Rabu, 13 Juli 2011

FF/Early Marriage part 18

Tittle : “Early Marriage (repackaged)"
Author : Maulida Kimkeyong
Mian Cast :
-Kim Kibum SHINee
-Kim Hye Jin (Reader)
Support cast :
- Soo Yun (fiksi)
- Chang Hyun (Fiksi)
- Hyu Ra (Fiksi)
- Jun Hoon (Fiksi)
Length          : Chapter
Genre           : Friendship, romance 


==Part
Jun Hoon tanpa ragu berjalan menuju tempat duduk yang sudah disediakan untuknya. Suasana di aula ini sangatlah berisik. Selama karirnya menjadi artis Jun Hoon baru pertama kali mengadakan konfrensi pers seperti ini. Melihat wartawan yang begitu banyak membuat dirinya gugup dan sedikit salah tingkah namun dia ingat kalau dia harus melewatkan malam ini dengan sukses. Jun Hoon ini adalah saatnya, tenanglah. Batin Jun Hoon dalam hati.
=================
“Maaf sudah membuat kalian menunggu lama. Aku ingin langsung pada inti tentang konfrensi pers ini. Masalah artikel itu saya sungguh minta maaf kepada semua orang khususnya fans saya, aku tahu karena kejadian ini membuat kalian sangat sdih atau bahkan kecewa mungkin ada juga yang membenciku. Aku benar-benar minta maaf dan satu hal lagi itu merupakan ketidaksengajaan saya. Aku melakukan hal itu karena aku mencintainya, aku tidak tega melihat dia sedih dan menangis. Buat para wartawan aku berharap jangan lagi mengusik privasi gadis itu aku mohon pada kalian”.

Jun Hoon berdri lalu membungkukan badan sampai Sembilan puluh derajat. Semua wartawan tercengang melihat dia seperti itu, sejenak mereka menghentikan aktifitas mereka sehingga membuat aula sunyi namun itu semua tidak bertahan lama Kita Jun Hoon kembali duduk. Kamera wartawan sudah mulai mengambil gambarnya.
“Kevin kami ingin bertanya, benarkah rumor yang mengatakan bahwa anda akan meninggalkan dunia entertaint dan memilih untuk bertempat tinggal di luar negeri?”. Tanya seorang wartawan yang berkepala bodak memakai kaca mata.
“Itu memang benar”. Ucap Jun Hoon tegas. Aula makin bertambah ramai karena mendengar pernyataan tak terduga. “Benar sekali aku akan meninggalkan dunia entertaint namun itu hanya sementara. Dan yang lebih penting aku ke luar negeri untuk bersekolah acting dan memperdalam vocalku. Aku mohon dukungan kalian”.
“Lalu bagaimana dengan nasib drama baru anda yang berjudul “choco strawberry”, apa anda juga membatalkan kontrak  dengan rumah produksi tersebut?”. Tanya seorang wartawan wanita.
“Iya aku sudah membatalkan banyak kontrak termasuk dengan rumah produksi yang bersangkutan. Untuk saat ini aku ingin memperbaiki acting dan vocalku. Aku hanya ingin dukungan dari kalian semua”. Ucap Jun Hoon.
“Lalu apa anda sudah tahu siapa yang akan menggantikan anda di drama tersebut?”. Tanya wartawan wannita lagi.
“Aku tidak mengetahuinya dan aku tidak perlu tahu. Aku rasa hanya itu yang aku sampaikan. Maaf kalau anda belum puas dengan jawaban saya. Terima kasih”. Ujarnya.
Jun Hoon berdiri dan berjalan menuju pintu aula. Di depan pintu Jun Hoon sudah ditunggu oleh manajernya. Kurang tiga jam lagi Jun Hoon berangkat ke London. Namun sebelum berangkat, untuk terakhir kalinya dia ingin sekali bertemu dengan Hye Jin gadis yang di cintainya.
“Hyung, aku ingin keluar sebentar. Secepatnya aku kembali”. Tanpa menunggu ijin dari manajernya, Jun Hoon langsung berlari sangat cepat sekali. Hanya satu yang ada di pikiran dan hatinya yaitu Hye Jin, Hye Jin dan Hye Jin. Dia ingin sekali saja walaupun itu Cuma sebentar tapi yang penting dia bisa bertemu dengannya. Jun Hoon menghentikan taksi lalu masuk, di dalam taksi tersebut dia menghubungi Hye Jin. Tangannya agak bergetar ketika dia menekan nomer telfon gadis yang dicintainya tersebut.
******
Hari ini adalah hari pertemuan antara orang tua Kibum dan orang tua Hyu Ra yang diaadakan dirumah suaaminya. Hye Jin berusaha untuk menemui mereka walau hanya sebentar. Dia tidak sanggup kalau harus melihat ini semua, ternyata rasa sakit yang dia rasakan lebih sakit dari yang dia bayangkan sebelumnya. Hye Jin berusaha tersenyum di depan semua orang namun sebenarnya hatinya menangis. Untuk kali ini Hye Jin tidak sanggup melihat suaminya ada di dekat Hyu Ra dan parahnya lagi menerima kenyataan kalau dua minggu lagi mereka akan menikah. Ini sudah merupakan keputusan dari kedua belah pihak setelah menjalani perundingan selama kurang lebih dua jam.Upacara pernikahan ini akan diadakan secara kecil-kecilan hanya antara anggota keluarga saja. Dalam perundingan hari pernikahan tadi, nenek sama sekali tidak menampakan batang hidungnya. Orang tua Kibum mengatakan pada Hyu Ra kalau nenek sibuk di kantor padahal sebenarnya nenek berdiam diri dikamar. Hye Jin berharap sekali bisa keluar dari lingkaran hitam ini, dan dia ingin untuk sekali sajaa Tuhan membantunya untuk mendapatkan alasan yang tepat agar dia bisa keluar dari rumah dan sepertinya Tuhan mengabulkan permintaannya, ponselnya tiba-tiba bergetar. Tertera nama Jun Hoon di layar ponselnyaa. Hye Jinpun menjauh dari mereka dan menerima telfon Jun Hoon.
Yoboseyo, ada apa?—Sekarang, baiklah tapi dimana? Oh oke”. Hye Jin langsung menutup ponselnya. Tidak sopan kalau pergi tanpa pamit. “Maaf sepertinya saya harus pergi ada sedikit urusan”.
“Kau mau kemana Hye Jin?Apa tadi yang menghubungimu itu Soo Yun?”. Tanya ibu mertua.
Hye Jin terdiam, otaknya berpikir sejenak “Iya, Tadi Soo Yun yang menghubungiku. Maafkan aku, tapi ini benar-benar sangat penting”. Hye Jin merasa bukanlah seorang menantu yang baik karena telah berbohong pada ibu mertuanya.
“Baiklah kalau begitu hati-hati”.
Tanpa banyak berpikir lagi Hye Jin mengambil mantel dan syalnya lalu dia beranjak keluar dari rumah. Kibum sedikit was-was dengan kepergian istrinya, dia takut kalau terjadi sesuatu pada Hye Jin. Sejak pertengkaran mereka di hari ulang tahun Kibum dan sampai sekarang mereka berdua tidak pernah berbicara wlaupun di depan semuanya Kibum mengatakan kalau dia sangat mencintainya tapi entah kenapa untuk saat ini dia tidak bisa kalau harus berbicara padanya. Entah itu karena hatinya terlalu sakit atau Apa Kibum benar-benar tidak tahu.
**********
Hye Jin dan Jun Hoon sudah berada di atas balkon paling atas di menara namsan. Balkon ini terdapat banyak sekali gembok couple. Mereka berdua terlarut dalam diam, mata mereka memandang lurus ke seluruh atap gedung dan rumah-rumah yang bisa mereka lihat. Langit di senja hari tampak cerah dan agak sedikit kemerahan. Anginpun bertiup dengan lembut. Balkon ini terlihat sepi tidak seperti biasanya yang ramai dikunjungi oleh pasangan kekasi, hanya ada sekitar dua atau tiga pasangan. Mereka semua lagi sibuk menulis di gembok mereka.  Melihat semuanya yang disini Hye Jin jadi teringat saat kencan pertama dan terakhir dia dengan Kibum. Mengingat itu semua dada Hye Jin sedikit terasa perih. Sudah lebih dari sepuluh menit mereka ada di sini namun Jun Hoon sama sekali tidak mengatakan apa-apa. Hye Jin tidak betah dengan suasana yang canggung dan kaku seperti ini, dia akhirnya memutuskan untuk mengajaknya bicara.
“Jun Hoon, pemandangan sore hari ini indah sekali bukan? bagaimana menurutmu?”. Tanya Hye Jin.
“Iya benar-benar indah”. Jawab Jun Hoon Singkat namun tanpa ekspresi. Melihat sahabatnya seperti itu, Hye Jin penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
“Jun Hoon, kau kenapa? Ada masalah, kau terlihat sedih”. Ujar Hye Jin.
“Dua jam lagi aku akan meninggalkan Seoul, meninggalkan semua kenangan yang sudah aku jalani di kota ini baik itu kenangan pahit atau kenangan manis tapi sebenarnya ada satu hal yang tidak bisa aku tinggalkan yaitu kau Hye Jin. Sebenarnya aku benar-benar tidak bisa meninggalkanmu, aku ingin selalu ada di dekatmu tapi aku tahu kau hanya melihat Kibum, bukan aku. Maaf Hye Jin alasan dasar dari semuanya adalah aku ingin melupakanmu”.
“Jun Hoon-ah aku….”.
“Jangan mengatakan apapun dan jangan protes dengan apa yang aku katakan. Untuk kali ini aku ingin kau mendengarkanku dan mengerti perasaanku.”. Ucap Jun Hoon tegas. Hye Jin pun tidak bisa mengatakan apa-apa.
Tiba-tiba Hye Jin mengeluarkan sesuatu dari tasnya, dia mengambil sepasang gembok couple yang berwarna merah dan biru. Jun Hoon melihat Hye Jin tidak percaya, dan dia tidak berharap kalau dia akan menyuruhnya menulis janji disini. Hye Jin mengambil gembok itu dengan tersenyum senang, lalu memberikan gembok berwarna biru pada Jun Hoon. Dia menerima gembok tersebut dengan perasaan ragu.
“Sebelum kau pergi aku ingin kau mengabulkan permintaanku?” ucap Hye Jin dengan menahan tangisannya. Hye Jin melihat gembok berwarna pink di depannya lalu melanjutkan perkataanya. “Aku ingin kau menulis sesuatu disni. Kalimat itu seperti ini “Aku akan segera pulang” apa kau mengerti?”.
“Ya!! Kenapa kau menyuruhku buat janji seperti itu, kau mau menjebakku ya?”. Tanya Jun Hoon curiga dan memandang dengan wajah tak bersahabat pada Hye Jin.
“Siapa yang mau menjebakmu. Aku hanya ingin kau menulis kalimat itu karena aku juga tidak bisa kalau harus berpisah denganmu karena aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku sendiri. Tanpa kau dan aku sadari kalau kita saling bergantung antara satu dengan yang lainnya. Aku tidak bisa jauh darimu Jun Hoon. Kembalilah setelah semuanya kembali seperti semula, aku mohon kembalilah”. Hye Jin meneteskan air matanya yang sudah tak bisa tertahankan lagi.
“Aishh, kau ini benar-benar ….”.
*********

Tiga hari sebelum pernikahan Hyu Ra dan Kibum. Suasana rumah Kibum tergolong ramai daripada kemarin-kemarin namun memang tidak seramai pernikahannya sama Kibum dulu. Kondisi Hyu Ra terlihat lebih baik daripada sebelumnya dan lebih sehat. Akhir-akhir ini banyak sekali tersenyum dan tertawa terkadang dia terlalu berlebihan. Tapi Hye Jin turut senang melihat kemajuan kondisi fisik maupun psikologi Hyu Ra. Hye Jin sudah berusaha untuk tidak memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi pada rumah tangganya dengan Kibum tapi yang jelas dia akan menjalani semuanya dengan apa adanya. Seperti biasanya hari ini Hye Jin menjalani aktivitas sekolahnya. Hyu Ra tidak masuk karena mereka lagi sibuk mengurus hari pernikahan mereka namun Kibum lebih mementingkan sekolahnya. Hye Jin, Chang Hyun beserta Soo Yun berada di kantin untuk makan siang. Soo Yun memperhatikan sahabatnya secara seksma, menurut dia Hye Jin seperti orang yang kurang tidur terbukti dari kantong matanya yang menghitam.
“Hye Jin-ah kau tidak apa-apa? Apa kau kurang tidur”. Tanya Soo Yun namun Hye Jin tidak menjawabnya.
“Sepertinya, dia tidak baik-baik saja honey”. Ujar Chang Hyun.
“Hye Jin-ah jangan diam seperti ini. sebenarnya kau kenapa? Ucap Soo Yun lagi.
“Tiga hari lagi Kibum dan Hyu Ra akan menikah”. Jawab Hye Jin lemas.
“APAAAAAA!!!”. Suara Soo Yun dan Chang Hyun menggema di seluruh kantin. Sontak semua mata melihat kearah mereka. “Bagaimana bisa secepat ini mereka menikah” Tanya Chang Hyun.
“ini keinginan Hyu Ra dan ibunya. Hah!!ternyata sakit sekali disini”. Hye Jin menepuk-nepuk dada dengan tangannya. “Aku pikir sakitnya tidak akan seperti ini, ternyata dugaanku salah. Jujur aku sedikit menyesal telah mengijinkan Kibum menikah dengan Hyu Ra. Benar-benar sakit tapi aku harus menerimanya karena aku yang menyuruhnya”. untuk ratusan kalinya dia menagis selama beberapa minggu terakhir. Semua yang di jalaninya amatlah sangat berat. Dagu Soo Yun bergetar menahan amarah melihat sahabatnya yang sepeti. BRAAAK!!! Soo Yun berdiri sambil menggebrak meja.
“Ini benar-benar tidak bisa di maafkan. Aku akan membantumu, dan aku akan bertindak”. Ucap Soo Yun penuh semangat.
“YA!! Honey, apa yang akan kau lakukan?”. Tanya Chang Hyun.
“Aku sudah tidak bisa menahan ini semua. Aku benar-benar tidak bisa melihatmu seperti ini Hye Jin”. Soo Yun lalu berlari menjauh dari mereka atau mungkin. Saking cepetnya sehingga Hye Jin dan Chang Hyun tidak bisa mengejarnya.
Soo Yun terus berlari sebisanya. Dia mencari Kibum di kelas, di toilet pria juga tidak ada. Namun dia ingat kalau Kibum suka sekali dengan olahraga basket jadi Soo Yun memutuskan untuk mencari Kibum di lapangan. Ternyata dugaannya benar dia lagi bermain sekarang. Soo Yun sebenarnya sadar kalau dia tidak seharusnya mencampuri urusan rumah tetangga orang walaupun itu sahabatnya sendiri. Tapi baginya kalau Hye Jin diam saja dia akan tersiksa dan sakit hati secara terus menerus. Soo Yun berjalan menuju ke tengah lapangan tanpa permisi. Matanya yang tajam terfokus pada Kibum dan terus berjalan. Tak lama kemudian dia sudah ada di depan Kibum. Terlihat jelas Kibum terkejut dengan kehadirannya yang tiba-tiba.
 “Ya!! Soo Yun, kau ini menganggetkanku saja”. Protesnya.
“Aku ingin berbicara empat mata denganmu”. Tanpa harus menunggu persetujuan Kibum, Soo Yun menarik tangan Kibum dan membawanya agak menjauh dari keramaian.
“Soo Yun, kau ini kenapa?”. Tanya Kibum polos.
“Apa yang aku dengar itu benar? kalau dalam waktu tiga hari kedepan kau akan menikah dengan Hyu Ra. Jawab pertanyaanku?”. Tanya Soo Yun garang.
“Dari mana kau tahu”. Kibum memandang Soo Yun, tatapan mata Soo Yun secara tiba-tiba berubah menjadi menakutkan seolah dia tidak suka kalau Kibum terlalu banyak basa-basi “Itu..iya aku memang dalam tiga hari kedepan akan menikah dengan Hyu Ra. Kenapa? Kau keberatan?”
“Iya, aku keberatan sangat keberatan. Kenapa kau tega melakukan itu, kenapa kau tidak berusaha untuk menolaknya dan memikirkan perasaan Hye Jin walaupun hal itu Hye Jin yang memintamu”. Ucap Soo Yun.
“Aku sudah menolaknya tapi Hye Jin terus memaksaku. Aku sakit hati dengannya apa lagi setelah aku tahu tentang artikel di internet tentang skandal Jun Hoon dan drinya. Walaupun Jun Hoon mengatakan padaku kalau dia yang menciumnya, tapi sampai sekarang aku masih sakit hati. Aku adalah manusia biasa bukan seorang malaikat yang selalu berbuat baik sampai kapanpun tidak aka nada orang yang memahamiku termasuk Hye Jin. Kau siapa? Bukan berarti karena kau sahabatnya lalu kau ikut campur dalam masalah ini”.
“Apa katamu!! Oke terserah kau mau berbicara seperti apa, aku hanya ingin kau mengerti Hye Jin, perasaannya juga. Semenjak kejadian itu kau tidak pernah mengajaknya bicara, kenapa karena kau sakit hati? Kau sendiri tidak tahu bagaimana sakitnya Hye Jin waktu kau membatalkan janji tiba-tiba dan lebih mementingkan Hyu Ra. Setidaknya kau jangan bersikap itu padanya, itu akan membuatnya tertekan dan berpengaruh pada bayi yang dikandungnya!!”. Soo Yun meninggikan nada bicaranya.
Kibum mendadak tubuhnya membeku, matanya membelalak lebar karena ucapan Soo Yun. Apa yang di maksud Soo Yun itu Hye Jin hamil sekarang. Tidak mungkin, kalau memang benar kenapa Hye Jin tidak memberitahunya.
“Apa maksudmu?”. Tanya Kibum sedikit lemas.
“Hah!! Iya aku lupa kalau kau tidak tahu tentang ini. Hye Jin hamil, umur kehamilannyaa sudah berjalan satu bulan. Dia menyuruhku untuk tidak mengatakan hal ini padamu tapi sudah terlanjur. Kenapa wajahmu seperti itu? Aku yakin kau pasti terkejut dan pasti kau tidak tahu harus berbuat apa-apa.”
“Kenapa dia tega sekali tidak memberitahuku?”. Ujar Kibum dengan mata berair.
“Dia ingin memberitahu di saat hari ulangtahunmu. Tapi kau tidak datang, kau mengingkarinya karena Hyu Ra. Dan ketika dia tahu dengan keadaan Hyu Ra yang mencoba bunuh diri hanya karena kau dan penyakitnya, Hye Jin merasa kasihan dan ingin sekali membuatnya bahagia itu alasan kenapa dia tidak memberitahmu sampai sekarang. Kalau kau tetap menikah dengan Hyu Ra tolong jangan lupakan Hye Jin”. Soo Yun pergi tanpa pamit.
Kibum seperti ditampar, dia seolah menjadi orang yang kejam didunia. Dia merasa kalau dirinya itu sangatlah egois. Dia orang yang hanya bisa menuruti amarahnya tanpa bisa berpikir dengan jernih. Kibum benar-benar bingung harus bagaimana yang dibutuhkan sekarang adalah meminta kejelasan tentang omongan Soo Yun. Kibum Tahu Soo Yun pasti tidak bohong namun dia merasa belum puas kalau belum menyakan secara langsung pada Hye Jin. Tapi sepertinya bukan di sekolah tempat yang cocok untuk membahas hal ini, lebih baik dirumah saja. Batin Kibum.
*********
Pulang sekolah hari ini agak malam karena  mendadak salah satu guru menginginkan jam tambahan karenaa nilai ulangan semua murid tidak ada yang bagus. Kibum benar-benar tidak sabar untuk berbicara secara langsung dengan Hye Jin. Jam terus berdetak dan saatnya mereka pulang. Kibum tidak berniat untuk membicarakan masalah ini di jalan raya, dia harus sabar. Hye Jin sudah melangkah jauh di depannya. Seolah tidak mau kehilangan jejak Hye Jin Kibum mempercepat langkahnya. Sebenarnya Kibum tidak pulang kerumah mereka berdua namun pulang kerumah nenek untuk mempersiapkan semuanya. Pikiran Kibum sekarang hanya terfokus pada Hye Jin, sampai-sampai ada seseorang yang memanggilnya dia sama sekali tidak meyadarinya. Disekitar rumah mereka terlihat sengat sepi jadi menurut Kibum ini adalah waktu yang paling tepat. Kibumpun segera menyusulnya. Hye Jin sama sekali tidak tahu kalau Kibum daritadi mengikutinya.
“Hye Jin, aku ingin bicara padamu?”. Tanya Kibum tiba-tiba. Membuat Hye Jin yang tadinya mau membuka pintu tidak jadi karena dia mendengar suara Key.
“Kibum, apa yang kau lakukan disni? Bukankah kau seharusnya pulang dirumah nenek?”. Tanya Hye Jin sedikit keheranan melihat ulah suaminya.
“Katakan yang sebenarnya padaku, apa kau hamil?”. Tanya Kibum.

==TBC==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar