Title: FF : Omona!! He is Immortal
Author: Maulida KimKeyong
Cast: Kim Kibum (Key SHINee), Park Eun Hee (You)
Other cast: Lee Jinki (Onew SHINee), Choi Minho (Minho SHINee), Han Yeon Hee (fiktif)
Type: Chapter!!
Genre: romance, mystery. nggak logis (?)
Rating: General
==Part sebelumnya==
“Annyonghaseo, Je ireumeun Choi Minho Imnida. Aku murid baru disini mohon bimbingannya” Pria itu membungkuk 90 derajat. Ibu Guru menyuruhnya untuk mencari tempat duduk. Banyak tempat duduk yang kosong namunmurid baru itu memilih duduk bersamanya. “Annyong, bolehkah aku duduk denganmu???
==========
“Du..duduk disini?”. Tanya Eun Hee ragu, Minhopun mengangguk. “Oh, Tentu saja”.
Minho kemudian meletakkan tasnya terlebih dahulu lalu kemudian menempatkan posisinya tepat disamping Eun Hee. Cara pandang Minho pada gadis yang ada di sampingnya menyiratkan suatu hasrat yang teramat besar.Hasrat ingin memiliki gadis itu. Eun Hee sedikitpun tidak menyadari kalau muridd baru yang bernama Minho terus memandangnya. Pandangan Eun Hee lurus kedepan untuk memperhatikan materi pelajaran. Angin bertiup sedikit kencang. Semerbak bau harum tercium oleh Minho. Mendadak dia tidak bisa
mengontrol dirinya namun karena tekatnya dia bisa menahan semuanya, tenggorokannya tercekat. Minho megenggam tangannya sendiri dan berusaha mentralkan nafasnya. Tak lama kemudian angin itu menghilang. Saat Minho yakin bau harum itu menghilang dia mulai mennghembuskan nafasnya kembali. Dab tanpa di sadari olehnya, Eun Hee daritadi melihat tingkahnya yang aneh.
“Apa kau baik-baik saja? Apa kau sesak nafas?”. Tanya Eun Hee polos.
“Eoh, kenapa memangnya?”. Balik Tanya Minho.
“Tidak ada apa-apa”. Jawabnya. Eun Hee kemudian kembali berpaling dan meilhat kearah guru yang menjelaskan materi, namun bagi Eun Hee dia bertingkah sedikit aneh. Untuk kedua kalinya Minho melihat Eun Hee dengan pandangan yang penuh hasrat.
“Kalau boleh tahu, siapa namamu?”.
“Namaku Park Eun Hee. Mannaso bangawoyo”. Kata Eun Hee sambil mengulurkan tangannya. Namun Minho tidak membalas uluran tangan itu, hanya melihatnya kemudian tersenyum.
“Nado, Mannaso bangawoyo”. Jawab Minho. Eun Hee merasa sedikit malu karena Minho tidak membalas jabatan tangannya. Mau tidak mau Eun Hee sgera mungkin menarik uluran tangannya.
Jam demi jam berlalu, tanpa terasa sudah istarahat. Eun Hee merasa sangat kesepian. Soo Yun sahabatnya tidak bisa datang karena sakit. Jadi mau tidak mau dia melakukan aktivitas disekolah sendirian. Untuk hari ini nasibnya benar-benar malang. Eun Hee makan di kantin. Dia tidak menyadari kalau Minho dari jauh melihatnya dan menghampirinya.
“Kau sendirian?” Tanya Minho.
“Eoh, eung aku sendirian. Wae?”. Jawab Eun Hee.
“Boleh aku duduk disini. Aku rasa semua tempat di sini penuh.”. Eun Hee melihat tempat disekitarnya dan memang kantin ini sudah penuh sesak. Minho menunggu jawaban Eun Hee dengan sabar.
“Tentu saja boleh. Ini kan tempat umum hehehe”.
Minho duduk tepat di depan Eun Hee. Mereka berdua tidak bicara sama sekali. Hanya makan dan makan. Dia terbelalak, matanya tanpa sengaja melihat pergelangan tangan Eun Hee yang dilit oleh gelang yang berwarna perak. Jantungnya berdetak dengan hebat, karena dia penasaran, Minho memberikan diri untuk bertanya perihal gelang itu.
“Eun Hee kalau boleh tahu, apa gelang itu punyamu?bagus sekali, dimana kau membelinya?”. Tanyanya basa-basi
“Ahh, ini bukan punyaku tapi ini milik orang lain. Sebenarnya aku tidak begitu mengenal pemilik gelang ini. Kenapa gelang ini ada di tanganku itu karena sebagai jaminan untuk membayar ganti ruginya.”. Jelas Eun Hee.
“Apa aku boleh memegang dan melihatnya?”.
“Tentu saja boleh. Memang apa hakku aku untuk melarangmu hehehe”.
Eun Hee tertawa kecil, Minho hanya membalas tawa dengan senyuman tipis. Eun Hee melepaskan gelang tersebut dari pergelangannya tangannya lalu memberikannya pada Minho. Ketika gelang itu sudah sampai ditangannya. Nafas Minho memburu, dia meneliti setiap jengkal ukiran digelang tersebut. Matanya terbelalak lebar ketika dia melihat sebuah lambang yang sudah dikenal lama olehnya. Lambang ankh berwarna hitam. Di sebelah kanan ukiran itu terdapat tulisan nama dalam bentuk kecil yaitu “Hanzi Flanders”. Matanya terbelalak ketika membaca tulisan tersebut namun detik kemudian dia tersenyum. Ibu jari Minho menyentuh lambang itu. Eun Hee melihat Minho yang memejamkan mata sambil berdesis pelan. Angin pun bertiup kencang di sekitar kantin. Eun Hee sedikit kager dengan kejadian tak biasa ini. Detik berikutnya angin berhenti ketika minho membuka matanya dan berhenti berdesis.
“Akhirnya, aku mendapat petunjuk tentangmu”. Ucap Minho dalam hati.
*******
Ditengah hutan lebat di pinggiran kota seoul terlihat Kibum berdiri seorang berdiri dan diam. Suasana hutan sangatlah sepi benar-benar sepi. Banyak orang yang berani memasuki hutan ini kecuali petugas yang menjaga hutan. Tapi ketakutan itu tidak berlaku untuk Kibum karena dia bukan manusia tapi vampire. Dalam diam kibum memejamkan mata dan berkonsentrasi mendengarkan suara-suara yang ada di sekitarnya. Pikirannya bisa melihat apa yang ada di sekitarnya walau dengan mata tertutup. Dalam otaknya dia bisa melihat seekor rusa yang lagi memakan tumbuhan dengan jarak dua ratus kilometer dari tempatnya berdiri. Tanpa banyak berpikir lagi Kibum berlari ke rusa itu. Hal yang ada diotaknya adalah bagaimana cara dia untuk menghilangkan rasa haus yang luar biasa. Kibum berlari sangat cepat melebihi kecepatan lari manusia, bahkan kakinya hampir tidak menginjak tanah. sepertinya rusa itu mulai tahu kalau seorang vampire mengincarnya. Rusa itu berlari secepat mungkin, hal ini membuat Kibum semakin kesulitan untuk menangkapnya karena jaraknya yang semakin jauh. Kibum tahu kalau rusa itu sekarang berlari kearah timur. Ini semakin jauh darinya, tidak ada cara lain kecuali dia mempercepat larinya lalu kemudian menemukan jalan lain. Tidak mungkin kalau dia menempuh jalan lurus jadi dia memutuskan untuk memotong jalan. Pengejaran rusa berlangsung selama beberapa menit dan akhirnya kibum bisa menghadangnya. Rusapun berhenti dan memandang Kibum dengan sedikit takut.
“Maafkan aku. Tapi aku harus melakukan ini untuk bertahan karena aku haus”. Ucap Kibum sejenak.
Dan detik kemudian dia menerkam leher rusa itu lalu menghisap darahnya. Dengan ganas dia menghisap semua darah rusa itu sampai dia merasa kenyang dan tak lagi haus. Selain bisa melihat dari jarak jauh dia juga bisa mendengarkan. Kibum mendengar suara langkah kaki manusia sekitar dua orang. Ini membuat Kibum harus segera bersembunyi. Kibum memilih untuk memanjat pohon pinus yang tinggi dan tentunya dia memanjat pohon itu dengan cepat sekali. Dari atas pohon dan di balik dedaunan Kibum memperhatikan penjaga yang sekarang berhenti tepat di tempatnya tadi.
“Aigoo, apa lagi ini? Akhir-akhir ini sering sekali terjadi pembunuhan hewan liar. Apa manusia sekarang tidak punya perasaan hah?”. Ujar penjaga yang berbadan gemuk dan botak. Sedangkan penjaga satunya yang lebih tinggi dari penajaga gemuk itu, duduk di dekat tubuh rusa yang tak bernyawa sambil memperhatikan tubuh rusa itu.
“Aku pikir ini bukan ulah manusia tapi binatang buas lainnya. Lihat leher rusa ini berlubang. Aku yakin pasti binatang buas yang melakukan ini”. Ucapnya.
“Harimau, singa?”.
“Mana mungkin karena disini sama sekali tidak ada hewan seperti itu. Aku yakin pembunuh rusa ini adalah serigala atau sejenisnya tapi aku juga tidak yakin karena tidak mungkin serigala menyisakan daging korbannya dengan utuh”.
“Benar juga. Tapi sudahlah jangan pikirkan lebih baik bawa rusa itu dan kita kubur dengan layak”.
Kedua penjaga hutan itupun pergi. Kibum melompat dari pohon dan sekarang dia bisa merasa lega. Namun ketika kakinya menyentuh tanah bahu kanan Kibum terasa panas dan nyeri. Secara perlahan tangan kirinya membuka lengan baju kanannya, terlihat ada sebuah tato bergambar pedang berwarna hitam. Kibum memegang lengannya yang sakit dan seperti terbakar dan pada saat itu juga dia melihat sekelebat kenangan di otaknya. Dia melihat seseorang pria tampan terlihat kesakitan karena di gigit oleh vampire. wajah vampire itu terlihat sedih ketika melihat pria di depannya. Tak lama kemudian pria tampan itu mengalami sesak nafas dan tenggorokan yang panas karena kehausan. Dia memohon pada vampire yang menghisapnya untuk memberi dia minuman.
“Aelfric, aku haus benar-benar haus. Tengorokanku sakit. Tolong berikan aku minum”. Kata pria itu sambil memegang tenggorokannya. Tanpa menjawab vampire didepanya menarik seorang pria berumur sekitar tiga puluhan dan memberikan pria itu padanya. Tanpa ragu pria yang kehausan itu mengigit leher laki2 tua didepanya sampai habis.
“Aku sudah bilang padamu kalau jadi vampire itu tidak mudah hanzi!”.
“Hebat, benar-benar hebat!! Aku merasa memiliki kekuatan yang amat besar. Tubuhku terasa lebih kuat. Aku ingin mencoba kekuatanku”.
Pria yang di sebut hanzi itu kemudian berlari. Dia terkejut ketika tahu kalau larinya lebh cepat daripada manusia bahkan bisa sedikit melayang. Pria yang bernama alferric mengikuti kemana Hanzi pergi.
“Apa kau menyukai hal semacam ini?”. Tanya Alferiic pada sahabatnya Hanzi dengan senyuman yang ramah.
“aku benar-benar menyukainya, bahkan menikmatinya terima kasih kawan kau sudah menjadikanku makhluk abadi”.
“Apa kau ingin berlomba lari tercepat denganku. Aku yakin kau akan kalah”. Gurau Allferic.
“Siapa takut. Aku akan mengalahkanmu”.
Saat itu juga Kibum merasa kembali kedunianya. Nafasnya ngos-ngosan seperti habis berlari sejauh ribuan mil. Namun sepertinya hal itu tidak berhenti. Dalam otaknya Kibum bisa melihat sosok wajah yang tak pernah dilihatnya. “Kau adalah milikku” seperti itulah kata yang di ucapkan lalu kemudian bayangan itu menghilang dari otaknya. Kibum hanya bisa berdiiri diam dengan mata kosong.
“Apa yang aku lihat tadi?”. Gumamnya pelan.
*******
Biksu di Kuil kali hari ini terlihat sangat sibuk. Jinki yang sedang jalan-jalan di seluruh kuil terlihat agak bingung. Untuk hari ini dia memutuskan tidak sekolah dulu karena dia merasa kalau ada sesuatu yang penting di kuil ini tapi dia tidak tahu itu apa. Jinki melihat gurunya berdiri menatap kea rah danau. Dia ingat sekali kalau beberapa bulan yang lalu sebelum ke seoul dia berbincang kepada gurunya disini. Jinki melihat kearah gurunya dengan senyuman namun gurunya hanya menunjukan eskpresi datar.
“Saat musim gugur seperti ini, pemandangan di sekitar kuil terlihat sangat indah”. Ucap Jinki. Guru Jinki tetap diam. “Seongsanim apa kau ingin aku antarkan jalan-jalan di hutan?”.
“Jinki-ssi, apa kau ingat kalau dulu kau pernah memecahkan guci kesayanganku yang terbuat dari perak?” Tanya Guru Jinki tiba-tiba. Jinki hanya mengangguk pelan. “kalau boleh tahu kenapa kau memecahkan guci itu?”.
“Karena tiba-tiba tanganku terasa sangat panas seperti terbakar ketika menyentuhnya dan tanganku tidak sengaja menyenggol guci guru sehingga pecah. Aku tidak tahu kenapa aku seperti itu”.
“Apa kau juga ingat dengan kebiasaanmu yang terlihat aneh. Kau tidak merasa kedinginan ketika musim dingin datang. Kau tidak perlu memakai jaket tebal di musim dingin karena tubuhmu sudah hangat. Apa kau juga tahu kenapa kau seperti itu?”.
“Tidak sama sekali seongsanim, aku merasa kalau diriku ini tidak seperti manusia pada umumnya”. Ujar Jinki
“Kau memang bukan manusia pada umunya Jinki-ssi”. Kata Guru Jinki tenang.
“Apa? Bukan manusia pada umunya? Aku benar-benar tidak mengerti”.
“Kau akan tahu ketika upacara yang di gelar nanti malam di kuil. Ini adalah upacara untukmu datanglah dengan memakai hanbok yang sudah aku sediakan untukmu. Maafkan aku Jinki-ssi sudah menyimpan rahasia ini lama-lama”. Guru Jinki langsung meninggalkan dirinya. Sedangkan Jinki hanya berdiam diri dan mematung.
Seperti yang dikatakan gurunya kalau dia harus datang ke upacara dengan memakai hanbok yang berwarna hitam putih benar-benar sangat sederhana. Walaupun sebenarnya dia tidak mengerti maksud di balik semuanya namun dia tetap menuruti gurunya. Jinki berjalan ragu menuju aula Kuil utama yang ukurannya lebih besar dari kuil lainnya. Di dalam kuil utama Jinki sedikit terkejut melihat sesuatu yang tak pernah dilihatnya selama dia tinggal disini. Terlihat guru Jinki yang duduk di tengah-tengah dan semua biksu yang duduk berbaris di sisi kanan kirinya sambil membaca doa. Terdapat banyak lilin dan dupa di seluruh ruangan. Terlihat guru yang melihat kearahnya kemudian mengangguk pelan. Dia mengerti kalau itu merupakan pertanda kalau guru menyuruhnya untuk mendekat . Jinki hanya menurutinya, dia bisa melihat kalau gurunya duduk di atas lambang Yin dan Yang berukuran besar. Jinki kemudian duduk di depan gurunya. Di lambang Yin dan Yang tersebut di lilingi oleh lilin dan dupa.
“Seongsanim apa maksud dari semua ini?”.
“Awalnya perubahan ini akan terasa sakit, tapi doa dari biksu yang ada disini akan meringankan rasa sakit yang kau alami. Tapi setelah perubahan kedua atau seterusnya kau sama sekali tidak akan merasakan apa-apa. Hal ini akan memecahkan pertanyaan mendasar buat dirimu, kenapa kau tidak bisa memegang benda yang terbuat dari perak, dan kenapa tubuhmu terasa hangat melebihi suhu manusia. Malam ini kau akan menemukan jawabannya”.
“Guru aku benar-benar tidak mengerti?”.
“Ini merupakan suatu alasan kenapa kau terpilih menjadi pembunuh vampire karena kau adalah jenis dari yang di takuti oleh mereka, kau adalah musuh bebuyutan mereka selama beraba-abad. Jinki-ssi mulai sekarang jika kau ada di seoul kontrolah emosimu, kalau kau tidak mengontrolnya kau dalam masalah besar dan semua orang akan tahu identitasmu”.
“Guru aku sama sekali tidak…”. Ucap Jinki.
“Saatnya sudah tiba”. Ucap gurunya Tegas dengan menatap tajam kearah bulan purnama. Jinki spontan melihat kearah dimana guru melihat. Saat itu juga dia merasa bahwa jantungnya berdetak dengan kencang, otot-ototnya terasa tegang dan bola mata yang mulai berwarna merah. Jinki melihat seluruh tangannya yang mulai di tumbuhi olah bulu-bulu panjang.
“Arrrggghhhh sakit,,,sakit sekali. Tubuhku!!! tolong aku guru. Sebenarnya a..apa yang terjadi pa..padaku?”.
“Kau adalah manusia serigala Jinki-ssi!!!”
==TBC==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar