Minggu, 31 Juli 2011
FF/Five Love Stories Part 4
Tittle : “Five Love Stories"
Author : Maulida Kimkeyong
Mian Cast :
- Key SHINee
-Onew SHINee
-Minho SHINee
-Jonghyun SHINee
-Taemin SHINee
- Hye Jin (Key's Fine)
- Hyun Jin (Onew's Fans)
- Sae Yun (Minho's Fans)
- Seung Hyun (Jonghyung's fans)
- Won Hee (Tamin's fans)
Length : Chapter
Genre : Friendship, romance
==Part sebelumnya==
“Hyun Woo apa kau juga mengalami hal seperti itu?”.
“Animida Ahjussi, aku tidak suka dengan gadis yang terlalu dandan. Aku suka yang natural saja dan apa adanya”. Ucap Key santai.
“ Shin Wo, dengarkan apa kata Hyun woo”. Timpal Hye Jin dengan meneguk kopi.
“Aku suka gadis yang seperti Hye Jin apa adanya”. Ucap Key. Bruuusssh!! Kopi yang ada dimulutnya muncrat keluar. Hye Jin begitu terkejut dengan apa yang dikatakan Key. Hye Jin melihat Key dengan pandangan tak percaya,
*******
Pekerjaan dimalam hari kemarin sangatlah melelahkan. Sepulang bekerja Hye Jin, Key dan Minho lansgung tidur tanpa menyakan kabar yang lain. Semua penghuni rumah sederhana masih tertidur lelap dipagi yang cerah dan indah. Hanya ada dua orang pria yang sibuk mengenakan sepatu untuk berangkat kerja dipagi buta. Hye Jin terlihat berjalan sempoyongan menuju kamar mandi dan tanpa sengaja dia melihat Taemin dan Jonghyun yang keningnya penuh dengan luka.
“Omo, Jonghyun,Taemin kalian kenapa?”. Hye Jin menghampiri mereka berdua serta menyentuh kening yang sudah penuh dengan perban. Taemin berteriak kesakitan karena jari-jemari Hye Jin yang menyentuh lukanya.
“Aya, Nuna sakit. kemarin kita berusaha menghindari nenek yang menyebrang. Karena kita melaju sangat
cepat dan tidak bisa mengontrol kecepatan sepedahnya. Jadi kita nabark tiang listrik”. Onew, Key dan Minho bangun karena suara yang berisik Mereka kaget melihat temannya penuh dengan memar.
“Ya!! Hyung, Taemin kalian kenapa?”. Tanya Key.
“Kami terjatuh dan sekarang kita harus membenahi sepeda. Dan buruknya lagi karena kejadian ini gaji pertama kita dipotong” Jelas Jonghyun.
“Makanya hati-hati, lihat sekarang jadi begini akibatnya. Taemin kau itu jangan sembarangan, Jonghyun Hyung kau juga harus…”. Jonghyun menutup kedua kupingnya. Dia paling tidak betah kalau harus mendengar ocehan Key. Lebih baik Jonghyun mendengar lagu-lagu trot daripada harus mendengar ocehan Key. Hye Jin, melihat aneh kearah Key. Dia baru pertama kali ini bertemu dengan seorang pria yang cerwetnya melebihi wanita.
“Apa dengan kondisi kalian seperti itu, masih harus bekerja?”. Tanya Onew
“Iya Hyung, kita harus membenahi sepeda ini. Kalau tidak kami bisa dipecat”. Jonghyun berkata sambil melihat sepeda bersetir bengkok tepat di depannya. Onew, Key, Hye Jin, Minho ikut melihat kearah penglihatan Jonghyun.
“Baiklah kalau begitu hati-hati, kalian pergi sekrang?”. Untuk kedua kalinya onew bertanya.
“Iya kami takut kalau nanti Ahjumma itu marah pada kami”. Jawab Taemin. Jonghyun dan Taemin beranjak pergi meninggalkan mereka. Terlihat jelas sekali kalau mereka ada dalam kondisi yang tidak sehat. Taemin berjalan sedikit pincang. Kasihan sekali mereka.
“Ya!! Kalian hati-hati kerjanya yang teliti jangan asal2an saja. Awas saja kalau kalian jatuh lagi”. Hye Jin masih terus melihat kearah Key. Dia nyegir melihat Key terlihat sisi yang lain dari dalam dirinya. “Wae….??” Tanya Key saantai.
“Kau ini laki-laki atau perempuan, kenapa cerewet sekali?”. Ucap Hye Jin polos.
“Tentu saja aku laki-laki, memangnya ada masalah kalau aku cerewet”.
“Tidak ada”. Key mengamati seluruh penampilan Hye Jin dari ujung kepala sampai ujung kaki.
“Ahahahaha Ya, Hye Jin lihat rambutmu berantakan sekali”.
“Omo…aish ini sungguh memalukan”. Kata Hye Jin sambil membenahi rambutnya lalu berlari menjauh. Key tersenyum melihat tingkah gadis yang baru dikenalnya itu. Key memang suka gadis yang apa adanya seperti Hye Jin. Melihatkan sisi natural bukan sisi yang di buatn-buat.
Dari jauh terlihat dua gadis sedang menunggu seseorang. Gadis berambut pendek bersandar di dinding dengan mengayun-ngayunkan kakinya serta muka yang cemberut. Sedangkan gadis satunya mondar-mandir tidak jeas sambil meihat jam tangannya. Won Hee benar-benar terlihat kesal dengan yang namanya menunggu. Menunggu adalah aktivitas yang dia benci. Senyum merekah tersirat di wajah Seung Hye, ketika melihat dua orang pria yang sudah ditunggunya dari tadi sambil menuntun sepedanya.
“Omo itu, mereka sudah datang”. Ucap Seung Hye sambil menunjuk mereka.
“Maaf kami terlambat”. Kata Jonghyun sambil membungkukan badan.
“Apa kau tahu, kami sudah menunggu kalian lama sekali”. Won Hee terus aja mengomel.
“Sudahlah, Won hee, Yang terpenting mereka sudah datang. Ayo kita pergi”.
Jonghyun dan Seung Hye berjalan terlebih dahulu. Tapi Won Hee masih tidak mau beranjak dari tempatnya berdiri. Jonghyun dan seunghye sudah hampir jauh dari mereka. Taemin tahu kalau Won Hee marah padanya Jadi dia berinisiatif untuk merayu Won Hee supaya dia tidak marah lagi. Jarak antara bengkel sepeda dengan tempat bertemu mereka lumayan jauh.
“Won hee, maafkan kami karena terlambat. Sekarang ayo kita pergi”. Ujarnya
Taemin mengulurkan tangannya kepada Won Hee. Won hee terkejut dengan apa yang di lakukan Taemin. Dia bingung apa dia harus menjabat tangan Taemin atau tidak. berhubung si Taeyan (sepengatahuan Won hee) mirip sekali sama Taemin dia akhirnya menerima uluran tangan Taemin. Mereka berduapun berjalan dengan bergandengan Tangan. Jonghyun dan Seung Hye yang berada jauh di depan tidak tahu kalau adik-adiknya asyik bergandengan tangan. Tapi lama-lama ketahuan juga.
“Omo, Won Hee, Taeyan sedang apa kalian? Won Hee cepatlah”. Perintah Seung Hye
“Ya!! Taeyan, kau ini malah asik bergandengan tangan sama Won hee, sekarang kau yang menggantikanku membawa sepedanya”. Ucap Jonghyun kesal.
“Oh, Ne, Hyung…”. Kata Taemin senyum-senyum.
Setelah menempuh pejalanan yang lama. Mereka akhirnya sampai di Bengkel. Kenapa Seung Hye dan Won Hee ikut membenarkan sepeda? menurut ahjumma mereka juga ikut bertanggung jawab karena lengah mengawasi pegawai baru. Setibanya di bengkel kata si montir sepeda mereka baru bisa diambil besok pagi mereka berempat enggan untuk pulang karena masih terlalu pagi jadi mereka memutuskan untuk jalan-jalan.
“Sayang sekali kalau kita harus pulang sekarang, lagipula ahjumma memberikan ijin buat kita untuk membenarkan sepeda. Berhubung masih ada waktu banyak kenapa kita tidak jalan-jalan saja”. Kata Won Hee penuh semangat dan lainnya manggut-manggut
“Ide bagus. Baiklah Kaja”. Ujar Jonghyun.
Mereka jalan-jalan di toko yang terletak di pusat kota. Namun pusat kota juga tidak seramai di seoul namanya juga kota kecil. Sekarang mereka berada di toko kaset original. Mereka sama sekali tidak punya niat untuk membeli. Tapi buat Jonghyun dan Taemin mereka bisa tahu laris tidaknya album mereka selama ini . Nampaknya Seung Hye tidak tertarik dengan namanya kaset dia lebih tertarik untuk mengunjungi toko baju dan entah kenapa Jonghyun ingin pergi menemani Seung Hye. Biar nanti tidak terpisah maka Mereka mambuat kesepakatan, nanti sekitar pukul 16.00 berkumpul di depan toko CD itu. Balik lagi antara Won Hee dan Taemin. Sekarang wajah Won hee terpusat pada satu CD yaitu SHINee. Iseng-iseng dia melihat harganya. Won Hee terkejut dengan harga yang terpampang di situ.
“Aish, mahal sekali harganya.” Gumamnya Lirih.
“Won hee, kau sedang apa?”. Tanya taemin.
“Oh..kau Taeyan. Aku ingin sekali membeli ini tapi harganya mahal sekali”. Taemin kaget sekali kalau Won Hee ingin membeli kaset mereka alias SHINee.
“Kau suka dengan lagu-lagu SHINee?”.
“Suka sekali, lagu mereka itu membuatku semangat tiap hari. SHINee Daebak”.
“Siapa member SHINee yang kau suka?”. Taemin deg-degan menunggu jawabn Won Hee
“Aku suka sama Taemin dia itu pintar sekali dance dan dia juga terlihat cute”. Yaelah cute lagi mending di bilang Cute daripada di bilang cantik. Batin taemin agak uring-uringan dengan pendapat Won hee. “Tapi, walaupun cute Taemin itu terlihat lebih Manly kalo dia sedang Dance.” Taemin senangnya minta ampun, baru pertama kali ini ada orang yang bilang dia manly alias jantan. “aku sangat bersyukur bisa kenal denganmu Taeyan Karena aku marasa aku bersama dengan Taemin hehehe”.
“Tentu, aku akan selalu menemanimu Won hee”. Ucap Taemin bahagia.
Setelah puas di toko CD Taemin dan Won hee sekarang ada di pusat permainan. Banyak permainan yang dia mainkan bersama Won hee. Hari ini mereka berdua sangat terlihat bahagia. Setelah merasa lelah dan capek mereka membeli ice cream yang di jual di tempat yang sama. Taemin dan Won hee duduk di bangku panjang yang letaknya ada di pojok ruangan. Sambil makan ice cream mereka berbicara banyak sekali. Tanpa sengaja mata Won hee melihat rambut Taemin yang kotor sekali.
“Taeyan Rambutmu kotor sekali” Ucap Won Hee.
“Di sebelah mana?”. Tanya Taemin.
“Di sebelah sini…”. Won hee menunjukan dengan menyentuh kepalanya sendiri yang letaknya sebelah kiri tapi Taemin tidak berhasil. “Ah..kau ini. sini biar aku yang bersihkan”.
Won hee mendekat kearah Taemin dan membersihkan kotoran di rambutnya. Sungguh dekat sekali jarak antara wajah Won hee dan Taemin. Taemin melihat Wajah Won hee terus mungkin jarak diantara keduanya tinggal satu centi saja. Lebih tepatnya bibir Taemin sedikit lagi bisa mencium won hee. Wajah Won Hee memerah karena jarak yang begitu dekat serta tatapan mata Taemin yang tajam. Hal ini membuat jantung Won Hee berdetak tak beraturan.
“Omo, kenapa detak jantungku jadi aneh seperti ini.” Batinnya.
“Aigoo, perasaan apa ini. rasanya ada kupu-kupu di perutku”. Batinnya Taemin.
“Taeyan aku ke toilet dulu…..”.
*******
“Wuah, lihat baju ini lucu sekali pasti harganya mahal” Ujar Seung Hye.
“Iya harganya memang mahal, kau sangat menyukainya?”. Tanya Jonghyun
“Sebenarnya iya, tapi mana aku punya uang sebanyak itu.” Mata Seung Hye sekarang melirik ke rak topi pria “Omo Lihat topi ini bagus sekali”. Seung Hye mengambil salah satu topi dan memakaikannya kepada Jonghyun. “Jongman, sini lihatlah bagus sekali, coba kau pakai”. Seung Hye memakaikan topi itu pada Jonghyun. “Wuah kau terlihat tampan kalau pakai topi ini”.
“Kau ini ada-ada aja, sudahlah kalau hanya lihat-lihat lebih kita keluar saja. Mending jalan-jalan saja”.
“Baiklah, kalau begitu”. Ucap Seunghye
Akhirnya Jonghyun dan seunghyun jalan-jalan tanpa tujuan yang jelas. Sebenarnya perut keduanya lapar tapi untuk membeli makanan uangnya tak mencukupi. Kalaupun membawa uang, itu buat bayar sepeda. Jalanan trotoar pada hari ini sangatlah ramai. Mungkin karena hari sabtu jadi pada weekend. Banyak Anak kecil yang menaiki sepeda dengan ugal-ugalan.
“Jongman, hari ini menyenangkan sekali entah mengapa aku sangat gembira”. Seung Hyun bicara dengan Jonghyun dengan berjalan mundur. Emang dasar Seunghyun aneh-aneh saja orangnya.
“Aku juga senang sekali hari ini”. Timpal Jonghyun.
“Jongman, apa aku boleh menanyakan seseuatu. Kau itu mirip sekali dengan Jonghyun. Kadang aku mikir apa kalian ini saudara kembar”. Ujar Eun Hee sambil terus berjalan mundur.
“YA!aku itu tidak punya saudara kembar. Apa lagi saudara kembarku artis. Seung Hye kalau berjalan jangan begitu nanti kau bisa di tabrak orang”.
“aku sudah terbiasa berjalan seperti ini”.
Banyak sekali orang berlalu lalang dengan sepedanya. Jonghyun sedikit khawatir dengan Seung Hye bagaimana kalau tiba-tiba ada orang yang menabraknya. Dari jarak yang lumayan dekat Jonghyun melihat ada anak kcil yang naik sepedanya ugal-ugalan. “Wah gawat kalau dia berjalan seperti it terus…”. Batin Jonghyun
“Seung Hye awas!!”. Jonghyun menarik Seung Hye dan pastinya Seung Hye sekarang ada dalam pelukan Jonghyun. Seung hye terlihat sangat malu dan kaget begitupun juga Jonghyun. Perasaan mereka berdua jadi aneh. Lain dari biasanya.
“Ah..mianhae”. kata Seung Hye
“Makanya, kalau jalan hati-hati kaja”. Omel Jonghyun yang diselimuti rasa khawatir lalu berjalan pergi.
“Ada apa denganku, perasaanku jadi seperti ini. ah molla, Jongman tunggu”.
*******
Hari ini Onew pulang dari kerjanya. Biasanya setiap pulang kerja Onew naik bis dan bermain dengan uang koin. Sudah sekitar 15 menitan dia menunggu, akhirnya bus pun datang juga. Penumpangnya banyak sekali dan mau tidak mau dia harus berdiri. Bis itupun berhenti di halte. Tiba-tiba Onew terjatuh sepertinya dia tidak sengaja menginjak kaki orang alhasil koinnya menggelinding jauh darinya dan berada tepat di bawah seorang gadis yang membelakanginya. Onew berjongkok untuk mengambil koinnya yang jatuh. CIIIITTTTTT….!!! Tiba-tiba sopir bis nge-rem secara mendadak dan astaga apa yang terjadi dengan Onew, kepalanya tanpa sengaja menempel di pantat gadis yang berada tepat di depannya. Sontak Onew dan gadis itu kaget. Gadis itu marah besar. Dan yang lebih bikin shock lagi adalah ternyata gadis itu adalah orang yang tanpa sengaja di lempar Koran oleh Onew.
“Ya!! Kau!!! ”. kata mereka bersamaan dan saling tunjuk satu sama lain.
“Kenapa kau selalu membuatku sial?kau ini ternyata genit sekali”. Ujar Hyun Jin.
“Apa kau bilang? aku genit. Ya!! Aku tidak sengaja, tadi aku bermaksud mengambil uangku yang jatuh. Kalau kau mau menyalahkan seseorang jangan salahkan aku, salahkan saja sopirnya”. Bantah Onew
“Dasar genit!!”.
“Mwo?? Untuk apa aku genit padamu. Kau sama sekali tidak seksi”. Suara mereka berisik sekali. sehingga menganggu penumpang lainnya.
“Ya kalian berdua jangan berisik”. Omel seorang ahjussi
“Jesonghamnida” Ucap Onew sambil membungkuk. Hyun Jin memetusukan pindah ketempat lain.
Onew mana peduli memang dasar nenek sihir. Onew juga berdiri karena penumpangnya penuh sekali. sesekali dia melirik kearah Hyun Jin. Dia sedikit merasa kasihan karena di desak oleh ahjussi2 dan yang lebih parahnya lagi ahjussi itu mencoba colak-colek Hyun Jin nggak jelas. Onew muak dengan tingkah laku ahjussi itu akhirnya dia menarik Hyun Jin dan menyuruh Hyun Jin berdiri tepat di depannya. Wajah mereka berdekatan. Sejenak mereka saling berpandangan dan sedikit malu\-malu tapi kemudian saling mengalihkan pandangan. Beberapa menit kemudian Onew turun dan kebetulan Hyun Jin juga turun di jalan yang sama.
“Ya!!! Kau tunggu!”. Teriak Hyun Jin.
“Apa lagi?? mau marah, sudah aku bilang aku tidak sengaja”.
Onew berjalan dengan cepat dan meninggalkan Hyun jin. Tapi Hyun Jin masih menghalangi langkah Onew dia menghadang Onew dengan merentangkan dua tangannya.
“Ada apa lagi? Apa yang kau inginkan dariku?”.
“Gomawo, kau sudah melindungiku tadi. Kenapa kau mau menolongku?”.
“Jangan GR dulu, aku menolongmu karena aku muak lihat tingkah ahjussi itu”.
“Sebagai tanda terima kasih aku akan mentraktirmu makan ayam goreng sepuasnya”
“Hah,serius. Wah, kalau begitu aku mau. sudah lama aku tidak makan ayam goreng ppali.”. katanya sambil menggandeng Hyun Jin tanpa sadar. Saat itu juga Hyun Jin merasakan getaran-getaran yang aneh. Sesampainya di restoran. Onew merasa sangat senang.
“Wuah, banyak sekali terimakasih ya..” Onew langsung embat dua daging ayamnya. “Kalau boleh tahu nama kamu siapa?.
“Panggil aja aku Hyun Jin. kalau kamu siapa?”
“aku On…eh maksudku Eun Soo”.
“Kau ini benar-benar mirip dengan member SHINee yang aku suka. Dia itu Onew”.
“Benarkah, tapi aku hanyalah Eun Soo”. terus saja memakan ayamnya. Hyun Jin melihat sisa-sisa makanan di bibir kanan Onew. Kalau seperti ini Onew terlihat sangat lucu.
“Hahahah…kau ini makannya belepotan sekali. sini aku bersihkan”.
Hyun Jin membersihkan kotoran sisa makanan di wajah onew dengan hati-hati. Hyun jin merasakan sesuatu yang belum dia rasakan sebelumnya. Bahagia, gugup dan deg-degan. Onew juga merasakan hal yang sama. “Dia benar-benar cantik”. Batin Onew
*********
Malam ini aku, key dan Minho tidak masuk kerja Karena kita jatah cuti. Key sekarang sedang sakit, badannya panas dan sedikit flu. Aku keluar dengan Minho untuk membelikan Key obat. Berjalan berduaan dengan Minho lebih banyak diam daripada ngobrol ini karena Minho orangnya pendiam. Jalur pulang dari apotek, melewati sebuah lapangan basket. Hye Jin Heran karena malam-malam seperti ini masih ada yang bermain basket, lebih parahnya dia adalah seorang gadis remaja. Apa dia tidak takut. Tapi sepertinya Hye Jin kenal dengan gadis itu wajahnya tidak begitu jelas karena di malam hari penerangan cahanya juga kurang. sepertinya gadis itu juga melihat kearah mereka.
“Hye Jin!!!”. Dia melambaikan tangan dan mendekati kami.
“Oh, Sae Yun. Ternyata kau. Untuk apa malam-malam main basket disini??
“Aku bosan dirumah, eh Hye Jin dia siapa pacarmu ya?”.
“Heh..anio..dia temanku kenalkan namanya Min..aish..maksudku Shin Wo”.
Mereka berdua berjabat tangan. Sae Yun adalah teman kecil Hye Jin. Umur mereka sama tapi akhir-akhir ini mereka jarang bertemu karena Hye Jin sibuk bekerja sedangkan Sae Yun sibuk kuliah. Kalau dilihat dari status Sae Yun lebih segalanya daripada Hye Jin namun itu sama sekali tak membuat mereka saling menjauh satu sama lain. Sae Yun belajar hemat dari Hye Jin, sedangkan Hye Jin belajar bagaimana mengontrol uang sakunya dari Sae Yun.
“Hye Jin, ayo kita bermain basket sudah lama kita tidak bermain bersama.”. Ajaknya
“Maaf Sae Yun tapi aku harus..”.
“Ayolah..”. Sae Yun menarik Hye Jin ke tengah lapangan. Hye Jin malah ikutan menarik Minho kearah lapangan. Minho diam saja, dia tidak harus berbicara apa.
“Ah, Sae Yun bukannya aku tidak mau tapi aku mau membeli obat buat temanku. Lebih baik kau bermain dengan Shin Wo dulu oke. Temanku sakitnya sudah parah. Aku pergi dulu Annyong”. Hye Jin melarikan diri dari Sae Yun lalu beranjak ke toko obat.
“Kau temannya Hye Jin..” kata Sae Yun dengan terus mendrible bolanya. Minho hanya mengangguk. “Kau bisa bermain basket?”. Tanya Sae Yun santai
“Mau bermain basket jenis apa saja aku bisa”. Kata Minho dengan merebut bola dari Sae Yun. sekarang dia memasukkan bolanya dengan Lay Up. Lalu kemudian dia memasukan bola dengan Three point. Sae Yun bengong dan terkagum-kagum melihat Minho “Kenapa kau diam saja Ayo main”. Ucap Minho
Tanpa berpikir panjang Sae Yun mengiyakan ajakan Minho dengan bahasa tubuhnya. Dia berusaha merebut bola dari tangan Minho namun selalu gagal. Bagi Sae Yun Minho itu teralu tinggi namun badannya bagus dan gagah. Usaha Sae Yun gagal karena Minho bisa memasukan bola kedalam ring. Menit demi menit berlalu, mereka bermain basket dengan enjoy tanpa beban malah terkadang terkesan asal-asalan. Sae Yun capek karena harus meladeni Minho memtuskan untuk berhenti bermain. Dia duduk terkapar dilapangan.
“Hosh..hoshh Melelahkan sekali. ternyata kau ini pintar sekali bermain Basket ya”.
“Tidak aku biasa saja. Kau juga Hebat.”. Kata Minho. Sae Yun memperhatikan Minho sedari tadi.
“Aku ingin menanyakan sesuatu padamu”. Mendengar perkataan Sae Yun membuat Minho measa harus melihat kearahnya. “apa kau benar-benar Shin Wo?”.
“Apa maksud pertanyaanmu itu?”.
“Kau ini mirip sekali dengan Minho. iya Minho SHINee”.
“SHINee???sepertinya aku pernah dengar tapi aku tidak tahu mereka”.
“Mwo??kau tidak mengetahui mereka?ah..kau ini kuno sekali”. Minho senyum-senyum sendiri men dengar perkataan Sae Yun. Padahal Shin Wo itu adalah Minho. Minho tidak mau menjawab pertanyaan Saeyun.
“Malam ini dingin sekali. Sae Yun apa kau tidak Kedinginan??”. Tanya Minho
“Tidak, tubuhku selalu hangat. Kalau kau tidak percaya pengang saja tanganku”. Minho penasaran dan dengan ragu akhirnya dia memegang tangan Sae Yun dan memang benar tubuhnya hangat sekali. “Kau kedinginan sini. Aku hangatkan”. Sae Yun mendekati Minho.
“Ya!!! Apa yang kau lakukan?”.
“Sudahlah kau diam saja.”. Sae Yun duduk di depan Minho dan meletakkan kedua tangannya yang hangat itu di kedua pipi Minho. “Bagaimana tidak terlalu dingin kan?”.
Minho mengangguk pelan dan terlihat sedikit shock serta malu dengan apa yang di alaminya Baru pertama kali ini dia di sentuh wajahnya oleh seorang gadis. Jantungnya serasa mau keluar dari dadanya. Detak jantungnya makin lama makin cepat. Apa-apaan ini. Batin Minho. Sedangkan Sae Yun terus memandang Minho tanpa henti
*******
Hye Jin menuju rumah sendirian. Karena dia tidak mau menganggu Sae Yun dan Minho yang tadi lagi asyik bermain basket. Lagipula di rumah tidak ada siapa-siapa, Hye Jin tidak tahu kemana perginya mereka semua. Jadi hanya ada Hye Jin dan Key dirumah. Key berbaring lemah di tempat tidur. Hye Jin berinisiatif untuk mengambil air putih lalu menuju kamar Key alias kamarnya sendiri. Ternyata Key sudah tidur. Hye Jin melihat wajah Key seksama, wajahnya terlihat imut sekali kalau tidur seperti ini dan dia benar-benar terlihat tampan. Aish, Hye Jin apa yang kau pikirkan cepat bangunkan dia dan suruh Minum obat. Batinnya.
“Key..Key…ayo bangun minum obat dulu”.
“Oh...kau Hye Jin”. Key terbangun sambil mengucek-ucek matanya. Hye Jin memberikan gelas beserta obatnya untuk Key minum. Perlahan namun pasti Key meminum obat-obatan yang dibeli Hye Jin. “Yack!!” katanya sambil melet.
“Kenapa Key?”. Tanya Hye Jin polos
“Obatnya pahit sekali ”.
“Namanya juga obat, tentu saja pahit”.
“Tapi, ada obat yang bentuknya cair dan rasanya manis sekali. kenapa kau tidak membelikan yang itu saja Hye Jin?”. Protes Key sambil meneguk segelas air.
“Aish…maksudmu obat yang bentuknya sirup. Itu untuk anak kecil. Kau ini sudah 19 tahun”. Key diam mendengar ucapan Hye Jin. Hye Jin juga diam. Hye Jin menyentuh kening Key dan ternyata panas tubuh Key tidak menurun “Aigoo…badanmu panas sekali. tunggu aku ambilkan kau air”. Hye Jin mengambil bak yang sudah berisi air serta handuk untuk mengompresnya biar panasnya turun. Perlahan tapi pasti Hye Jin menaruh handuk basah di kening Key..
“Biasanya juga akan sembuh tanpa di kompres”.
“Sudahlah, kau jangan cerewet”.
Setelah selesai mengompres Hye Jin meletakkan bak air di meja depan tempat tidur. Mungkin dia kurang berhati-hati sehingga saat berbalik Hye Jin terpeleset. Dan yang terjadi selanjutnya adalah Hye Jin mendarat dengan mulus di atas tempat tidur. Jadi sekarang dia tepat jatuh di atasnya Key. Hye Jin melihatn jelas kalau Key memandangnya tanpa henti. Hye Jin gugup tidak karuan. Bagaimana tidak, tepat diwajahnya sekarang adalah wajah Key. Tiba-tiba tubuh Hye Jin tidak bisa di gerakan, matanya terpaku memandang matanya. Hye Jin berusaha mengalihkan pandangannya namun sayang itu sama sekali tidaj berhasil. Seperti ada magnet di matanya. Aku harus bisa mnghindari situasi ini. Batin Hye Jin.
“Maafkan aku tadi terjatuh. Ini tidak sengaja..ak.aku..keluar dulu”.
Key mengangguk dengan tampang linglung dan sedikit shock. Hye Jin keluar secepat mungkin dan Ketika dia di luar, Di balik pintu Hye Jin memegang dadanya. Dengan Jelas dia bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak dengan tidak normal. Baru pertama kali ini aku merasakannya. Batin Hye Jin. Dari dalam kamar terlihat Key dari balik pintu sedang memegang dadanya mungkin dia merasa kesakitan karena aku yang tadi jatuh di atas tubuhnya, aduh maaf Key. Batinnya. “Aish…Hye Jin Pabo”. Gumamnya sambil memukul kepalanya sendiri.
==TBC==
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar