Jumat, 15 Juli 2011

FF/ Omona!! He is Immortal/Part(5)


Title: FF : Omona!! He is Immortal
Author: Maulida KimKeyong
Cast: Kim Kibum (Key SHINee), Park Eun Hee (You)
Other cast: Lee Jinki (Onew SHINee), Choi Minho (Minho SHINee), Han Yeon Hee (fiktif)
Type: Chapter!!
Genre: romance, mystery. nggak logis (?)
Rating: General

==Part sebelumnya==

“Aku tidak punya banyak waktu sekarang kembalikan gelangku”. Kata Kibum.
“Tidak semudah itu kau bisa mendapatkannya. Sekarang aku Tanya padamu apa kau membawa uang untuk ganti rugi daging yang kau curi?”.
“Tidak, untuk apa aku harus membawa uang. Lagipula aku tidak punya uang sepeserpun jadi percuma kau mengaharapkan uang dariku. Ayo cepat kembalikan”. Timpal Kibum.
“Baiklah kau boleh tidak membayar ganti rugi dengan uang. Tapi kau bisa membayarnya dengan tenagamu. Kau harus mau bekerja di Toko daging ayahku”.
“AAAPPPAAAA!!!”.
=====================
Eun Hee tidak langsung respek dengan ekspresi Kibum yang terlihat kaget. Memang Niat awal Eun Hee hanya meminta uang ganti rugi namun ide itu berubah ketika tahu saat pulang sekolah Eun Hee mengetahui kalau ayahnya dan dia tidak tahu kapan ayahnya sembuh. Hal ini membuat Ibu Eun Hee tidak berdagang daging karena harus merawat ayahnya. Dapat disimpulkan kalau untuk sementara Eun Hee yang berdagang sendirian, dan tentunya dia kewalahan melakukan semua pekerjaan sendirian. Ini alasan kenapa dia merekrut Kibum menjadi pekerja di tokonya secara mendadak lagi pula Kibum juga sebenarnya butuh Uang.

“Kenapa ekspresimu seperti itu? Aku tidak mau tahu pokoknya kamu harus bersedia bekerja di toko daging milikku. Appa dan Eomma tidak bisa berjualan jadi aku yang harus menggantikan mereka. Aku kuawalahan kalau sendiri jadi aku membutuhkanmu. Sudah aku bilang dari awal anggap saja ini sebagai ganti rugi. Bagaimana??”. Eun Hee melihat Kibum dengan persaan was-was. Kibum tak bergeming sedikitpun. “Kalau kau tidak mau, aku tidak akan mengembalikan gelangmu”. Ancam Eun Hee.
“Ya!! Kenapa kau mengancamku. Baiklah aku mau bekerja di toko dagingmu. Tapi apa kau tidak takut kalau daging yang kau miliki aku ambil semuanya”.
“Kau tidak akan bisa melakukan hal itu karena aku akan selalu mengawasimu” Jawab Eun Hee tegas tanpa keraguan sedikitpun.
“Kalau begitu kembalikan gelangku sekarang!”. Perintah Kibum.
“Aku akan mengembalikan gelang ini kalau kau sudah bekerja di tokoku. Ara!!”. Kibum hanya menghela nafas mendengar ucapan gadis yang ada di sampingnya sekarang. Gadis ini benar-benar menyebalkan. Batin Kibum. “Oh iya. Apa kau juga mencuri gelang ini dari orang yang bernama Alex? Ckckckck kau ini hobi mencuri ya Kibum”.
“Mencuri?? Alex?? Ya!! Itu gelangku sendiri”. Jelas Kibum.
“Benarkah? Tapi aku tidak percaya. Kalau boleh tahu ini gambar pedang ya?sepertinya dulu aku pernah lihat gambar atau lambang ini tapi aku lupa dimana. Kibum apa kau tahu?”. Tanya Eun Hee namun Kibum tidak berkomentar apa-apa. Ekspresi  Wajahnya berubah drastis, malah terkesan sedikit lebih pucat. Eun Hee yang melihat Kibum diam saja mengurungkan niatnya untuk banyak Tanya. “
“Kau tidak tahu ya? Ya sudah kalau begitu”. Kibum tiba-tiba berdiri lalu beranjak pergi tanpa mengatakan sepatah kata apapun pada Eun Hee. “Kibum-ssi, kau mau kemana? Jangan lupa besok sore jam dua setelah pulang sekolah kau harus membantuku di toko!!”. Teriak Eun Hee dan lagi-lagi Kibum tidak menjawabnya.
*********
Jinki berdiri di tengah halaman didepan sebuah kuil. Dia menghirup udara di sekitar Kuil dengan senyum dan wajah yang tenang. Hampir sekitar enam bulan dia meninggalkan Kuil sekaligus rumah baginya. Suasana Kuil ini ramai seperti biasa, banyak pengunjung yang bersembayang dan juga Biksu yang belajar disini. Walaupun Kuil ini jauh dari keramaian dan terletak puncak sebuah bukit namun tidak menyurutkan para pengunjung untuk mengunjunginya. Sekarang Jinki berjalan menuju sebuah rumah kecil tradisional korea tanpa ragu. Rumah kecil itu terlihat sepi sekali.
“Songsaenim, apa kau di dalam. Ini aku Lee Jinki”. Ucapnya
Tanpa ada balasan dari gurunya, tiba-tiba pintu rumah kecil itu terbuka dengan sendirinya. Jinki tidak heran dengan kejadian seperti ini. Ketika dia memasuki rumah itu terlihat gurunya lagi duduk diam sambil menutup matanya. Jinki tahu kalau gurunya sedang melakukan meditasi jadi lebih baik dia menunggu gurunya sampai selesai. Sudah satu jam lebih dia menunggu dan ini membuatnya mengantuk jadi dia memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Selang dua jam, meditasi yang di lakukan guru Jinki selsai. Guru Jinki membangunkan muridnya itu dengan melempar sebuah buku padanya tanpa beranjak dari tempat duduknya. Jinkipun gelagapan dan bangun.
“Omo, Seongsanim, jesonghamnida aku ketiduran”. Ucap Jinki.
“Hal apa yang membawamu kembali kesini?”. Tanya guru Jinki dengan wajah datar.
“Oh, itu Seongsanim apa selain Alex ada vampire lain?”.
“Kenapa kau menanyakan hal seperti itu. Sejauh yang aku tahu sampai saat ini tidak ada lagi selain Alex. Apa akhir-akhir ini kau sudah melihat vampire disekitarmu?”.
“Iya, aku sudah bertemu tapi aku belum berhasil menangkapnya. Mungkin vampire yang aku lihat itu Alex walaupun agak berbeda.”. Ucap Jinki, namun di dalam hatinya masih ada sesuatu yang menjanggal.
“Apa kau kemari hanya untuk menanyakan hal itu?”. Tanya Gurunya dingin.
“Oh..Ne seongsaenim”. Jawab Jinki. Gurunya beranjak pergi meninggalkan Jinki tanpa sepatah katapun. Meninggalkan Jinki sendirian di rumah kecil yang penuh dengan buku-buku kuno tentang vampire. “Guru ijinkan aku untuk menginap disini”, Guru Jinki lagi-lagi tidak mengatakan apapun dan terus pergi.
Jinki hanya mengangkat bahu. Mendapat perlakuan seperti itu. Mungkin guru Jinki tidak menganggap pertanyaan itu penting untuk di jawab atau mungkin terkesan konyol bagi gurunya. Jinki berdiri dan berjalan menuju rak yang berisi buku-buku tua yang sudah menguning. Matanya tertarik pada sebuah buku yang berjudul History of the vampire prince”. Di bawah judul terdapat lambang yang sekilas seperti pedang hitam dengan lingakaran di atas pedang tersebut. Dengan membawa buku itu Jinki kembali duduk dan mulai membaca.
“Pada tahun 1390 masehi di sebuah kota kecil Transylvania, Rumania terdapat sebuah kehidupan yang lain dari kehidupan manusia biasanya. Di kota kecil tersbut berdiri sebuah istana megah yang sering disebut dengan “Bran castle”. Para penduduk kota tersebut hidup dengan damai dan bahagia selama ratusan tahun. Raja dari kota tersebut bernama Solomon Tussaud merupakan generasi raja ke tiga dari ayahnya yang bernama Balo Marlow. Solomon Tussaud memiliki seorang istri yang bernama  Chastity Burns.
Chastity Burns merupakan anak dari seorang bangsawan yang kaya dari Rusia. Selama lima tahun, Kehidupan sebagai sepasang suami istri mereka terlihat sangatlah harmonis, kehidupan rakyat mereka sangatlah makmur dan damai. Namun sepuluh tahun pernikahan mereka, keharmonisan mereka pudar karena belum juga memiliki seorang putra. Hal ini terjadi karena sang raja Solomon Tussaud tidak bisa menghasilkan keturuan. Raja pun frustasi karena hal ini, sehingga membuat emosinya sedikil labil dan marah-marah tanpa alasan. Dalam keadaan seperti itu Raja mendapat kunjungan dari seorang bangsawan dari Asia yang bernama Zedkiel Coudray.
Zedkiel Coudray merupakan keturunan china namun dia terlihat tampan dan mempesona tapi dia berjiwa licik, jahat dan memiliki kekuatan magic yang hebat. Zedkiel Coudray berniat untuk membantu Raja Solomon Tussaud agar mendapatkan keturunan dengan cara menikahi istrinya Chastity Burns. Tidak ada cara lain Rajapun menyetujuinya walaupun itu sangat menyakiti hatinya. Demi kebahagiaan rakyat, generasi penerusnya dan kota kecilnya itu sama sekali tidak maslah. . Zedkiel Coudray dan Chastity Burns akhirnya menikah dan benar sekali enam bulan setelah menikah Chastity Burns hamil. Namun kehamilannya membawa kebiasaan yang aneh dia suka sekali makan daging mentah atau bahkan menghisap darah pelayannya sendiri.
Karena kecintaannya Raja Solomon Tussaud pada istrinya, beliau menjadikan korban para pegawai istana bahkan rakyatnya sendiri untuk di hisap darahnya. Hanya lima bulan Chastity Burns hamil lalu kemudian melahirkan. Setelah melahirkan Chastity Burns meninggal karena darahnya di hisap habis oleh putaranya. Putranya bernama Aelfric Cromwell, Pertumbuhannya sangat cepat hanya dalam dua bulan dia sudah menjadi seorang manusia yang berumur 18 tahun. Setelah raja menyelidiki kejanggalan yang terjadi terbukti bahwa Zedkiel Coudray adalah seorang Vampire yang tersisa namun bertekat untuk menambah populasi vampire dan menguasai dunia”.
“Ini benar-benar mengerikan” Gumam Jinki pada dirinya sendiri. Jinki yang tidak sabar langsung membaca bagian tengah dari cerita buku tersebut. Dia kembali membaca halaman terakhir
Buku itu.
            “Raja Solomon Tussaud meninggal. Zedkiel Coudray dan putranya Aelfric Cromwell menguasai semua daerah Transylvania serta menciptakan vampire-vampire baru dengan cara mengigit semua penduduk. Ambisi Zedkiel Coudray untuk menguasai semuanya terwujud. Tanpa sepengetahuan ayahnya, pangeran vampire Aelfric Cromwell menyelamatkan seorang sahabatnya, Hanzi Flanders dia adalah seorang pria biasa dari rakyatnya. Persahabatn mereka sudah terjalin saeama bertahun-tahun. Namun Hanzi Flanders juga ingin mempunyai kehidupan yang kekal seperti pangeran. Diapun memaksa Aelfric Cromwell untuk menjadikan dirinya seorang vampire. Ternyata setelah dirinya menjadi Vampire, Hanzi Flanders mempunyai kekuatan yang lebih kuat dari pageran bahkan diramalkan dia adalah Vampir terkuat setelah Zedkiel Coudray. Mendengar hal ini pangeran Aelfric Cromwell membuat sebuah ikatan yang tak terpatahkan oleh apapun dengan adanya symbol pedang di bahu mereka masing-masing serta gelang yang mereka pakai. Hanzi Flanders memlikit tattoo berwarna pedang hitam sedangkan pangeran Aelfric Cromwell berwarna keemasan. Itu adalah lambang perbudakan dan renkarnasi dalam dunia vampire. Hitam adalah lambang seorang budak yang harus melindungi dan menuruti semua majikannya. Hanya Aelfric Cromwell yang tahu hal ini.”
            Hal ini membuat Jinki ingin terus membaca. Jinki membalikkan halaman buku di bagian terakhir. Di buku itu di ceritakan bahwa, Hanzi Flanders dan Aelfric Cromwell terjadi pertentangan antara mereka berdua. Hal ini dikarenakan Hanzi Flanders jatuh hati pada seorang ELF dari kaum Eldar yang bernama Rhesgil. Rhesgil adalah seorang ELF perempuan yang diramalkan akan menghancurkan bangsa Vampire dengan kekuatannya yang luar biasa. Selain itu Jinki juga melihat lambang dari ELF yaitu sebuah panah yang dililit oleh dedaunan dan terdapat bintang diatasnya. Ingin sekali dia membacanya kelanjutannya namun sayang gurunya sudah datang mau tidak mau Jinki meyembunyikan buku itu ke dalam tasnya.
            “Kau belum tidur? Cepatlah tidur besok kau harus kembali pagi-pagi  untuk sekolah. Apa kau mengerti”. Tanya guru Jinki padanya.
            “Ne, seongsanim aku mengerti”.
******
            Di sekolah Eun Hee melamun sendirian sambil memandangi gelang rampasannya. Matanya menatap lambang Pedang hitam itu. Otaknya terus berpikir dimana dia meemukan lambang aneh seperti ini. Semua bagian gelang diteliti olehnya, dan dia menemukan sesuatu tulisan kecil di sisi gelang yang lain. Sebuah tulisan Hanzi Flanders. Eun Hee berpikir kembali siapa itu Hanzi Flanders ?? bagi Eun Hee nama itu benar-benar smiliiar di telinganya. Hatinya berdegup kencang ketika mendengar atau menyebut nama itu. Benar-benar aneh.  Haissh!! Molla…!! Batinnya. Pikiran Eun Hee beberapa hari terakhir ini di bayang-banyangi tentang Kibum, senyum Kibum itu benar-benar menyejukkan hatinya. Lamunannya buyar ketika Seorang Guru datang. Beliau tidak sendirian namun dengan seorang murid laki-laki, sepertinya murid baru disini. Cowok bertubuh tinggi, berambut agak panjang dan hidung yang begitu mancung. Eun Hee melihat pria itu namun tak disangkanya pria itu melihat kearahnya sambil tersenyum manis padanya. Eun Hee pun kaget.
            “Annyonghaseo, Je ireumeun Choi Minho Imnida. Aku murid baru disini mohon bimbingannya” Pria itu membungkuk 90 derajat. Ibu Guru menyuruhnya untuk mencari tempat duduk. Banyak tempat duduk yang kosong namunmurid baru itu memilih duduk bersamanya. “Annyong, bolehkah aku duduk denganmu???

===TBC===

Tidak ada komentar:

Posting Komentar