Rabu, 13 Juli 2011

FF/Early Marriage part 20 END


Tittle : “Early Marriage (repackaged)"
Author : Maulida Kimkeyong
Mian Cast :
-Kim Kibum SHINee
-Kim Hye Jin (Reader)
Support cast :
- Soo Yun (fiksi)
- Chang Hyun (Fiksi)
- Hyu Ra (Fiksi)
- Jun Hoon (Fiksi)
Length          : Chapter
Genre           : Friendship, romance


==PART SEBELUMNYA==
“Hyu Ra, Ada apa denganmu?”. Tanya Kibum, namun Hyu Ra hanya membalasnya dengan senyuman.
“Aku membatalkan pernikahan ini”.

========
Ucapnya Tegas. Bisikan semua orang semakin terdengar jelas di telinga Hyu Ra. Hyu Ra yang sekarang berbeda sekali dengan Hyu Ra yang sebelumnya. Bukan gaun pengantin yang dia kenakan namun baju biasa, rambut panjangnya tergerai tidak lagi di sanggul, make up yang ada di wajahnya bersih dan polos.
“Hyu Ra….”, panggil Hye Jin.
“Aku benar-benar minta maaf kepada semua undangan karena kekcauan yang aku buat hari ini, terlebih lagi untuk Hye Jin dan Kibum aku benar-benar minta maaf karena sudah menghalangi kalian bedua, membuat kalian bertengkar, membuat kalian terpisah. Aku ingin didalam hidupku bisa membahagiakan orang lain, bukan membuat orang lain sakit hati dan menangis karena kebahagiaanku”. Hyu Ra diam sejenak sambil menatap Hye Jin. “Aku banyak belajar dari dirinya. Aku sadar kalau penyakitku bukanlah merupakan suatu alat untuk memperoleh kebahagiaan, penyakitku bukanlah alat untuk mendapat simpati atau belas kasihan orang lain. Tapi penyakitku adalah alat untuk menjalani hidup yang lebih bermanfaat, peduli dengan orang lain dan menjadi seseorang yang lebih baik lagi”. Hyu Ra tersenyum.

Semua orang tercengang dengan perkataan Hyu Ra, semuanya bertanya penyakit apa yang Hyu Ra maksud. Namun bagi Hyu Ra tidak perlu semua orang tahu tentang dirinya. Ibu Hyu Ra berjalan mendekati putrinya. Dia meraangkul dan mengelus-ngelus pundak putrinya serta tersenyum bahkan sesekali mengangguk. Terlihat sekali kalau Ibu Hyu Ra sangat senang dengan keputusan Hyu Ra saat ini. Untuk Nenek Kibum, orang tua Kibum, bahkan Ibu Hye Jin masih tidak percaya dengan tindakan Hyu Ra yang berubah drastis seperti ini.
“Hye Jin, kemarilah”. Seru Hyu Ra dan dengan langkah ragu Hye Jin berjalan menuju Hyu Ra, kemudian tanpa disangka Hyu Ra mendekatkan mereka berdua  “Sekali lagi aku minta maaf tapi aku merubah acara pernikahan ini menjadi acara pesta untuk merayakan kehamilan Hye Jin yang sudah menginjak usia satu bulan. Ayo nikmati pesta ini semuanya….!!!!”
Semua orang masih diam ditempatnya masing-masing, kaku seperti patung. Hye Jin berpikir darimana dia tahu kalau dia hamil. Namun Soo Yun dan Chang Hyun tiba-tiba bersorak dan bertepuk tangan lalu diikuti oleh orang disekitarnya.
“Ayoo kita berpesta!! Woooo!!”. Ucap Chang Hyun.
“Yeee!! Kita berpesta untuk kehamilan Hye Jin”. Ujar Soo Yun.
Suasanapun mencair dan terlihat ramai. Mereka semua berjalan menuju meja makan yang sudah banyak sekali tersedia makanan. Hyu Ra tersenyum puas melihat usahanya, puas karena membuat orang yang memang ini sudah menjadi haknya. Hye Jin, Kibum, Orang Tua Kibum, Ibu Hye Jin serta Nenek bediri dihadapan Hyu Ra dan berbicara serius padanya.
“Apa kau baik-baik saja?”. Tanya Nenek. Ini merupakan pertama kalinya nenek berbicara padanya, hal ini membuat dirinya sangat terharu. Bahagia sekali nenek mau berbicara padanya.
“Iya, aku baik-baik saja nenek. Aku senang sekali nenek akhirnya berbicara padaku”. Ucap Hyu Ra.
“Aish, kau ini. Maafkan nenek karena selama ini mengabaikanmu”.
“Aku mengerti nek. Ini memang kesalahanku jadi wajar kalau aku menerima hal itu dari nenek” Untuk kesekian kalinya Hyu Ra melihat kearah Hye Jin. “Aku benar-benar minta maaf padamu Hye Jin, karena aku hidupmu terasa sangat berat. Aku benar-benar minta maaf. Untuk Kibum Oppa, aku juga minta maaf karena aku terus memaksamu untuk selalu menemaniku”.
“Aku benar-benar bangga denganmu Hyu Ra”. Ucap Ibu Hyu Ra tiba-tiba, lalu kemudian memeluk putrinya dengan tetesan air mata. Hyu Ra hanya tersenyum senang.
            “Hye Jin-ah apa benar kau hamil?”. Tanya Ibu Hye Jin pada putrinya. Hye Jin mengangguk ragu dengan senyum yang dipaksakan, dia takut kalau Eommanya akan memarahinya, bukan hanya Ibunya tapi nenek juga.  “Ya!! Kau ini, benar-benar. Kenapa kau tidak memberitahu kami hah?”. Kata Ibu Hye Jin sambil memeukul lengan putrinya.
            “Aduh, Eomma sakit. Aku tidak memberitahu karena ada alasannya”. Ucap Hye Jin.
            “Alasan apa…?”.
            “Hye Jin, setelah acara. Nenek ingin sekali memberi pelajaran kepadamu karena nenek tahu kalau kalian membohongi nenek tentang kehamilanmu selama satu bulan ini apa kau mengerti?!”. Ucap Nenenk tegas.
            “Ba…Baik..Nek”. Ucap Hye Jin terbata-bata.
            “Dan kau Juga Cucuku”
“Aku kenapa nek?”, Tanya Kibum menunjuk dirinya sendiri dengan tampang blo’onnya.
“Nenek juga ingin memberi pelajaran untukmu, karena kau sudah berhasil membuat Hye Jin berbadan dua hehehehehe”.  Kata nenek bercanda, sontak semua orang tertawa termasuk Hyu Ra dan Ibunya. Semuanya benar-benar dilalui dengan Indah dan menyenangkan.
            Semua orang menikmati pesta ini, pesta yang tadinya merupkan pesta pernikahan namun berubah menjadi pesta untuk merayakan kehamilan Hye Jin. Jun Hoon tidak datang karena dia sudah berangkat ke London beberapa minggu yang lalu. Kibum melihat Hyu Ra dari kejauhan, dia merasa sangat bersalah padanya karena tidak bisa membalas cinta Hyura yang begitu besar untuk dirinya. Perlahan namun pasti Kibum berjalan mendekat kea rah Hyu Ra yang lagi sayik berdiri terdiam sambil meminum jus orange di balkon rumah.  Hyu Ra memandang bintang dan bulan yang bersinar terang di langit malam yang gelap. Hyu Ra merasa hidupnya hari ini lebih bermakna daripada hidupnya yang dulu.
            “Hyu Ra, apa yang kau lakukan disini?”.
            “Aku hanya ingin melihat bintang. Lihatlah oppa bintang itu sinar itu sangatlah terang, tanpa bintang langit dimalam hari tak tampak indah. Aku ingin menjadi bintang di orang sekitarku, membuat mereka bahagia setiap melihat diriku seperti mereka pada malam hari ini”. Hyu Ra menunjuk bintang dilangit.
            “Hari ini kau sudah menjadi bintang untuk semua orang disni, sinarmu sangatlah terang. Aku benar-benar minta maaf karena aku tidak bisa membalas semuanya yang kau berikan padaku. Aku tidak menyangka kalau kau mengambil langkah yang berani seperti ini. aku benar-benar berterima kasih padamu, aku tidak tahu harus bagaimana mengucapkan rasa terima kasih itu”.
            “Oppa sudahlah, jangan berbicara seperti itu. Aku benar-benar menjalani ini sekarang, aku lebih senang melihat kau bahagia dengan Hye Jin. lagi pula sebentar lagi kau akan menjadi seorang ayah, jadi hanya satu permintaanku oppa, Jangan pernah lupakan aku, ingatlah aku walau aku sudah tak ada di dunia ini.”.
            “Hyu Ra Kenapa Kau….”.
            “Kenapa aku berbicara seperti ini, karena akhir-akhir ini aku merasa kematian sangatlah dekat dengan diriku. Aku bisa merasakan itu oppa, tapi aku meminta pada Tuhan untuk memberi kesempatan padaku agar lebih banyak berbuat baik lagi pada orang lain, aku tidak tahu Tuhan mengabulkan permintaanku atau tidak. Hye Jin adalah seorang gadis yang baik oppa, jadi jangan sekalipun oppa menyakitinya. Dia banyak menderita karena ulahku. Aku benar-benar malu padanya, karena begitu malunya diriku sehingga aku tidak puas kalau hanya mengucapkan dengan kata-kata. aku benar-benar minta maaf pada kalian berdua, Oppa maukah kau memelukku untuk terakhir kalinya?”.
            Tanpa banyak berpikir lagi Kibum memeluk erat Hyu Ra. Mungkin dengan pelukan ini membuat Hyu Ra semangat menjalani hidup lagi. Kibum merasakan bahu kanannya basah, Hyu Ra menahan tangisannya sebisa mungkin, dia tidak mau kalau Kibum melihatnya atau medengarnya menangis. Namun salah Kibum tahu semuanya namun dia pra-pura tidak tahu.
#########
            Lima tahun Kemudian….
            Hye Jin terlihat sibuk memasak sarapan dipagi hari. Setelah lima tahun berjalan banyak sekali kejadian-kejadian yang Kibum dan Hye Jin alami. Kehidupan rumah tangga mereka berjalan dengan sempurna dan semakin indah di setiap harinya. Rumah tangga mereka semakin lengkap dengan kehadiran seorang malaikat kecil di kehidupan mereka. Malaikat kecil itu bernama Kim Doo Jun, dia berumur sekitar 3 tahun. Doo Jun adalah seorang balita laki-laki yang sangat sehat namun dia sedikit nakal dan bandel seperti ayahnya. Kalau di flashback kembali perkataan nenek tepat sekaali kalau dia akan melahirkan anak laki-laki jadi perlengkapan bayi yang beliau belikan sangatlah bermanfaat. Melahirkan Doo Jun merupakan moment yang tak terlupakan baginya, Hye Jin ingat jelas kalau saat itu rasanya sungguh menyakitkan. Namun dia selalu tertawa setiap ingat wajah Kibumm saat dia berada di sampingnya saat melahirkan. Wajah Kibum terlihat sangat stress, frustasi dan pucat lebih pucat daripada Hye Jin. Itu adalah kenangan termanis yang dia lalui dengan Kibum selama Hidupnya. Selain menjadi ibu rumah tangga, Hye Jin juga meneruskan kuliahnya walaupun itu terasa sedikit sulit namun dukungan Kibum selalu membuatnya semangat. Lain lagi dengan Kibum, dia bekerja di perusahaan neneknya tapi tidak langsung menjadi atasan namun menjadi bawahan dulu. Walaupun ayah Kibum menyuruh dia untuk menjadi salah satu kepala bagian di perusahaan, dia menolak karena dia juga ingin mengasah kemampuan dia dalam berbisnis. Ayah Kibum sangat bangga dengan keputusan anaknya. Hari ini adalah hari minggu itu berarti Kibum dan Hye Jin libur, jadi mereka memutuskan untuk pergi kesuatu tempat. Dari dapur Hye Jin mendengar suara tangisan Doo Jun keras sekali.
            “Yeobo, tolong tenangkan Doo Jun. aku sibuk memasak sekarang”. Teriak Hye Jin.
            Kibum yang dari tadi asyik membaca Koran di ruang keluarga langsung berdiri menuju kamarnya. Kibum membuka kamarnya perlahan, dia melihat Doo Jun sudah berdiri sambil terus menangis. Kbum tersenyum manis lalu kemudian menggendongnya.
            “Sudah jangan menangis, ada appa disini. Eomma lagi memasak, apa kau mau menemuinya?”. Tanya Kibum lembut. Doo Jun mengangguk manja. Akhirnya Kibum membawa ke dapur dan memperhatikan Hye Jin memasak.
            “Doo Jun-ah kau sudah bangun. Eomma membuatkan bubur untukmu”. Senyum Hye Jin tak kalah lembut dengan senyum Kibum pada putranya. Doo Jun tiba-tiba memberontak, dia mnegulurkan kedua tangannya pada Eommanya dengan sedikit merengek.
“Kau ingin Eomma menggendongmu?” Tanya Kibum. Doo Jun mengangguk, Hye Jin menuruti perkataan putranya. Sekarang Kibumlah yang mengaduk bubur untuk Doo Jun.
“Doo Jun-ah poppo”. kata Hye Jin merayu Doo Jun, namanya anak kecil jadi ya Doo Jun ikut aja Hye Jin memeonyongkan bibirnya dan dengan sigap Doo Jun mencium bibir ibunya. “Emuaaachhh, hehehehe”. Ucap Hye Jin, Doo Jun-pun tertawa senang.   Kibum iri dengan kemsraan antara antara istrinya dan putranya.
“Buat Appa mana??” ucap Kibum. Doo Jun mencium Kibum seperti yang dilakukannya pada Hye Jin. “Kiaa anak Pintar. Sekarang giliran Appanya minta poppo pada Eommanya”. Kata Kibum sambil memoyongkan bibirnya. Tapi Hye Jin menolak karena menurutnya perbuatan seperti itu tidak pantas dilihat oleh putra mereka.
“Ya!! Malu di lihat Doo Jun”. Ucap Hye Jin dengan sedikit menjauhkan wajahnya dari Kibum.
“Semenjak punya Doo Jun, kau selalu seperti itu. Selalu menolakku, Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi”. Kibum mengatakan hal itu dengan tampang cemberut tingkat tinggi.
“Aishh, kau ini benar-benar..”. Kata Hye Jin sambil melotot ke Kibum, namun entah kenapa si Doo Jun malah ketawa melihat tingkah orang tua mereka. Cup—Hye Jin mengganti dengan ciuman hangat di pipi kanan suaminya. Kibumpun tersenyum malu karena ulahnya sendiri.
Besok  adalah hari ulang tahun Doo Jun yang ketiga. Kibum, Hye Jin Key serta keluarga besar mereka memang memutuskan untuk merayakan ulang tahun Doo Jun bareng keluarga dan yang lainnya. Acara mereka untuk saat ini adalah berkunjung ke pemakama. Hari ini cuaca sangat dingin sebaagai seorang ibu yang baik Hye Jin berinisiatif untuk memakaikan Doo Jun beberapa lapis pakaian agar dia merasa hangat. Kibum dan Hye Jin sangat menyayangi Doo Jun putra mereka, semua keinginan Doo Jun selalu di turuti namun juga di beri batasan agar dia tidak manja.  Mereka bertiga berjalan kaki sambil sesekali beli jajan di jalan. Doo jun berjalan dintara Hye Jin dan Kibum sambil memegang tangan mereka berdua. Banyak orang yang mengira kalau Doo Jun adalah adik Kibum dan Hye Jin, tapi setelah Hye Jin memberi tahu pada mereka kalau Doo Jun adalah anaknya, mereka sama sekali tidak percaya padanya. Hal ini bisa dimaklumi karena memang Hye Jin dan Kibum terlalu muda untuk punya anak yang sudah berumur 3 tahun. Sebeum ketempat tujuan Kibum dan Hye Jin membeli satu buket bunga lili putih.
*******
Hye Jin, Kibum dan putranya Doo Jun sudah sampai disebuah tempat yang sunyi dan hanya ada satu buah mobil mewah yang terparkir di depan pemakaman. Banyak sekali batu-batu nisan berjejer, angin bertiup dengan kencang karena tempat pemakaman yang tinggi dia atas sebuah bukit. Hye Jin menggendong Doo Jun, sedangkan Kibum menaruh sebuket bunga lili di gundukan tanah yang hijau yang tertutup oleh rumput. Ternyata sebelum Kibum dan Hye Jin datang kemari sudah ada orang yang datang terbukti bunga di gundukaan tanah itu terlihat sangat segar.
“Hyu Ra, bagaimana kabarmu di surga? Apa kau baik-baik saja. Kami datang untuk mengunjungimu, aku ingin memberitahu padamu kalau besok Doo Jun berulang tahun yang ketiga tolong doakan Doo Jun di surga”. Ucap Kibum memandang batu Nisan bertuliskan Lee Hyu Ra.
“Aku dan Kibum sangat merindukanmu Hyu Ra. Apa kau ingat, dulu satu hari setelah aku melahirkan Doo Jun kau tidur dirumahku selama tiga hari berturut-turut untuk menjaga Doo Jun kalau dia ngompol atau rewel. Dan aku lihat kau juga sangat menyayangi Doo Jun, suka sekali menggendong dia bahkan aku dan Kibum tidak boleh menggendongnya. Aku sangat merindukanmu”. Hye Jin meneteskan air matanya, dia sudah tidak Bisa menahannya.
Lee Hyu Ra, dia meninggal sekitar satu tahun yang lalu akibat penyakitnya. Sejak kejadian di hari pernikahannya itu dia menjadi sahabat kami selain Soo Yun dan Chang Hyun. Waktu Hye Jin melahirkan Hyu Ra  juga ikut bingung dan menunggunya dirumah sakit. Dia sangat sayang sekali dengan Doo Jun, Hyu Ra berkata pada Hye Jin kalau Doo Jun sudah di anggap anaknya sendiri karena dia tahu kalau dia tidak akan pernah merasakan menjadi seorang ibu. Walaupun begitu dia terus menjadi gadis yang selalu ceria dan baik hati. Nama Kim Doo Jun juga Hyu Ra yang memberikannya.
“Hye Jin-ah..”. Tiba-tiba terdengar suara namja yang memanggilnya. Hye Jin dan Kibum mencari arah ke sumber suara yang menyebut nama. Mata Hye Jin langsung melihat sosok yang tinggi dan tampan, dia adalah teman sekolahnya dulu Kevin alias Jun Hoon. Hye Jin agak terkejut melihat kehadirannya. Jun Hoon mendekat ke  arah mereka bertiga. “Apa kabar?”, Tanya Hye Jin.
“Omo, Jun Hoon-ah  ke..kenapa kau bisa sampai disini??kapan kau kembali?”. Tanya Hye Jin.
“Aku kembali baru hari kemarin. Aku turut berduka cita atas meninggalnya Hyu Ra, aku tidak akan melupakannya. menurutku di orang yang sangat baik walaupun aku tidak begitu mengenalnya.” Kata Jun Hoon sambil melihat batu nisan. Sekarang pandangannya beralih memandang Kibum “Kibum, hai bro? bagaimana kabarmu?”.
“Aku baik-baik saja kau terlihat tampan, tapi aku lebih tampan darimu hehehe. Kau kembali kekorea apa kau berencana untuk berkarir lagi?”. Tanya Kibum ramah sekarang dia sudah cemburu lagi sama Jun Hoon, karena dia tahu kalau Hye Jin hanya mencintainya.
“Iya, begitulah aku akan berusaha dari awal tapi aku berencana akan menjadi penyanyi solo bukan seorang actor yang penuh kepura-puraan. Aku rasa music itu lebih murni dari hati”. Mata Jun Hoon tiba-tiba melihat seorang anak kecil yang di gendong Hye Jin. “omo, siapa anak yang kau gendong itu?”. Tanya Jun Hoon menunjuk ke Doo Jun.
“Ohh, dia ini adalah anakku”. Ucap Hye Jin santai.
“A..apa?!! Anak, tapi bagaimana bisa? Kapan kau hamil Hye Jin-ah?kenapa dia sudah sebesar ini?.
“Hye Jin, hamil sudah sekitar 3 tahun yang lalu, saat dimana kau berangkat ke London”. Jelas Kibum. Kibum sedikit pamer kepada Jun Hoon karena mereka punya seorang putra dari buah cinta mereka”. “Namanya Doo Jun”.
“Ke London, jadi masa-masa itu kau sudah Hamil. Aigoo, kenapa kau tidak memberitahuku”. Protes Jun Hoon. Doo Jun mulai berontak dari gendongan ayahnya dan sepertinya dia Ingin Jun Hoon menggendongnya. Jun Hoon kaget tapi dengan sedikit ragu dia mencoba menggendong Doo Jun.
“Doo Jun-ah, orang ini namanya adalah Jun Hoon Ajeossi” Ujar Kibum asal nyeplos.
“Ehm, Hoon Ajeossi” jawab Doo Jun. Kibum girang mendengar ucapan putranya tapi tidak untuk Junhoon. Kaena dia bukan seorang ajeossi. Kibum dan Hye Jin tak bisa menahan tawa karena ucapan anaknya, emang dasar ajaran ayahnya menyesatkan.
“Ya!! Kibum-ah apa maksudmu itu!”. Terlihat sekali Jun Hoon menolak di panggil Ajeossi karena dia belum menikah dan umurnya msih muda. “Doo Jun-ah, aku bukan Ajeossi tapi panggil aku Hyung, mengerti? Sekali lagi panggil aku Hyung” Ucap Jun Hoon.
“Eum, Hyung Ajoessi”, Kata Doo Jun. tawa Kibum dan Hye Jin semakin menjadi-jadi karena hal ini, Jun Hoon hanya tersenyum namun dia agak frustasi namun dia tidak jengkel; sedikitpun ma Doo Jun bahkan dia sudah merasa dekat, dengan satu dan lainnya.
“Ya!! Bukan ajossi tapi hyung T___T”. Jun Hoon benar-benr frustasi karena di panggil seperti itu.
“Oh ya, Jun Hoon besok datanglah kerumah kami. Karena besok adalah hari ulang tahun Doo Jun yang ketiga. Tentunya kau masih ingat rumahku kan. Soo Yun dan Chang Hyun juga datang jadi aku mengundangmu sebagai sahabat, jadi datang ya.” Rengek Hye Jin.
“Baiklah, aku akan datang lagipula aku juga memperkenalkan seseorang pada kalian”. Ucapnya.
“Siapa? Dia seorang wanita? Pacar kamu?”. Tanya Kibum.
“Rahasia besok kau juga pasti tahu hehehehe”.
*********
Keesokan harinya di malam hari
Semua orang berkumpul dirumah Kibum dan Hye Jin. seperti yang sudah di rencanakan sebelumnya kalau hari ini adalah hari ulang tahun Doo Jun. Kelurga besar sudah datang termasuk Teman-Teman Doo Jun di sekolah play group juga sudah datang. Mereka terlihat sangat lucu seklali dan terlihat sangat bahagia. Doo Jun sekarang sedang bersama Ayahnya untuk menemui tamu sedangkan Hye Jin sibuk berkutat di dapur bersama Soo Yun, ibunya, ibu mertuanya, sedangkan nenek hanya duduk diam sambil tersenyum melihat tingkah teman-teman Doo Jun. Hye Jin memperhatikan tingkah nenek yang berusaha untuk menggendong Doo Jun namun beliau tidak bisa mengangkatnya karena tubuh Doo Jun yang berat. Memang Doo Jun itu merupakan anak yang agak gemuk. Kibumpun membantu mengangkat Doo Jun digendongan nenek. Hye Jin tersenyum senang melihat moment tersebut. Doo Jun bisa dibilang kembaran Kibum waktu kecil mungkin kalau sudah besar  juga mirip sekali dengan Kibum. Soo Yun dengan senang hati terus membantu aku sebisa dia dan semampu dia. Aku perhatikan dia ingin mengatakan sesuatu tapi sepertinya dia ragu untuk mengatakannya. Chang Hyun sepertinya juga sama tidak sabar untuk mengatakan sesuatu pada aku.
“Hye Jin, aku mau memberitahumu sesuatu tapi kamu jangan terkejut ya ataupun girang?”. Ujar Soo Yun penuh keyakinan dan kemantapan hati.
“Memangnya apa yang akan beritahu padaku Soo Yun?”. Kataku sambil terus mengiris pudding yang sudah aku buat tadi. Soo Yun diam, aku melihat tangannya masuk kedalam tasnya untuk mengambil sesuatu.
“TARADA..!!!!”. Soo Yun memperlihatkan sesuatu tepat dimataku. Akupun memperhatikan secara seksama barang tersebut.
“Undangan Pernikahan!! Ya!! Soo Yun kau mau menikah, sungguh dengan siapa? Chang Hyun kah?”. Soo Yun tersenyum dan mengangguk penuh semangat. “Kiaa!! Soo Yun, selamat ya akhirnya kau akan menikah dengan Chang Hyun juga”.
“Eung, aku sudah menunggu saat-saat seperti ini, jangan lupa datang ya. Kau adalah tamu penting buatku, aku akan menangis kalau kau tidak datang dan Doo Jun ajak juga aku ingin menggendong dia di hari pernikahanku”.
“Tentu kami akan datang hehehe”. Jawabku. Mata Soo Yun berkeliaran melihat sesuatu, dan dia begitu surprise melihat kehadiran seseorang.
“Hye Jin-ah bukankah orang itu Jun Hoon”. Soo Yun menunjuk kearah orang tersebut. Tanpa harus menjawab pernyataan Soo Yun aku dan Soo Yun langsung mendekati Jun Hoon begitupula dengan Chang Hyun dan Kibum. Hye Jin berpikir bukankah dia akan mengenalkan seseorang tapi buktinya dia datang sendirian.
“Hai Jun Hoon apa kabar? Kau terlihat lebih tampan daripada dulu tubuhmu juga lebih bagus”. Ujar Chang Hyun. Jun Hoon hanya membalas ucapan Chang Hyun dengan tinjuan kecil di pundaknya.
“Jun Hoon, katanya kau mau memperkenal kan seseorang pada kami?”. Tanya Kibum.
“Sebentar, nah ini dia sudah datang”. Kata Jun Hoon.
Semua orang melihat kearah pintu dan memperhatikannya dengan seksama, Detik berikutnya muncullah sosok gadis cantik yang bukan keturunan Korea namun dia keturunan Eropa. Mungkin gadis itu adalah gadis Londong. Benar-benar terlihat sangat cantik. Gadis itu berjalan perlahan dengan anggun menuju ke Jun Hoon dan teman-temannya. Semuanya tersenyum bahagia melihat kedatangannya disini.
“Kenalkan, dia adalah Michelle dan dia adalah pacarku”. Ucap Jun Hoon tersenyum.
“Kenalkan namaku Michelle”. Katanya satu persatu kepada orang yang ada didepannya sekarang.
“Pacarmu benar-benar sangat cantik Jun Hoon”. Ucap Soo Yun. Si Jun Hoon hanya tersenyum malu.
Michelle tidak bisa berbahasa korea, tapi untung ada Kibum dan Jun Hoon yang bisa berbahasa inggris jadi setidaknya bisa di buat translate dan teman ngobrol Michelle agar dia nggak bosan. Setelah sekian lama mengobrol akhirnya cara di mulai rentetan acara di mulai dengan lancar dan penuh dengan kebhagaiaan dan sekarang saatnyaa prosesi meniup lilin namun sebelumnya para undangan menyanyikan lagu ulang tahun untuk Doo Jun.
“Saengil Chukaehamnida, saengil chukaehamnida saranghaneun uri Doo Jun saengil chukae hamnida. Woooooo”.
Setelah menyanyi semua orang bertepuk tangan dengan riuh. Dengan tuntunan Hye Jin Doo Jun meniup lilin dan saat itu juga secara bersamaan Kibum dan Hye Jin mencium pipi Doo Jun, Kibum sebelah kanan sedangkan Hye Jin sebelah kiri. Benar-benar sangat bahagia dan indah hari ini. Semua orang penuh dengan senyuman tak ada lagi kesedihan atau airmata yang terbuang untuk hari ini. Namun bagi Hye Jin, ada yang kurang tanpa kehadiran Hyu Ra. Selama dua tahun berturut-turut dia selalu merayakan ulang tahun Doo Jun tapi sekarang dia tidak bisa. Hyu Ra apa kau bisa melihat semua kebahagiann kami? Batin Hye Jin. Waktupun berlalu, tidak terasa sudah sekitar dua jam mereka merayakan ulang tahun Doo Jun. satu persatu undangan pulang tinggal keluarga besar dan sahabat-sahabat Hye Jin yang masih tinggal.
“Bagaimana kalau keluarga besar berfoto bersama?”. Ucap Ayah Kibum.
“Aku setuju sekali dengan ide itu menantuku”. Ucap nenek girang.
“Iya, mumpung semua keluarga besar datang alangkah lebih baiknya kita mengabadikan moment ini”. Ibu Kibum menyetujukan pendapat semuanya.
“Itu benar-benar ide yang bagus”. Kata Ibu Hye Jin.
“Baiklah kalau begitu ayo kita lakukan”.
Ayah Kibum men-setting kamera otomatis lalu berlari menuju sofa yang besar yang di penuhi oleh semua orang ada yang berdiri, ada juga yang duduk di sofa. Doo Jun duduk diantara Kibum dan Hye Jin. Soo Yun, Chang Hyun, Jun Hoon dan Michelle berdiri dengan penuh senyuman melihat keluarga besar yang penuh dengan kebahagiaan. Tapi bagi Hye Jin dan Kibum mereka berempat juga keluarga besar.
“Jun Hoon, Soo Yun, Chang Hyun dan Michelle berfotolah bersama kami”.
“Tapi kami bukan kelurgamu?”. Ucap Jun Hoon.
“Kalian semua adalah keluarga kami cepatlah.” Perintah Kibum.
Akhirnya mereka berempat ikut berfoto bersama. Sangat indah dan penuh kebahagiaan, tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Hye Jin sangat bersyukur kepada Tuhan dengan segala yang sudah diberikan padanya. Semua hal baik itu bahagia dan kesedihan yang dia alami. Keluarga besar yang harmonis dan bahagia itu yang dia inginkan dari dulu. Hye Jin tersenyum manis di depan kamera, sedangkan Kibum melihat istrinya dengan senyum yang tak kalah manis juga. Dan tanpa di duga oleh semua orang Kibum tiba-tiba mencium pipi Hye Jin. Jepreeet!!! Pas di saat kamera otomatis itu mengambil gambar. Ekspresi Hye Jin yang manis berubah jelek karena terkejut dan sedikit melotot. Semua orang orang tertawa seusai foto melihat ulah Kibum.
“Ya!! Kibum apa yang kau lakukan?”. Protes Hye Jin.
“Aku mencintaimu, sangat mencintaimu”. Senyum Kibum manis. Hye Jin tidak bisa berbicara apa-apa mendengar ucapan Kibum seperti itu. Mukanya merona merah karena malu sebab Kibum mengatakan hal seperti itu di depan semua orang.
“Aku Juga mencintaimu, Kim Kibum”.

==TAMAT==

1 komentar: