Rabu, 06 Juli 2011

FF/Early Marriage part 3

Tittle : “Early Marriage (repackaged)"
Author : Maulida Kimkeyong
Mian Cast :
-Kim Kibum SHINee
-Kim Hye Jin (Reader)
Support cast :
- Soo Yun (fiksi)
- Chang Hyun (Fiksi)
- Hyu Ra (Fiksi)
- Jun Hoon (Fiksi)
Length          : Chapter
Genre           : Friendship, romance

Rating          : General


Bagaikan di jatuhi batu yang besar, Tubuh Hye Jin sama sekali tidak bisa di gerakkan. Benar-benar tidak di sangka kalau calon suaminya adalah Kibum, seorang pria yang paling dia benci disekolah. Apa benar aku harus menikah dengan cowok menyebalkan ini. kenapa di usiaku yang 18 tahun ini hidupku jadi berantakan. Keluh Hye Jin dalam hati. Eomma, Nenek, Bibi beserta paman melihat kami heran.
 “Kibum-ah ternyata kalian saling kenal?”. Tanya Nenek penasaran dan memandang Kibum ingin tahu. Kibum sedikit ragu menjawabnya.
 “I..iya nenek dia teman sekelasku”. Jawabnya pelan dan ogah-ogahan.
“Ahahahaha, syukurlah kalau begitu. Memang Tuhan itu baik kepada umatnya yang telah memberikan kelancaran kepada kita, jadi kalian sudah tidak usah saling menyeusaikan lagi. Sebenarnya aku menyuruh Hye Jin datang kemari untuk mengenal satu sama lain dengan Cucuku, tapi kalau kedaannya seperti ini, tentu saja ini sangat menguntungkan.  Kibum-ah ayo duduk!”, Perintah Nenek.

  “Aku tidak mau!!!”. Sanggahnya sedikit kasar. Namun anak nenek alias ibu Kibum melotot kepadanya seakan mata itu berbicara bahwa Kibum putranya itu harus menuruti neneknya. Dengan keterpaksaan akhirnya Kibum duduk di kursi dekat ibunya.
 “Baiklah aku tidak mau membuang waktu lagi lebih cepat lebih baik kan?? Ujar Nenek penuh dengan senyuman. Deg..!! Hye Jin merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi dalam hidupnya, senyum nenek itu sama persisi dengan senyum Kibum saat tragedi di pagar sekolah. Senyum Lucifer. Batin Hye Jin. Kami berenam hanya bisa memandang nenek dalam diam menunggu nenek memulai bicara. Hye Jin menahan nafas. “Baiklah, aku sudah menentukan tanggal pernikahan buat kalian. hari pernikahan jatuh pada tanggal 25 September”.
            Hye Jin shock dengan perkataan nenek. Dia tidak percaya, benar-benar tidak menyangka kalau nenek itu bakal serius akan menikahkan mereka berdua. Yang membuat dia lebih tidak percaya lagi adalah hari pernikahan yang jatuh pada tanggal dua puluh lima September, dan tepatnya itu adalah bulan depan. Menurut Hye Jin ini sama sekali tidak masuk akal, ini benar-benar gila. Tidak hanya Hye Jin yang terlihat terkejut namun Kibum juga.
            “Nenek, kenapa kau seperti ini? Aku tidak mau menikah”. Kata Kibum berapai-api. Hye Jin hanya diam tidak berani membantah sedikitpun, sekarang pandangan Kibum tertuju pada Hye Jin “Apa jadinya nanti kalau istriku seperti dia? Nenek dia itu bukan gadis lembut seperti yang kau bayangkan, dia pernah mengancamku bahkan dia pernah melompati pagar sekolah”.
            Mendengar ucapan Kibum sontak ibu Hye Jin melihat kearah putrinya dengan pandangan gusar.  Hye Jin hanya cemberut, tidak tahu harus berkata apa. Kibum benar-benar membuat hidupnya berantakan, tapi menurutnya apa yang di katakan Kibum ada untungnya juga, siapa tahu setelah tahu bagaimana dia sebenarnya langsung berubah pikiran dan tidak menjadikan cucu menantunya. Hye Jin menunggu bagaimana reaksi Nenek.
            “Wow, ternyata kau sama sepertiku waktu masih muda dulu Hye Jin-ah, bahkan aku lebih parah dari itu. Dulu aku pernah mengerjai guru yang paling aku benci, dan karena itu aku mendapat skors selama satu minggu, Kita memang cocok Hye Jin-ah ahahahaha”. Tawa nenek.
            Hye Jin melenguh pelan, dia bahkan sedikit tidak percaya kalau nenek Kibum bakal menyukai tingkahnya yang seperti itu. Secercah harapan untuk bisa menghindari pernikahan ini hilang seketika. Sepertinya dia akan terjerumus ke lubang hitam selamanya. Kibum melirik Hye Jin dengan pandangan sengit, Hye Jinpun membalas pandangan Kibum tak kalah Sengitnya. 
“Ibu, apa pernikahan ini tidak terlalu cepat?”. Tanya Ibu Kibum, nenekpun menggeleng. Ibu Hye Jinpun ingin mengatakan sesuatu tapi beliau mengurungkan niatnya karena nenek memandang gusar ke arahnya.
 “Apa…!!! Kau ingin menolaknya. Ini sudah keputusanku jadi tidak ada orang yang bisa mengubahnya. Masalah biaya atau acara pernikahan aku yang menanggungnya dan aku sudah menyiapkan beberapa minggu yang lalu. Asal kalian tahu mereka yng terlibat sudah menyetujuinya” setelah berbicara seperti itu Nenek pergi meninggalkan mereka menuju kamarnya.
Appa, cepat lakukan sesuatu ?? Kata Kibum pada Ayahnya, namun ayahnya hanya menghela napas tanda frustasi.
“Siaaalll..!!!!”.
*********
Saat ini Hye Jin masih berada di rumah Kibum tepatnya di taman. Taman ini sangat luas banyak sekali bunga matahari disini namun sayang karena malam bunga-bunga matahari itu tidak mekar. Selain bunga matahari di situ juga ada dua ayunan yang tiangnya di lilit oleh pohon yang menjalar. Hye Jin duduk termenung disitu maratapi nasib yang diterimanya. Ini benar-benar bagaikan mimpi buruk buatnya andai waktu bisa berputar kembali Hye Jin ingin mencegh perjanjian konyol ini antara neneknya dan nenek Kibum.  Dari kejauhan tampak Kibum yang berjalan-jalan di taman. Dia tampak kaget ada Hye Jin di ayunan. Memang Kibum sedikit mengakui kalau Hye Jin saat ini terlihat sangat cantik tapi itu semua tidak membuatnya tertarik sama sekali. Hye Jin merasa tidak nyaman, karena Kibum tiba-tiba muncul di hadapannya.
“Sedang apa kau disni?”.
 “Terserah aku mau kemana aja ini kan rumahku”. Jawab Kibum ketus. Kibum ikutan duduk di ayunan satunya yang jaraknya tidak jauh dengan ayunan yang di naiki Hye Jin.
“Aish kenapa aku harus bertemu dengan orang sepertimu. Kenapa juga aku harus menikah dengan orang aneh”. Ucap Hye Jin tiba-tiba. Orang aneh?? Kata-kata itu membuat Kibum sedikit marah terhadap Hye Jin.
“Kau pikir aku juga mau apa punya calon istri yang bodoh dan malas sepertimu. Orang tampan sepertiku seharusnya cocok menikah dengan wanita seperti Moon Geun Yong Noona,  Lee Min Jung Noona, atau mungkin Song Hye Gyo Noona. Kalau di dunia ini tidak ada wanita lain selain kau baru aku mau menikahimu”.
 “Hah…walaupun lelaki didunia hanya ada kau sampai kapanpun aku nggak mau menikah denganmu, lebih baik aku jadi perawan tua. Lagian kau itu terlalu percaya diri. Sekarang aku tidak mau berdebat denganmu ayo kita lakukan sesuatu agar pernikahan ini batal”. Hye Jin sudah capek bertengkar terus dengan Kibum, yang lebih penting sekarang adalah bagaimana agar dia bisa terhindar dalam lingkaran hitam ini. Hye Jin tahu dia tidak bisa sendirian melakukan hal ini. “Bagaimana kalau kita kabur?”. Tanya Hye Jin pada Kibum.
Kibum terkejut dengan perkataan Hye Jin yang nekat  “Kabur? Kau pikir kabur dari nenek semudah itu. Aku tidak punya ide sekarang, lebih baik kau cari ide sendiri begitupula denganku”. Kibum beranjak dari ayunannya dan berjalan pergi.
“Hei!! Kibum, kau mau kemana??”. Teriak Hye Jin, namun pria itu hanya melambaikan tangannya. Benar-benar pria yang menyebalkan. Batinnya.
******
Pagi ini Hye Jin semakin berat menjalani hidup entah kenapa Hye Jin berpikir lebih baik dia bunuh diri dari pada menikah dengan orang seperti itu. Hye Jin berjalan lunglai dengan pikiran yang sedikit ngambang dan bibir yang komat-kamit nggak jelas. Mata Hye Jin sibuk melihat murid lain yang sedang asyik olahraga di lapangan. Wajah mereka sepertinya tidak mempunyai suatu beban yang berat seperti yang dia alami sekarang. Tanpa sadar Hye Jin sudah berada di dalam kelas, Dia membanting tasnya  diatas meja, sontak semua teman melihat ke arahnya. Hye Jin sudah tahu dengan sangat jelas kalau ada dua pasang mata melihat ke arahnya, siapa lagi kalau bukan sahabatnya Soo Yun dan Chang Hyun. Detik berikutnya dua sahabatnya itu mendekatinya dengan tampang ingin tahu yang sangat besar.
 “Hye..Hye Jin-ah kau kenapa?”. Tanya Soo Yun.
 “Sebenarnya kau kenapa?belakangan ini kau terlihat aneh” Kata Chang Hyun sambil menata buku sahabatnya berantakan akibat tas yang Hye Jin banting tadi. Ketika Hye Jin mau menjawab pertanyaan dari mereka, Dia melihat Kibum berjalan menuju bangkunya, meletakkan tasnya, memandangnya dengan pandangan yang sangat sinis kearahnya lalu kemudian pergi. Jebolah pertahanan Hye Jin. Selama beberapa hari ini dia berusaha untuk tidak menangis, tapi sepertinya dia gagal.  Air mata menetes di pipinya, sambil terus memandang Kibum melangkah keluar kelas. Hal itu membuat dua sahabatnya Soo Yun dan Chang Hyun ikutan memandang Kibum tak mengerti.
“Ya!! Hye Jin-ah kenapa kau menangis?ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi” ucap Soo Yun sambil mengguncang-ngguncang tubuh Hye Jin. Pasangan ini makin bingung melihat sahabatnya yang tiba-tiba seperti ini. Mereka panic tidak karuan sebenarnya Hye Jin ingin sekali tertawa melihat tampang mereka yang khawatir seperti itu, Namun suasana hatinya yang buruk tidak bisa mengeluarkan tawanya.
“Aku akan menceritakan semuanya, lebih baik kita ke taman sekolah saja”.
*******
Hye Jin duduk di kursi panjang di bawah bohon bersama kedua sahabatnya. Sebenarnya Hye Jin sedikit malu untuk menceritakan ini kepada dua sahabatnya, tapi mau bagaimana lagi tempat curahan hati Hye Jin hanya kepada mereka berdua dan itu semua membuat bebannya berkurang pastinya. Chang Hyun dan Soo Yun memandangnya penuh selidik dan rasa ingin tahu yang amat besar.
“Katakan apa yang terjadi sebenarnya?? Ucap Chang Hyun. Hye Jin menarik nafas panjangdan membuangnya pelan-pelan. Hye Jin tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi dua sahabatnya ini nanti.
“Aku tidak tahu harus bagaimana cara menceritakan ini pada kalian. Bulan depan aku akan..”. Hye Jin menghentikan kata-katanya sambil melirik dua sahabatnya. Soo Yun dan Chang Hyun menahan nafas menunggu perkataan Hye Jin selanjutnya. “Aku akan menikah”.
“Apa?!!! Menikah!!’. Ucap mereka bersamaan.
“Bagaimana bisa?, ujar Chang Hyun. “Bahkan kau pun tidak punya pacar”.
 “Ini semua gara-gara perjaanjian konyol nenek dengan temannya. Mereka berjanji akan menikahkan cucunya kalau berbeda jenis kelamin. Aku sudah mencoba menolak tapi Eoma tidak bisa karena dia sudah berjanji sebelum nenek meninggal. Dan apa kalian tahu siapa lelaki yang jadi calon suamiku” Jelas Hye Jin berapi-api.
“Siapa dia?”, Tanya Soo Yun. Hye Jin kembali menarik nafas dalam-dalam, susah sekali menyebutkan nama cowok itu secara lantang. “Haish..lama sekali siapa, siapa?? Tanya Soo Yun menarik-narik baju Hye Jin.
“Kim Kibum”. Lega sekali, akhirnya dia bisa mengatakan nama cowok itu dengan jelas. Tapi wajah sahabatnya terlihat lebih penasaran lagi.
“Kim Kibum?? Kim Kibum siapa? Berjuta orang yang memiliki nama Kim Kibum di korea”. Ucap Soo Yun mengerutkan kedua alisnya.
“Atau jangan-jangan, Kim Kibum anak baru itu? Karena aku tadi melihat kau menangis dan menatapnya penuh amarah setelah kedatangan dia di kelas?Benarkah dia?”. Hye Jin tidak menyangka Chang Hyun sejeli itu dan bisa menebak dengan tepat. Hye Jin pun mengangguk lemas.
“Apa??Jadi kalian akan menikah!!! Yang benar saja?”, Tanya Soo Yun tak percaya.
“Soo Yun, Chang Hyun, bisakah kalian menolongku untuk membatalkan pernikahan ini”.Pintanya
 “Akan kami pikirkan Hye Jin”. Jawab Chang Hyun yang kasihan melihat sahabatnya itu. Tapi Hye Jin merasa Kalau Soo Yun dan Chang Hyun tidak akan bisa mengeluarkan dia di dalam lubang ini.
*********
Di kelas suasana hati Hye Jin bertambah sangat buruk karena ada Kibum duduk tepat disampingnya. Dari tadi pagi sampai jam mau pulang Hye Jin dan Kibum tidak bicara sepatah katapun. KRING….. !!!! bel pulang pun berbunyi. Hye Jin membereskan buku-buku dengan sangat lambat karena dia sudah tidak punya semangat untuk menjalani hidupnya. Kibum pun pergi tanpa pamitan terlebih dahulu padanya, tapi Hye Jin memang tidak mengaharapkan Kibum untuk menyapanya.  Hye Jin berjalan menuju parkir sepeda untuk mengambil sepedah kayuh kesayangannya. Tapi ketika mau menaiki sepeda, tiba-tiba ada 2 orang berjas memegang kedua lengannya dengan paksa dan menyeretnya. Hye Jin ketakutan, dia berpikir mereka pasti orang jahat, atau jangan-jangan dia di culik. Hye Jin berusaha sekuat mungkin untuk melepaskan diri dari genggaman dua orang berjas itu.
“Ya!!! Paman, kalian berdua  mau apa?lepaskan aku!!Tolong…Tolong..!!!” Teriaknya sekuat tenaga,
Detik kemudian dua orang itu membekap mulut Hye Jin dengan kuat sekali. Sehingga membuatnya tidak bisa bernafas. Mereka membawa dan memasukan Hye Jin kedalam sebuah mobil limosen dengan sedikit kasar. Ternyata di dalam sudah ada dua orang yaitu Kibum dan nenek. Nenek tersenyum ramah padak Hye Jin, sedangkan Kibum sama sekali tidak memandangnya sedikitpun. Sekarang nenek sedang mengaduk-ngaduk tiga cangkir teh, tentunya itu untuk Kibum, nenek, serta dirinya sendiri. Nenek Kibum memberikan cangkir teh itu pada dirinya dan Kibum.  Hye Jinpun meneguk teh itu sedikit ragu.
 “Maaf kalau aku menculik kalian berdua khususnya Hye Jin. Karena Nenek tahu,  kalau kalian nenek suruh pasti tidak akan mau. Nenek ingin hari ini kalian mencoba baju pengantin yang sudah didesain khusus”.  Ujar Nenek enteng.
Bruuuushhhh tiba-tiba Teh yang ada didalam mulut Hye Jin muncrat dan keselek. “Uhuk…uhuk…”
“Apa!!!Nenek sudah hentikan, jangan seperti ini kami masih 18 tahun. Jangan paksa kami buat menikah.”.  Omel Kibum pada Neneknya.
“Benar apa yang dikatakan Kibum nek, kalau tidak sepantasnya kami….”. sergah Hye Jin
 “Hoamm..!! nenek ngantuk sekali, lebih baik aku tidur dulu. Pak sopir kalau sudah sampai bangunkan aku”.
Sopir itu pun mengangguk dengan sopan. Hye Jin tidak yakin nenek itu tidur sungguhan, dia tahu kalau nenek Kibum hanya pura-pura tidur agar bisa mengalihkan pembicaraan. Hye Jin dan Kibum saling pandang serta menghela nafas panjang. Mereka berdua benar-benar sudah di buat stress sama nenek. Beberapa menit kemudian sampailah mereka disebuah butik terkenal di seoul. Dengan tingkat kesadaran yang sangat rendah alias terpaksa Hye Jin dan Kibum menuruti apa yang di perintahkan nenek. Hye Jin mencoba sebuah gaun pengantin dan terlihat sekali kalau gaun pengantinnya sedikit kekecilan. Si asisten sedikit memaksa untuk menarik rek’nya. Memang sejak masalah rumit ini datang, Hye Jin lebih banyak makan untuk meluapkan emosinya. Detik berikutnya Hye Jin melihat dirinya di sebuah kaca besar yang tepat berada di depannya, Dia terlihat anggun dan cocok memakai gaun ini. Senyum simpul mengembang di bibirnya. Di sisi lain Kibum juga mencoba memakai jas yang berwarna putih, dia terlihat sangat tampan dan gagah hari ini. Kibum tidak sengaja melihat Hye Jin memakai gaun pengantin, matanya tidak henti-henti untuk memandang karena Hye Jin yang terlihat anggun dan cantik, cocok sekali gaun ini buatnya. Hye Jin melihatnya dan secepat mungkin Kibum mengalihkan pandangannya. 
 “Kalian berdua kesini”. Nenek melambaikan kedua tangannya. Hye Jin dan Kibum berjalan menuju nenek. Tangan nenek dengan cekatan mendekatkan mereka berdua. “Ayo tersenyum….”. kata nenek sambil membuka ponselnya ternyata nenek Kibum ingin memfoto mereka.
  “Tapi Nek…”. Ujar Kibum

==TBC==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar