Kamis, 14 Juli 2011

FF/ Omona!! He is Immortal/Part(3)


Title: FF : Omona!! He is Immortal
Author: Maulida KimKeyong
Cast: Kim Kibum (Key SHINee), Park Eun Hee (You)
Other cast: Lee Jinki (Onew SHINee), Han Yeon Hee (fiktif), Minho SHINee
Type: Chapter!!
Genre: romance, mystery. nggak logis (?)
Rating: General 

==Part Sebelumnya==
Eun Hae menyalakan lampu tokonya dan beralih melihat pria itu. Eun Hae terpesona, wajahnya terasa sejuk seperti ditiup oleh angin laut. Topi merah pria itu jatuh dari kepalanya, wajahnya terlihat jelas. Dia tidak tahu kenapa dirinya tidak bergerak dan mata yang terus melihat kearahnya. Tampan sangat, sangat tampan. Itulah yang ada di otak Eun Hee sekarang. Alisnya yang tebal, bibir yang sangat seksi serta merah menambah nilai plus dari dirinya. Ya!! Park Eun Hee apa yang kau pikirkan. Batinnya. Eun Hee menggelengkan kepalanya dan mulai sadar kalau dia harus menginterogasinya.
“Ya!! Kau, kenapa kau mencuri daging di tokoku. Aku tidak mau kau harus ganti rugi!!!”. Ucapnya tegas dengan posisi tegak berdiri sedangkan pria itu masih tersungkur di lantai toko.
*******
Laki-laki itu terdiam, Eun Hee semakin kesal melihat tingkah pria yang ada di depannya sekarang. Setidaknya beri penjelasan atau alasan kenapa dia mencuri walau hanya sepatah atau dua patah kata.

“Kau!! Tetaplah disini jangan kemana-mana mengerti!!”.Eun Hee merogoh ponsel di saku jaketnya dengan tangan gemetar, jujur sebenarnya dia takut menghadapi pencuri ini sendirian dia takut kalau tiba-tiba pencuri itu menyakitinya atau mungkin membunuhnya. Jari-jari lentiknya memencet tombol di ponselnya. Tuuut…Tuuut…”Eoma ayo angkat”. Gerutunya pelan. Terdengar bunyi klik dari ponselnya. “Yoboseyo, Eomma aku berhasil menangkap pencurinya, lebih baik Eomma dan Appa datang kesini--Eung--Gidarilke--!!.
Eun Hee sekarang mengambil posisi duduk tepat di depan pria itu, memandangnya dengan tatapan tak bersahabat. Sebenarya dia berat hati memasang muka jutek seperti ini padanya karena menurutnya terlalu jahat memperlakukan cowok yang begitu tampan seperti ini. Sedangkan untuk cowok itu, seperti tidak ada rasa bersalah atau menyesal sedikitpun. Wajahnya terkesan angkuh dan balas memandang Eun Hee dengan tatapan yang lebih tak bersahabat. Tentu hal ini membuat Eun Hee darah tinggi.
“Ya!! Kau, kenapa memandangku seperti itu?? Tatapan yang seperti itu terlihat sama sekali kau merasa tidak bersalah. Apa kau nggak punya hati?? Sekarang minta maaf padaku!!”. Ucap Eun Hee sambil berkacak pinggang.
“Mworago!? Minta maaf padamu, cihh untuk apa aku meminta maaf padamu?hah!!”. Jawabnya enteng dan ketus.
“Ya!! Apa kau tidak sadar kalau kau mencuri daging di tokoku, apa kau tidak bisa berpikir. Setidaknya kau punya tata karma sedikit. Apa kau tidak di ajari sama orang tuamu?”
“Aku tidak punya orang tua”. Ucapnya sambil terus menatap Eun Hee. Eun Hee sedikit kasihan dan merasa bersalah karena sudah menyangkut pautkan dengan orang tuanya. “lagipula ini bukan tokomu, tapi ini toko orang tuamu jadi bisa disimpulkan aku tidak perlu minta maaf padamu. Kalau aku melakukannya berarti aku salah besar, ara!!”.
Eun Hee sontak dibuat kaget dengan pernyataan pria itu. Saat dia akan membantah perkataan pria menyebalkan yang sekarang di hadapannya, tiba-tiba terdengar suara derap langkah beberapa orang masuk kedalam tokonya. Dan sudah di duga Eun Hee sebelumnya kalau itu adalah ayah beserta ibunya. Melihat kedatangan mereka Eun Hee langsung berdiri.
“Eomma, Appa akhirnya kalian datang”. Katanya senang.
Orang tua Eun Hee hanya mengangguk dan duduk di depan pencuri itu. Ketika orang tua Eun Hee datang raut wajah pria itu berubah drastis, raut wajah yang menggambarkan rasa penyesalan yang teramat besar. Melihat hal ini Eun Hee merasa gerah dan mengumpat dalam hati. Appa Eun Hee diam sambil terus memandangnya. Wajah beliau terlihat santai dan tenang atau bahkan tidak terlihat marah. Pencuri itu menunduk karena di pandang oleh Appa Eun Hee seperti itu.
“Siapa namamu anak muda?”. Ucap ayah Eun Hee dengan bijaksana dan suara yang terkesan tenang tanpa amarah.
“Chonun Kim Kibum Imnida. Jesonghamnida Ajoessi karena telah mencuri daging di tokomu. Aku melakukannya karena terpaksa. Sekali lagi aku minta maaf ”. Kibum berdiri dan membungkuk Sembilan puluh derajat. Eun Hee nyengir kuda karena tingkah Kibum yang sekarang menjadi sok baik seperti ini.
“Tidak perlu seperti itu, lebih baik duduklah”. Kibumpun menuruti  perkataan ayah Eun Hee dengan sangat sopan. “Kau masih muda, aku hanya ingin berpesan padamu. Sebagaimana buruknya keadaanmu janganlah kau melakukan hal bodoh apapun termasuk mencuri kalau kau tidak punya uang bekerjalah dengan jerih payah sendiri. Apa kau menjual dagingku kembali?”.
“Ehh…Ohh..Ne Ajoessi aku menjualnya kembali”. Jawab Kibum ragu.
“Baiklah hanya itu yang ingin aku katakan. Untuk kali ini aku mengampunimu, tapi kalau aku tahu kau mencuri lagi di tokoku, aku tidak segan-segan untuk melaporkannya kepada polisi. Pergilah!”. Perintah Appa Eun Hee.
“Ya!! Appa kenapa kau membiarkan dia pergi. Appa tahu dia bukan sebaik yang Appa kira, dia bermuka dua appa”. jawab Eun Hee emosi. Dia tidak terima kalau cowok kurang ajar ini dilepaskan tanpa ada pertanggung jawaban yang dlimpahkan kepadanya sedikitpun.
“Yeobo, apa kau yakin ini benar eoh…”.  Ucap Ibu Eun Hee.
“Aku yakin dia adalah seorang anak muda yang baik, jadi aku ingin memberi kesempatan untuk memperbaiki dirinya”. Eun Hee beserta ibunya sudah tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. “Kibum, sekarang pergola dan jangan lakukan hal seperti ini lagi”.
“Oh..Ne Ajoessi aku tidak akan melakukan hal ini lagi. Aku pamit. Gamsahamnida”. Lagi-lagi Kibum berdiri serta membungkuk beberapa kali. Dia berjalan mundur. Matanya sekarang beradu langsung dengan Eun Hee dan detik kemudian dia nyegir. Seolah dia berbicara pada Eun Hee kalau dialah yang menang. Hal ini sontak membuat darah tinggi Eun Hee kambuh.
“Ya!!!! Jangan pergi kau!!” Eun Hee berniat mengejar pria itu namun Ibu Eun Hee memegang tubuhnya. “Lihat saja kalau aku bertemu denganmu lagi, aku akan memberi pelajaran kepadamu ingat itu!!” teriak Eun Heed an bayangan Kibumpun menghilang.
“Eun Hee, bisakah kau tenang”. Tegur Appanya. Eun Hee  hanya cemberut tingkat akut lalu kemudian diam. Dia benar-benar tidak terima diperlakukan seperti ini.
********
            Di Gang Jalan yang memiliki penerangan yang kurang dan sepi terlihat sosok cowok manis, bermata sipit yang bernama Jinki berjalan santai dengan membawa belanjaan di kedua tangannya. Di persimpangan Jalan dia melihat seorang gadis berjalan sendirian dengan muka kusut dan bibir manyun sambil berbicara sendir di jalan seperti orang gila. Setelah diperhatikan lagi olehnya, Jinki tahu kalau gadis itu adalah Eun Hee teman sekelasnya. Sekarang dia melihat Eun Hee menendang tong sampah an-organik dengan penuh amarah. Tapi sepertinya nasib tidak baik menyertainya.
Eun Hee di tegur langsung oleh seorang Ajoessi yang suaranya berasal dari kamera CCTV. Tentu saja Eun Hee mau tidak mau harus membersihkan kembali sampah2 itu. Jinki hanya tertawa kecil melihat kejadian yang ada di depan matanya. Eun Hee pun kembali berjalan begitu pula dengan Jinki. Rumah Jinki dan Eun Hee tidak begitu jauh hanya terpaut lima rumah. Walaupun mereka tetanggaan dan satu kelas namun tidak saling mengenal satu sama lain.
Sreeeet!! Sekelebat bayangan hitam melewati diriya. Jalannya Bayangan itu sangatlah cepat kadang di jalan, kadang juga berjalan di atas genteng rumah orang dan sekarang dia berjalan melewati aspa. sepertinya dia mengikuti Eun Hee. Jinki terus memperhatikan bayangan tersebut dan bersembunyi di balik tiang. Ketika Pria itu menoleh kebelakang, Semburat cahaya merah menyala di kedua matanya. Jinkipun tahu kalau itu bukan manusia tapi vampire. Perlahan namun pasti pria itu mendekat kea rah Eun Hee. Jinki yang tahu hal ini tidak  mau tinggal diam.
“Haishhh!! Siaaaaalllll”. Jinki berlari kearah Eun Hee lalu memanggilnya. Di otaknya hanya ini yang bisa lakukan sekarang. “Eun Hee!!”. Teriaknya kencang. Pria vampire itupun menghilang dengan cepat. Saying sekai Jinki tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
“Eoh, Jinki-ssi kenapa kau ada disini?”. Tanya Eun Hee.
“A..aku pulang dari belanja”. Ucap Jinki dengan nafas tersengal-sengal. “Kau sendiri?”. Tanya Jinki basa-basi.
“Nado. Tapi Jinki-ssi kau habis berlari ya,? Memang kenapa kau berlari? Apa kau di kejar seseorang?”.
“Eh..Oh itu iya ada beberapa preman yang mengejarku, tapi sekarang mereka kehilangan jejakku” Eun Hee manggut-manggut tanda mengerti. “Kau sendiri kenapa malam-malam berkeliaran. Apa kau tidak taku kalau ada seseorang yang menculikmu?”.
“Menculikku? Ahahahaha..mana mungkin ada yang menculikku. Aku bukan orang kaya. Memang pencuri itu mau minta tebusan pada orang tuaku. Ahahaha”.
“Ya!! Park Eun Hee, aku serius. Haish aku sarankan kau jangan berkeliaran di tengah malam sendirian seperti ini lagi. Mengerti!! Kaja!!”. Ajak Jinki.
“Jinki-ssi memang kau akan mengajakku kemana?”. Tanya Eun Hee polos. Dia bera-benar tidak mengerti dengan sikap Jinki yang begitu peduli padanya secara tiba-tiba seperti ini.
“Tentu saja pulang!! Mulai sekarang aku akan menjagamu, aku akan melindungimu” Ucap Jinki tanpa harus berpikir lagi. Eun Hee hanya bengong mendengar peryataan Jinki. Mendapat ekspresi seperti itu Jinki sedikit agak malu. “Sudahlah jangan terlalu memikirkan apa yang aku katakan. Ayo pulang! Bukankah kita bertetangga”.
“Eoh iya...”.
Perlahan Eun Hee mengikuti langkah Jinki sambil terus berpikir apa maksudnya dia berkata seperti itu. Melindungiku? Menjagaku? Kenapa mendadak seperti itu, padahal dekatpun sebelumnya juga tidak. Apa kata-kata tadi sama saja dengan dia menyatakan perasaannya padaku? Haish!! Tidak mungkin. Batinnya.
“Eun Hee-ssi ppali”.
Eun Hee berlari kecil menghampiri Jinki dan pulang bersama. Dan tempat lain mereka berdua tidak menyadari kalau ada seseorang pria yang mengawasinya mereka dengan semburat warna merah di kedua bola matatanya. Raut wajah itu terlihat sangat marah.
“Sia!! Karena anak muda itu aku tidak bisa mendapatkannya. Cepat atau lambat aku akan mendapatkannmu Park Eun Hee!!”. Gumamnya pelan

==TBC==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar