Rabu, 06 Juli 2011

FF/Early Marriage Part 8

Tittle : “Early Marriage (repackaged)"
Author : Maulida Kimkeyong
Mian Cast :
-Kim Kibum SHINee
-Kim Hye Jin (Reader)
Support cast :
- Soo Yun (fiksi)
- Chang Hyun (Fiksi)
- Hyu Ra (Fiksi)
- Jun Hoon (Fiksi)
Length          : Chapter
Genre           : Friendship, romance 


==Part Sebelumnya==
“Ehm aku rasa, sudah selesai mengobati sekaligus membersihkan kamarnya”. Ujar Hye Jin.
Hye Jin beranjak berdiri dan cepat-cepat keluar dari kamar Kibum. Sepeninggal Hye Jin, Kibum menghela nafas panjang. Dia tidak menyangka merasakan hal ini lagi. Kibum meraba dadanya, sambil terus berpikir, kenapa dia bisa deg-deg’an seperti itu?Kenapa juga dia merasa tidak nyaman saat melihat Hye Jin dan Jun Hoon bersama? Apakah dia sudah mulai menyukainya?
===========


Malampun menjelang, Hye Jin dan Kibum pertama kali makan bersama di rumah baru mereka. duduk mereka saling berhadapan, diantara mereka tidak ada yang berani menatap satu sama lain semenjak kejadian di kamar Kibum tadi. Makan malam ini adalah murni masakan Hye Jin sendiri, walaupun tingkahnya seperti preman tapi Hye Jin bisa memasak dengan baik. asal usul Hye Jin bisa masak karena didikan ibunya sejak kecil, jadi kalau ibu Hye Jin pulang malam bekerja jadi dia bisa membuat makanan untuk adiknya dan juga dirinya sendiri. Kibum awalnya ragu untuk memakan makanan buatan Hye Jin, namun sesuap aja membuatnya terus-terusan makan karena masakan Hye Jin sangatlah enak.
“Hye Jin-ah, aku tidak menyangka kau pintar sekali memasak padahal kau itu seperti…”.
“Preman”. Sahut Hye Jin, namun Kibum hanya mengangkat bahunya. “Kau jangan meremehkanku, walaupun sifatku agak urakan tapi masih ada sisi perempuan dalam diriku”. Kibum diam tidak mengatakan apa-apa. Hye Jin terus makan tanpa memandangnya, ingin sekali dia bertanya perihal Jun Hoon.
“Hye Jin, apa sebelumnya kau dan Jun Hoon saling mengenal?”. Hye Jin sontak melihat Kibum karena mendengar pertanyaan itu dari mulutnya.
“Tidak, kami baru kenal sekarang. Memangnya kenapa?”
“Karena, aku lihat kalian terlihat sangat akrab dan dekat”. Ujar Kibum.
“Lalu kau sendiri, bagaimana dengan Hyu Ra, aku melihat kalian mesra sekali?”.
“Dia adalah mantan kekasihku”. Ujar Kibum. Hye Jin menghentikan makannya dan beralih memandang Kibum. “aku juga tidak menyangka dia bisa pindah sekolah disini”.
Hye Jin diam tidak mengatakan apa-apa, mendengar ucapan kata “Mantan kekasih”, membuat hatinya terasa sedikit aneh. Pantas saja mereka berdua terlihat mesra.
  *****             
Nyanyian burung di pagi hari terdengar dengan jelas. Hye Jin dan Kibum melakukan aktivitas mereka sehari-hari yaitu berangkat ke sekolah. Untuk hari ini mereka berangkat tidak lagi diantarkan oleh sopir neneknya melainkan berangkat dengan naik bis. Hye Jin berangkat ke sekolah tidak seperti biasanya karena dia harus membawa obat yang di berikan nenek padanya. Tadi sebelum berangkat nenek menghubunginya untuk membawa minuman itu ke sekolah. Di belakang Hye Jin terlihat Kibum berjalan, jarak mereka tidak terlalu jauh. Sudah menjadi kebiasaan bagi mereka kalau berangkat sekolah selalu berusaha untuk berjauhan. Sesampainya di halte, tidak perlu menunggu lama bispun datang. Hye Jin dan Kibum bergegas naik bus, tentu saja mereka tidak satu tempat duduk. Hye Jin memandang pemandangan kota seoul di jendela kaca bis sambil memninum obat instan pemberian nenek. Rasanya hampir mirip dengan minuman jahe, dia mengira minuman itu rasanya pahit ternyata dia salah besar. Bus perlahan berhenti di halte selanjutnya, terihat sosok cowok yang amat sangat tampan naik kedalam bis. Hye Jin sedikit terpesona dan melihatnya tanpa henti. Di kursi penumpang hanya ada kursinya dan kursi Kibum yang kosong. Hye Jin berharap cowok itu duduk dengannya. Kibum memperhatikan tingkah Hye Jin yang tidak henti-hentinya memandang cowok itu, Kibum merasa sedikit risi, apa lagi dia bisa melihat cowok itu tersenyum manis kepada istrinya dan berjalan menghampiri Hye Jin. Entah siapa yang menggerakan tubuhnya, secara spontan dan otomatis Kibum berjalan menuju tempat duduk Hye Jin dan duduk. Kibum melihat kearah cowok itu dengan pandangan sinis namun kemudian dia tersenyum. Benar-benar Lucifer sejati. Cowok itu pun mau tidak mau memakai tempat duduk Kibum yang kosong. Hye Jin memandang aneh kearah suaminya.
“Kibum, kenapa kau tiba-tiba duduk di sebelahku?”.
“Itu…Itu karena pemandangan di sebelah sini lebih bagus”. Kibum mencoba mencari-cari alasan padahal sebenarnya dia tidak rela kalau Hye Jin harus satu kursi dengan cowok itu. Hye Jin hanya menggelengkan kepalanya seolah tidak percaya dengan alasannya. Kibum memandang Hye Jin yang asik minum bingkisan pemberian nenek. “Hye Jin, apa yang kau minum itu?”.
“Ini obat herbal pemberian nenek katanya untuk mengecangkan kulit wajah agar terlihat lebih muda”
“Oh, jadi ini obat yang nenek maksud dari kemarin”. Hye Jin mengangguk pelan.
“Apa kau mau mencobanya?”. Hye Jin menyodorkan minuman itu ke Kibum. Dengan ragu Kibum menyeruput sekali minuman itu.
“Hoeeeek..!!! tidak enak sama sekali minuman apa ini?bagaimana bisa kau minum minuman seperti ini?”. Kibum memandang ngeri kea rah Hye Jin yang menyeruput obat herbal itu dengan rakus.
“Menurutku obat ini enak”.
“Kau benar-benar orang aneh”.
Tidak lama kemudian sampailah mereka di sekolah. Tidak seperti biasanya Hye Jin berjalan beriringan dengan Kibum. Sejak kejadian di dalam bis, membuat hubungan mereka lebih baik walaupun tidak seutuhnya. Tiba-tiba Kibum merasakan ada seseorang yang memegang lengannya erat, dan ketika dia melihatnya, sosok orang itu adalah Hyu Ra mantan kekasihnya.
“Oppa, selamat pagi”. Senyum Hyu Ra bahagia. Kibum membalasnya hanya dengan senyuman. Pandangan Hyu Ra sekarang tertuju pada Hye Jin yang dari tadi berada di samping Kibum. “Hai!! Ketemu lagi, ngomong-ngomong siapa namamu? Maaf aku lupa”.
“Namaku Hye Jin, Kim Hye Jin”. mata Hye Jin melirik tangan Hyu Ra yang tadi di lengan, sekarang berubah mengenggam tangan suaminya. Rasanya benar-benar sakit sekali. Kibum juga merasa tidak enak dengan Hye Jin yang terang-terangan bergandengan dengan wanita lain. Entah kenapa dia selalu merasa seperti itu.
“Ah..iya Hye Jin”. katanya manggut-manggut.  “Oppa, ayo kita ke kelas”.
Hyu Ra menarik tangan Kibum dan membawanya pergi menjauh darinya.  Hye Jin hanya bisa menatap tanpa mengatakan apa-apa. Hatinya terasa aneh, hatinya seolah mengatakan dia tidak rela Kibum pergi dengan Hyu Ra dan meninggalkannya sendirian disini. Dia berjalan dengan terus melihat dimana Kibum pergi. Kibum juga merasakan hal yang sama dia sebenarnya tidak ingin meninggalkan istrinya sendirian, ingin sekali dia menolak ajakan Hyu Ra tapi dia tidak bisa melkukannya. Yang bisa dia lakukan hanyalah, berbalik dan menoleh ke arah Hye Jin yang sekarang jauh darinya.
Hye Jin berjalan menuju kelas, tampak tidak semangat. Dia sama sekali tidak menyangka kalau melihat Hyu Ra dan Kibum seperti itu membuat moodnya buruk. Hye Jin sempat berpikir apakah dia mencintainya?Namun dia tidak bisa menjawab pertanyaanya sendiri. Suasana dalam kelas sudah terlihat ramai. Dia berjalan menuju bangku, namun lagi-lagi Hye Jin melihat Kibum dan Hyu Ra disitu. Lagi-lagi rasa tidak nyaman itu datang.
 “Hye Jin-ah, mulai sekarang bolehkah aku duduk dengan Kibum oppa?? Sebagai gantinya kau bisa duduk dengan Jun Hoon”. Tanyanya sambil tersenyum manis.
“Oh..tentu saja.
“Hyu Ra sudahlah..!!”. Kibum merasa jengkel dengan sifat Hyu Ra.
Dia tidak mengatakan apa-apa. Hye Jin sedikit demi sedikit memindahkan semua peralatan sekolahnya ke bangku Hyu Ra. Kibum ingin sekali mencegahnya tapi dia tidak bisa melakukan hal itu. Nampaknya Tubuhnya tidak mau bekerja sama dengan hatinya. Saat itu juga Jun Hoon datang, dan menuju ke bangkunya, dia sedikit bingung karena Hye Jin memindahkan barang-barangnya ke bangkunya.
“Oh, kau sudah datang?”, sapa Hye Jin.
“Ada apa? Kenapa kau memindahkan buku-bukumu di sini?”.
“Mulai sekarang kau sebangku denganku. Apa kau merasa keberatan?”.
“Benarkah. Sama sekali tidak keberatan, aku malah senang kau bisa jadi sebangkuku jadi kita bisa lebih dekat lagi hehehehehe”. Jun Hoon begitu girang setelah tahu Hye Jin menjadi teman sebangkunya.
Kibum diam seribu bahasa, dia melebarkan kupingnya agar tahu apa yang di bicarakan antara Jun Hoon dan Hye Jin. Jujur dia tidak suka melihat kedekatan mereka berdua.
*******
Hari ini adalah hari sabtu, hari dimana kelas Hye Jin, kelas 3-5 melakukan jadwal olahraga. Semua murid sudah sia-siap di lapangan melakukan stretching agar nanti masuk ke olahraga inti mereka tidak mengalami kram. Selama stretching, mata Jun Hoon selalu memandang lurus ke arah Hye Jin yang agak jauh darinya. Sejak awal dia mengenalnya dan sejak awal dia melihatnya, dia memang sudah tertarik dengan Hye Jin yang memperlakukan dia dengan baik walaupun penampilannya terlihat culun dan sama sekali tidak modis. Semua teman sekelas menjauhinya atau terkadang malah menghinanya, namun berbeda dengan Hye Jin yang selalu memberinya kehangatan dalam berteman setiap mereka bertemu. Tanpa di duga Hye Jin tidak sengaja melihat ke arahnya dan tersenyum manis padanya. Hati Jun Hoon makin berbunga-bunga karena sudah mendapat senyuman manis dari Hye Jin di pagi hari, sehingga semakin semangat membuatnya untuk menjalani kegiatan sekolah.  Jun Hoon tidak menyadari kalau ada sepasang mata yang memperhatikannya dengan pandangan sinis dan tidak suka. Kibum merasa kalau Jun Hoon itu terlalu berlebihan dengan Hye Jin dan membuatnya sedikit muak. Pandangan Kibum sekarang terarah pada Hye Jin dan memandangnya tanpa henti. Hyu Ra yang ada di sampingnya, melihat ke tempat dimana Kibum melihat.
“Oppa, apa yang kau lihat?”. Suara Hyu Ra membuat Kibum tersadar dari lamunannya.
“Ah, tidak apa-apa”. Jawabnya bohong.
Hyu Ra tidak percaya dengan yang dikatakan Kibum dan ikutan melihat ke arah yang dilihat Kibum tadi, tapi sayang dia tidak menemukan apa yang Kibum lihat.
Setelah stretching olahraga di lanjutkan dengan lari mengelilingi lapangan sebanyak lima kali. Hye Jin paling benci dengan olahraga lari. Di antara semua murid Hye Jin yang larinya paling lambat dan urutan paling akhir. Hye Jin tidak bisa bernafas, paru-parunya seakan pecah. Tiba-tiba Hye Jin merasakan seseorang yang mengiringi dia berlari. Hye Jinpun menoleh dan melihat Kibum yang ada di sampingnya.
“Apa kau baik-baik saja?”. Tanya Kibum penuh perhatian.
“Ah, Iya aku baik-baik saja”. Katanya dengan nafas tesengal-sengal.
“Kalau kau merasa capek dan tidak kuat lagi, lebih baik istirahatlah. Oke”. Ucap Kibum sambil mengacak-ngacak rambut Hye Jin dan tersenyum kemudian berlalu meninggalkannya. Langkahnya terhenti seketika, dia sedikit shock dengan perlakun Kibum yang begitu hangat kepadanya. Biasanya Kibum bisanya Cuma marah-marah dan membentak padanya. Dia meraba kepalanya sendiri, sentuhan tangan Kibum di kepalanya membuat hatinya terasa hangat, dadanya terasa nyeri. Senyum gembira terlukis di wajahnya, Sebtuhan Kibum itu membuat Hye Jin semangat dan berlari.
Guru olahraga kali ini tidak menyampaikan materi olahraga, beliau hanya menyuruh murid-murid untuk olahraga bebas sesuka mereka. Hye Jin, Hyu Ra, Chang Hyun dan Soo Yun memilih untuk istrihat. Sedangkan Jun Hoon dan Kibum mereka memilih untuk mengikuti olahraga basket bergabung dengan murid lainnya. Semua murid cewek kebanyakan bersorak untuk menyemangati Kibum. Memang dia adalah sosok pria yang menjadi idaman semua wanita di kelas. Hye Jin, Chang Hyun dan Soo Yun duduk berjejer, sedangkan Hyu Ra terpisah dengan mereka namun jaraknya tidak jauh. Terlihat Hyu Ra yang sibuk menyemangati Kibum penuh semangat, Soo Yun sahabat Hye Jin merasa sedikit risih dengan Hyu Ra yang seperti itu. Dia menganggap Hyu Ra adalah cewek agresif yang pernah dia temui di dunia ini.
 “Hye Jin, kenapa Hyu Ra begitu dekat denganKibum??padahal dia murid baru disini apa kau tidak curiga dengan hubungan mereka?” Katanya berbisik takut Hyu Ra mendengarnya.
“Hyu Ra itu adalah mantan kekasih Kibum”.
“Apa!! Mantan kekasihnya?” Hye Jin mengangguk.
“Tapi apa kau tidak cemburu, melihat suamimu mesra dengan wanita lain?”. Sahut Chang Hyun.
Hye Jin diam. Dia tidak tahu dengan perasaannya sekarang terhadap Kibum bisa di bilang cemburu atau tidak. Tapi terkadang kalau dia melihat Hyu Ra  dan Kibum bergandengan tangan hatinya di selimuti rasa tidak nyaman dan rasa perih. Matanya sibuk melihat Kibum yang lagi bermain basket. Senyumnya, matanya, hidungya benar-benar memang sempurna. Tidak heran kalau banyak cewek yang menyukainya. Mungkin juga itu termasuk dirinya. Karena sejak kejadian di pantai Kuta itu, pikirannya tidak pernah lepas dari Kibum. Tanpa di duga Kibum melihat ke arahnya dan tersenyum. Hye Jin gelagapan, mendapat perlakuan itu darinya. Benar-benar membuatnya salah tingkah. Hye Jin tidak sadar kalau Soo Yun beserta Chang Hyun memandangnya dan melihat apa yang dia lihat.
“Hye Jin-ah, apa yang kau lihat? Kau dari tadi melihat Kibum ya?”. Tanya Chang Hyun ceplas-ceplos.
“Ah…Ti…Tidak aku tidak melihatnya”. Wajahnya memerah seketika.
“Aih, sudah aku duga kalau suatu saat kau pasti menyukainya”. Goda Soo Yun.
“Sudah aku bilang aku tidak menyukainya”. Jawabnya malu-malu.
******
Jam pulang akhirnya tiba. Kibum pulang bersama dengan Hyu Ra sedangkan Hye Jin sendirian. Selama proses belajar mengajar Kibum tidak bisa konsentrasi semenjak Hye Jin tidak sebangku dengannya. Rasanya ada tembok pemisah yang jauh antara dirinya dan Hye Jin walaupun tempat duduk Hye Jin ada tepat di sampingnya. Selama pelajaran berlangsung mata Kibum tidak henti-hentinya melirik kea rah Hye Jin, dia sedikit kesal ketika melihat Jun Hoon dan Hye Jin terlihat sangat akrab dan sangat dekat. Ingin sekali dia menyeret Jun Hoon agar jauh dari Hye Jin. Kibum melihat Hye Jin yang berjalan di depannya sendirian, hatinya menyuruhnya untuk mendekatinya dan menemaninya tapi sayang Hyu Ra selalu ada di dekatnya. Kibum bimbang dengan  perasaannya sendiri dengan Hyu Ra apakah dia masih mencintainya atau tidak?. Entah kapan Jun hoon datang, Tiba-tiba dia sudah berada tepat di samping Hye Jin, mereka terlihat serius. Kibum melebarkan kupingnya agar bisa mendegar pembicaraan mereka.
“Hye Jin, apa nanti malam kau tidak ada acara?”
“Tidak ada, memangnya kenapa?”
“Aku ingin menraktirmu makan malam. Kita sudah berteman lama, jadi tidak ada salahnya kalau menraktirmu, bagaimana?”. Jun Hoon berharap agar Hye Jin mau menerima ajakannya.
“Baiklah, aku setuju. Lagipula aku bosan di rumah terus hehehe”. Tawa Hye Jin. Senyum kelegaan terpancar jelas di wajah Jun Hoon.
“Kalau begitu aku jemput di rumahmu ya?”.
“Ja..jangan, kita bertemu di tempat yang akan kita kunjungi nanti bagaimana? Rumahku jauh aku kasihan padamu kalau kau menempuh perjalanan jauh hanya untuk menjemputku”. Ujar Hye Jin bohong padahal sebenarnya dia takut kalau Jun Hoon tahu dia satu rumah dengan Kibum, bisa kacau semuanya.
“Ehm oke, aku tunggu kau jam 7. Aku pulang dulu”. Jun Hoon melambaikan tangannya kepada Hye Jin, begitu pula dengannya yang membalas lambaian itu.
Kibum mendengar jelas semua pembicaraan antara Hye Jin dan Jun Hoon. Semakin hari dia semakin jengkel dengan Jun Hoon. Beraninya dia mengajak Hye Jin yang sudah bersuami. Menurut Kibum, Jun Hoon hanya beralasan untuk menraktir Hye Jin, padahal sebenarnya diam-diam akan mengajak Hye Jin kencan. Kibum seolah tidak rela kalau Hye Jin benar-benar keluar dengan Jun Hoon. Dengan langkah pelan Kibum mengantarkan Hyu Ra di mobil jemputannya.
“Oppa, pulanglah bersamaku?”, ajaknya manja.
“ Maaf, Hyu Ra aku tidak bisa, lain kali saja”. Tolak Kibum halus. Kibum takut kalau Hyu Ra tahu rumah barunya. Dan tiba-tiba datang di rumahnya tanpa di undang. Sampai sekarang Kibum tidak tega untuk jujur padanya kalau dia sudah menikah. Melihat Wajah Hyu Ra yang polos itu membuat dia enggan untuk melukainya.
“Baiklah kalau begitu, Bye Oppaa”.
Kibum hanya tersenyum dan melambaikan tangan di saat Hyu Ra pergi dengan mobilnya. Dia kemudian melanjutkan jalannya menuju halte dekat sekolah. Matanya melihat Hye Jin duduk sendirian sambil meminum obat yang amat sangat tidak enak pemberian dari neneknya. Perlahan Kibum duduk di samping Hye Jin namun dia mengambil jarak yang agak jauh. Hye Jin tahu keberadaanya dan tersenyum namun Kibum enggan sekali membalas senyumanya  kalau dia harus mengingat lagi, Hye Jin akan pergi kencan dengan Jun Hoon nanti malam. Entah kenapa Kibum di buat panas dengan hal ini. Hye Jin juga merasa sedikit aneh dengan perubahan Kibum yang begitu berbeda jauh dengan saat jam olahraga tadi. Kibum yang tadi sangatlah hangat namun sekarang berubah dingin.
“Kibum-ah, apa kau baik-baik saja?”. Tanya Hye Jin basa-basi. Kibum hanya menoleh dan memalingkan wajahnya kembali tanpa mengatakan apapun lalu naik ke dalam bis kemudian di susul dengan Hye Jin. Hye Jin benar-benar tidak bisa mengerti dengan sifat Kibum yang kadang baik padanya namun juga dingin padanya.
“Benar-benar orang aneh”. Gumam Hye Jin pelan.
*******
Hari sudah tampak mulai gelap. Di dalam rumah yang minimalis terlihat dua sosok cewek dan cowok  yaitu Hye Jin dan Kibum yang duduk santai sambil menyantap makanan mereka. Selama makan malam mereka berdua hanya diam bahkan saling memandangpun enggan. Hye Jin sesekali melirik Kibum yang asik makan. Dia sedikit tidak nyaman dengan perlakuan Kibum padanya sejak pulang kuliah tadi mendadak menjadi sangat dingin. Selama perjalanan pulang dia sudah berusaha untuk mengajaknya bicara namun Kibum sama sekali tidak menanggapi omongannya. Rasa sedih menghinggapi hatinya, dia tidak suka melihat Kibum pendiam dan tidak mempedulikannya seperti sekarang, Hye Jin berpikir lebih baik dia menerima makian dan amarah Kibum daripada seperti ini, karena setidaknya dia bisa berkomunikasi dengannya walaupun bukan komunikasi yang baik. Hye Jin tahu Kibum tipical orang yang mudah sekali emosi tapi bukan seperti ini cara dia mengeluarkan amarahnya, kebanyakan Kibum mengeluarkan amarahnya dengan cara membentaknya sepuas hati, walaupun itu bukan keselahannya. Hye Jin benar-benar tidak betah di perlakukan seperti ini.
Kibum terus makan dan makan tanpa melihat gadis di depannya. Masakan enak Hye Jin tetap tidak bisa meredakan amarahnya. Sebenarnya dia bingung dengan tingkah lakunya sendiri, kenapa bisa seperti ini dan marah-marah tidak jelas. Dia merasa kalau saat ini dia seperti anak kecil yang teman dekatnya di rebut oleh orang lain.  Tapi bohong kalau dia tidak mengakuinya. Karena dia marah mendengar Hye Jin yang pergi kencan dengan Jun Hoon. Menurutnya, Hye Jin tidak pantas keluar dengan pria lain karena dia bersuami, namun Kibum melihat kembali dirinya sendiri yang selama ini juga sering berduaan dengan Hyu Ra bahkan terkadang jelas-jelas bergandengan tangan di depan istrinya. Sebenarnya siapa yang lebih parah atau pantas di salahkan?. Kibum lama-lama tidak betah kalau diam terus seperti ini, akhirnya dia memutuskan untuk mengajak ngobrol Hye Jin.
“Hye Jin-ah, aku dengar kau akan pergi dengan Jun Hoon malam ini apa itu benar?”. Tanyanya tanpa memandangnya. Hye Jin sontak melihat ke arah Kibum.
“Dari mana kau tahu?”. Tanyanya singkat.
“Kau tidak perlu tahu darimana aku mengetahuinya. Kau tinggal menjawabnya”.
“Iya, aku malam ini akan pergi dengannya, karena dia mau meneraktirku makan malam”.
Kibum mengerutkan kedua keningnya dan berpikir keras. Kalau Jun Hoon akan meneraktirnya makan kenapa Hye Jin juga makan malam di rumah? pikirnya dalam hati.
“Meneraktirmu makan malam?? Lalu kenapa kau sekarang makan?”. Tanyanya penasaran.
“Karena porsi makanan di restoran sedikit dan itu tidak membuatku kenyang”.
Kibum tidak menyangka kalau Hye Jin memiliki porsi makan yang banyak atau mungkin lebih banyak dari porsi makannya. Tidak mungkin kalau Jun Hoon hanya meneraktir makan malam Hye Jin, pasti nanti bakal mampir kemana-mana. Meneraktir itu hanya alasan Jun Hoon untuk mendekati Hye Jin. Hye Jin saja yang bodoh, tidak tahu trik apa yang di gunakan Jun Hoon.
“Aku yakin sebenarnya dia bukan akan meneraktirmu namun mengajakmu kencan”. Ucapnya santai.
“Maksudmu?”.
“Selain makan malam dia pasti akan mengajakmu ke tempat lain. Kau itu bodoh sekali, tidak menyadari apa yang di maksud Jun Hoon sebenarnya. Aku tidak habis berpikir kenapa seorang gadis yang bersuami bisa-bisanya keluar dengan pria lain”. Emosi Kibum tidak bisa di bendung lagi, kata-kata yang ingin dia lontarkan kepada Hye Jin akhirnya keluar juga setelah dia berusaha untuk menahannya.
Mendengar perkataan Kibum, Hye Jin tidak terima dia merasa seolah menjadi seorang istri yang ketahuan berselingkuh dengan pria lain. Padahal selama ini kalau di pikir lagi Kibum yang berselingkuh duluan dengan wanita lain. Sudah jelas sekali siapa yang sering berduaan, dan bergandengan tangan. Dia apa Kibum?. Semua dunia tahu kalau bahkan anak kecilpun tahu siapa yang berselingkuh. Gara-gara kedekatannya dengan Hyu Ra semua teman sekelas menyangka kalau mereka pacaran. Padahal dia adalah orang yang tinggal satu rumah, makan bersama, bahkan tidurmu bersama walaupun bukan satu ranjang dan orang-orang itupun tidak menganggap itu semua. Hye Jin seperti istri yang di campakan oleh suaminya. Lagi pula Hye Jin merasa Kibum sedikit aneh, Kibum tidak pernah keberatan dia dekat dengan Chang Hyun tapi kenapa denga Jun Hoon dia jadi emosi seperti ini. apa dia cemburu?
“Ya!! Apa maksudmu itu? Memang apa salahnya kalau aku jalan dengan Jun Hoon sahabatku. Kau juga tahu sendiri kalau aku juga sering jalan dengan Chang Hyun, lalu apa bedanya dengan Jun Hoon. Lihat dirimu sendiri, kau terlihat mesra di depan umum dengan Hyu Ra aku pikir kau lebih parah dariku. Kami hanya keluar untuk makan malam, sedangkan kau bergandengan di tempat umum. Aku juga tidak menyangka kalau seorang pria yang sudah beristri, melakukan hal itu dengan wanita lain”.
Amarah Hye Jin akhirnya keluar semua, uneg-uneg dari dalam hatinya tentang Kibum dan Hyura akhirnya bisa di katakan dan membuat perasaannya lega. Apa hak Kibum mengatakan dia seperti itu? Padahal dia juga berduaan dengan wanita lain. Jujur Hye Jin sebenarnya ingin marah ketika tahu Hyu Ra dan Kibum bergandengan mesra di depannya. Namun dia terlalu bodoh untuk melakukan hal itu. Dia merasa kalau Kibum benar-benar aneh, atau jangan-jangan Kibum tidak mengajaknya bicara sejak pulang sekolah karena Kibum tahu kalau dia akan pergi dengan Jun Hoon. Kibum hanya diam mendengar omelan Hye Jin tanpa membantahnya sedikitpun. Kibum bisa melihat jelas kalau sekarang Hye Jin memandangnya lekat-lekat dan ingin mengatakan sesuatu padanya.
“Kibum-ah, apa kau cemburu?” Tanya Hye Jin ragu.

==TBC==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar