalau mereka punya cucu berjenis kelamin beda akan di nikahkan. Dan sekarang aku punya seorang anak laki2 dan ibumu punya kau jadi,…..”
“Jadi..?”. Tanya Hye Jin sedikit ragu.

=TBC=

1 komentar: