Kamis, 14 Juli 2011

FF/Omona He is Immortal part 1


Title: FF : Omona!! He is Immortal
Author: Maulida KimKeyong
Cast: Kim Kibum (Key SHINee), Park Eun Hee (You),
Other cast: Lee Jinki (Onew SHINee), Han Yeon Hee (fiktif), Choi Minho (Minho SHINee)
Type: Chapter!!
Genre: romance, mystery.
Rating: General


Nona, Beli daging sapi segar satu kilogram!!” Ucap wanita setengah baya kepada gadis muda berambut panjang yang di kuncir ekor kuda, berwajah manis itu
“Baik Ahjumma. Tunggu sebentar”. Ucapnya
Dengan sigap gadis itu melayani bibi tersebut dengan penuh keramahan dan senyuman bahkan terkadang menanyakan kabar bibi itu dan keluarganya padahal dia sendiri tidak mengenalnya. Tangan gadis itu memegang daging sapi yang masih berlumuran darah tanpa rasa Jijik sedikitpun. Dia mulai menimbang daging itu ke alat timbangan dengan teliti setelah merasa timbangannya pas gadis itu segera memasukan daging segar tersebut kedalam kantong plastik.
 “Ini Bibi dagingnya” senyum gadis itu.
“Eolmaya??”
“5000 won bibi” Dengan membalas senyuman gadis di depanya bibi itu mengambil bungkusan daging yang dibelinya lalu pergi “Hati-hati bibi di jalan!!”.
“Ne,, Gomawo”. Jawab bibi itu.

Gadis itu melihat terus kearah bibi itu memastikan kalau bibi itu tidak akan apa-apa di jalan. Park Eun Hee itulah namanya. Dia di besarkan di keluarga yang sederhana namun bahagia. Ayah dan ibunya adalah pedagang daging yang lumayan laris. Eun Hee memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Park Jun Hoon yang masih duduk di bangku kelas dua SMP sedangkan Eun Hee sendiri murid kelas dua SMA. Kegiatannya setiap hari sangatlah rutin pulang sekolah dia lansgung belajar karena malamnya dia harus membantu orang tuanya berdagang di pasar.
“Eun Hee-ya sudah saatnya kita tutup. Bantu Eomma memasukan daging ini di lemari pendingin”. Perintah ibunya yang memiliki perawakan pendek dengan rambut pendek keritingnya.
“Tentu Eomma!!”.
Perlahan Ibu dan Eun Hee memasukan daging-daging itu ke lemari pendingin. Untuk kali ini Ayah Eun Hee tidak membantu karena akhir-akhir ini kondisinya sedang tidak baik tapi untung ada Jun Hoon yang mau  merawat ayahnya. Eun Hee melirik ibunya dengan perasaan kasihan karena terlihat sekali kalau ibunya sangatlah capek.
“Eomma, pulanglah. Biarkan aku yang membereskan ini semua. Eoma terlihat sangat capek dan pucat jadi lebih baik pulanglah”.
“Apa kau yakin? Kau tidak takut Eoma meninggalkanmu sendiri disini?”.
“Aish Eoma aku sudah besar dan aku tidak takut”.
“Baiklah kalau begitu Eoma pergi dulu. Hati-hati pulangnya”. Eun Hee mengangguk.
“Hati-hati Eoma”
 Eoma Eun Hee mengambil mantelnya karena sekarang adalah musim dingin yang disertai salju. Daam sekejap sosok wanita dewasa menghilang dari pandangan Eun hee. Eun Hee menarik nafas panjang dan menghembusnya pelan-pelan. Dengan cekatan dirinya mulai memasukan daging-daging sapi segar masih dengan banyak darah yang mengucur di pori-porinya. Bau darah benar-benar menyengat hidung Eun Hee serta membuat kepalanya pusing namun dia harus menyelesaikan semuanya. Glodak!! Sebuah kotak besar terjatuh dari atas meja. Eun Hee berjalan menuju kotak tersebut lalu kemudian menempatkan dirinya di tempat semula. Dalam diam dia berfikir bagaimana bisa kotak sebesar ini jatuh padahal tidak angina tau bahkan anginpun tidak bisa merubuhkannya. Tubuhnya dalam sekejap merinding dan takut. Dia takut kalau ada penyusup di tokonya. Gubrakkrompyang!! Lagi-lagi suara gaduh sekarang ada di gudangnya. Eun Hee mengambil tongkat kayu tepat disampingnya, perlahan namun pasti Eun Hee melangkahkan kakinya menuju gudang, tangannya semakin erat memegang gagang tongkat baseball itu. Sekarang dia sudah berada di depan pintu Gudang. Eun Hee menempelkan telinganya di pintu untuk mendengarkan sesuatu. Sunyi, benar-benar sunyi. Dengan mengeluarkan seluruh keberaniannya Eun Hee membuka kenop pintu dengan cepat tapi ternyata tidak ada apa-apa hanya ada seekor kucing.
“Ya!! Kucing, kau mengagetkanku saja”.
Eun Hee menutup kembali pintu gudang lalu melanjutkan pekerjaananya, sepertinya tidak ada yang harus di khawatirkan. Sedangkan tanpa di sadari oleh Eun Hee dari kejauhan dia di perhatikan oleh sosok cowok yang memakai pakaian serba hitam. Cara melihatnya pada Eun Hee sangatlah tajam dan terkesan tidak bersahabat. Sosok pria itu memegang perutnya.
“Aku sangat lapar. Sepertinya yang disana sangatlah terlihat segar dan enak”. Kata pria itu dengan pandangan yang tak lepas dari toko daging milik Eun Hee. Pria itu sekarang tersenyum samar ketika melihat Eun Hee yang keluar dari tokonya.
******
“Aku Pulangg!!!”. Teriak Eun Hee. Semua orang di dalam rumah meyambutnya dengan hangat dan penuh kasih saying.
“Nunaaa!! Akhirnya kau pulang. Apa kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu!!”. Kata Park Jun Hoon adik kesayangan sekaligus satu-satuya bagi Eun Hee.
“Mengkhawatirkanku?? Jeongmal??” Jun Hoon mengangguk menaggapi pertanyaan kakaknya. “Tapi kenapa kau khawatir?”.
“Karena akhir-kahir ini aku mendengar cerita dari teman-temanku katanya daerah di sekitar toko kita itu ada kejadian aneh. Katanya ada orang yang suka membunuh lalu memakan daging korbanya sedangkan organnya di jual untuk mendapatkan uang”
“Chin…Chincayo?”. Tanya Eun Hee sedikit ketakutan.
“Eung Nuna, Nan Gojimal aniya”.
Pikiran Eun Hee menerawang kejadian yang sedikit aneh di tokonya mulai dari jatuhnya kotak besar yang berat sampai suara berisik di gudang. Itu hanyalah Kucing tapi tetap saja Eun Hee sedikit takut. Entah bagaimana nasibya kalau dia tidak segera pulang. Wajah Eun Hee mendadak menjadi pucat pasi. Pleetak!! Tiba-tiba ibu Jun Hoon memukul ringan kepala anak bungsunya.
“Aish Eoma. Apayo!!” Kata Jun Hoon mengusap-usap kepalanya yang sakit.
“Aigoo!! Jun Hoon-ya apa yang kau ceritakan kepada kakakmu itu.Lihat kau membuat kakakmu jadi takut. Eun Hee-ya jangan hiraukan adikmu. Ayo makan, ayahmu dari tadi mencarimu.” Baik Eun Hee, ibunya dan adiknya mendekat kearah Appa mereka yang sudah duduk tenang di meja makan.
“Appaaaaa…”. Panggil Eun Hee dengan nada manja sambil memeluk ayahnya erat.
“Bagaimana, apa pelanggan kita banyak hari ini?”.
“Eung banyak sekali”.
“Maafkan ayah karena tidak bisa membantu sehingga membiarkan kau bekerja smapai larut malam seperti ini. Seharusnya kau itu belajar”.
“Appa Gwenchana, lagi pula aku sudah belajar sore harinya”. Ucap Eun Hee yang sekarang menambahkan nasi beserta lauknya di piring Appanya yang sedang sakit. “Appa makanlah”.
“Eun Hee-ya apa kau sudah memasukan semua daging di dalam lemari pendingin?”.
“Eung tentu jadi Eoma jangan khawatir tidak akan ada yang mencuri. Semuanya sudah aku tutup dan aku kunci dengan rapat!!”.
“Anak pintar hehehehe”.puji Eoma Eun Hee.
*****
Pagi harinya Eun Hee meakukan aktivitas sehari-harinya yaitu sekolah. Eun Hee berangkat naik bis karena jarak antara rumah dan sekolahnya lumayan jauh. Eun Hee sengaja untuk beragkat pagi karena kalau tidak begitu dia tidak akan dapat tempat duduk tapi tetap saja dia mendapat tempat duduk paling belakang. Tinggal satu tempat duduk yang kosong jadi mau tidak mau dia harus menempatinya. Eun Hee melihat seseorang pria manis yang ada di dekatnya dan juga sudah dikenalnya.  Pria itu sibuk mendengarkan musik dan membaca buku. yang ber judul vampire hunting. Eun Hee membatin untuk apa dia membaca buku seperti itu? memangnya dia pawang vampire? Memangnya jaman sekarang ada makhluk seperti itu?. Tanpa di sadari Eun Hee pria itu memandangnya tajam seperti elang benar-benar menyeramkan seolah bertanya padanya “apa yang kau lihat?”.
“Jinki-ssi kenapa kau selalu membaca buku tentang vampire?? apa kau suka dengan mereka? Apa kau berencana untuk menangkap mereka?Apa vampire itu masih ada”.  Tanya Eun Hee beruntun.  Pria itu menutup bukunya sejenak dan menoleh ke Eun Hee
“Memangnya ini urusanmu!”. Jawabnya.
“Aish!! Kau ini aku hanya bertanya. Bisakah kau bersifat baik kepada teman sekelasnmu dasar pria tak punya perasaan”.
“Bisa diam tidak!!!”. Bentak Jinki
“Iya aku diam apa kau puas!!”. Bantah Eun Hee.
Dan selama detik itu juga Eun Hee dan Jinki diam tanpa kata. Pagi hari Eun Hee menjadi buruk karena Jinki si pria manis tapi aneh yang ada di sekolah. Tak lama kemudian sampailah mereka berdua di sekolah. Eun Hee berjalan mendahului Jinki dan dari jauh dia sudah disambut oleh sahabatnya.
“Ya!! Eun Hee, kau beruntung sekali hari ini”. Kata Yeon Hee sahabatnya.
“Apanya yang beruntung?”.
“Karena kau bisa berangkat bersama Jinki”.
“Ya!! Kau masih menyukainya. Jinki itu orang yang kasar dan tak punya perasaan!”.
“Dari mana kau tahu?”. Yeon Hee curiga takut kalau sahabatnya sebenarnya terlibat hubungan asmara diantara keduanya. tapi tidak mungkin dari raut wajah Eun Hee dia terkesan sangat membencinya.
“Karena aku sudah mengalaminya”. Eun Hee merasakan  getaran di saku seragam sekolahya. Tanpa ragu Eun Hee mengangkat telfon yang berasal dari ibunya. “Jankaman. Yoboseyo, Eomaa Wae?”
“Eun Hee-ya!! Apa kau tadi malam benar-benar mengunci pintu dan memasukan semua daging sapi segar itu kedalam lemari pendingin. Apa kau yakin?”. tanya Eun Hee dari seberang.
“Ne, aku sudah mengunci toko dan menyimpannya. Memangnya kenapa Eoma?”. Ucap Eun Hee dengan perasaan sedikit was-was.
“Semua daging segar yang kita punya hilang!!”.
“Apa!! Hilang!!!”.

== TBC ==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar