Tittle : “Early Marriage"
Author : Maulida Kimkeyong
Mian Cast :
-Kim Kibum SHINee
-Kim Hye Jin (Reader)
Support cast :
- Soo Yun (fiksi)
- Chang Hyun (Fiksi)
- Hyu Ra (Fiksi)
- Jun Hoon (Fiksi)
Length : Chapter
Genre : Friendship, romance
Rating : General
=Part sebelumnya=
“Kalian berdua kesini”. Nenek melambaikan kedua tangannya. Hye Jin dan Kibum berjalan menuju nenek. Tangan nenek dengan cekatan mendekatkan mereka berdua. “Ayo tersenyum….”. kata nenek sambil membuka ponselnya ternyata nenek Kibum ingin memfoto mereka.
“Tapi Nek…”. Ujar Kibum
“Tidak ada tapi-tapi’an. Katakan Cheese..”.
Dengan sangat terpaksa merekapun menuruti perkataan nenek.
********
Satu bulan berlalu…..
Hari ini adalah tepat tanggal 25 September, hari dimana Hye Jin dan Kibum menikah. Bagi Hye Jin maupun Kibum ini merupakan hari yang paling buruk selama hidup mereka. Mereka tidak pernah menyangka kalau akan mengalami hal seperti ini. Berbagai cara mereka lakukan untuk membatalkan pernikahan ini, tapi nenek sama sekali tidak terpengaruh dengan perbuatan mereka dan tetep kukuh untuk menikahkan mereka. Keluarga besar Kibum dan Keluarga besar Hye Jin memilih untuk melaksanakan pernikahan dengan menggunakan upacara pernikahan tradisional korea daripada upacara ala barat, karena menurut mereka khususnya nenek sebagai warga korea yang baik, seharusnya kita menjaga tradisi leluhur. Pernikahan tradisional ini akan di adakan di rumah Kibum sebagai mempelai pria, karena rumah Kibum lebih besar dan luas. Nenek Kibum disini berperan penting yaitu sebagai mak comblang antara Hye Jin dan cucunya, serta menjadi cenayang atau fotune teller bagi keduanya untuk melihat kecocokan antara Cucunya dan Hye Jin, dengan menghitung peruntungan dari masing-masing pihak hal ini dikenal dengan istilah Saju atau empat pilar. Peruntungan yang diperhitungkan di lihat dari tahun, bulan, tanggal dan jam kelahiran kemudian di satukan dan di lihat bagaimana peruntungan kedua mempelai proses ini di namakan dengan “Kunghap”. Begitu senangnya nenek ketika tahu perhitungan “Kunghap” antara Kibum dan Hye Jin sangatlah cocok makanya nenek kibum buru-buru untuk menikahkan mereka. Banyak sekali hal-hal yang di laksanakan di hari-hari menjelang pernikahannya. Dimana Kibum di wajibkan melakukan Napp’ae yaitu proses dimana mempelai pria mengirimkan hadiah kepada mempelai wanita. Hadiah yang di berikan berupa Honseo (Surat pernikahan), Ch’aedan (Dua kain yang berwarna biru dan merah untuk bahan pakaian yang melambangkan keseimbangan antara Yin dan Yang) dan yang terakhir adalah Honsu (koleksi perhiasan untuk mempelai wanita dari calon mertuanya). Hadiah-hadiah tersebut di kemas di dalam sebuah kotak (hahm) yang diantakan teman-teman dekat mempelai pria.
Terlihat Hye Jin mondar-mondir di depan rumahnya, dia berharap Chang Hyun beserta Soo Yun akan membantunya atau membawa dia kabur. Satu jam, dua jam berlalu namun sahabatnya tak kunjung tiba. Hye Jin sudah tahu kalau semuanya akan seperti ini.
“Hye Jin-ah sedang apa kau di depan rumah?Cepatlah siap-siap, sebentar lagi kita akan menuju rumah nenek”. Perintah Eoma Hye Jin. mau tidak mau dia berjalan lunglai ke dalam rumah. Hye Jin benar-benar pasrah dengan nasib yang menimpanya.
Kurang 5 jam lagi Hye Jin akan menjadi menjadi istri sah Kibum. Rumah Hye Jin di penuhi dengan bunga mawar berwarna putih, dekorasi pengantin dengan tema White Rose terlihat sangat elegan. Tentu dan bisa di tebak, tema ini nenek yang memilih karena menurut nenek White merupakan lambang kesucian, dan Rose merupakan lambang cinta. Jadi dapat disimpulkan White Rose mewakili cinta suci sepasang kekasih. Padahal kenyataannya sama sekali bukan seperti itu, Karena Hye Jin dan Kibum sama sekali tidak saling mencintai. Sebelum di putuskan acara pernikahan di adakan di rumah Kibum, nenek ingin mengadakan pernikahan digedung secara besar-besaran tapi mereka berdua tidak setuju. Untuk pihak sekolah, mereka sama sekali tidak ada yang tahu, memang baik orang tua Hye Jin, orang tua Kibum setuju agar pernikahan ini di rahasiakan dari sekolah.
Hye Jin yang menunggu lama dan merasa suntuk jadi dia memutuskan untuk jalan-jalan mengelilingi rumah besar ini. Ketika sampai di taman Hye Jin melihat sesuatu yang berwarna abu-abu barada di semak-semak dekat pagar. Sesuatu itu bisa bergerak-gerak perlahan dia mendekat, Hye Jin melihat benda itu dengan penuh konsentrasi. Detik berikutnya dia baru sadar, ternyata ini adalah pantat orang. Hye Jin langsung menyelidiki siapa orang ini ternyata itu adalah Kibum dengan posisi nunggingnya.
“ Ya!! Kimbap, sedang apa kau?”. Tanya Hye Jin
“Enak saja kau memanggilku Kimbap. Aku ini manusia bukan makanan. Tentu saja aku kabur”.
“Apa?Kabur?? Kenapa kau tidak mengajakku”.
“Tidak ada alasan untuk mengajakmu…”.
“Cepetan”.
“Kenapa memangnya,?”.
“Aku juga ingin kabur cepat mumpung sepi”.
Kibum dengan sigap keluar lewat lubang kecil semak-semak itu. Ternyata ini adalah lubang tembusan rahasia yang dibuat Kibum waktu SMP. Kalau dia ingin keluar malam dia melewati lubang tembusan ini. Hye Jin mengikutinya. Lubang yang dilewatinya sangatlah sempit, dengan penuh perjuangan Hye Jin melewati lubang tersebut, dan akhirnya dia dapat berada diluar rumah. Benar-benar di luar dugaan ternyata dia bisa kabur juga. Yang bikin dirinya heran adalah Kibum tidak banyak protes, dia bahkan memperbolehkan Hye Jin mengikutinya. Kibum dan Hye Jin berdiri di luar pagar, mereka sangatlah beruntung karena ada sebuah taksi yang menuju mereka, Kibum melambaikan tangan memberi tanda bagi sopir itu untuk berhenti. Taksipun berhenti, Kibum masuk kedalam taksi itu termasuk Hye Jin. Hye Jin cengar-cengir bahagia karena dia bisa kabur.
“Akhirnya kita bisa kabur dari rumah itu….”.
“Jalan pak..terserah bapak mau membawa kita kemana”.
“Baik Tuan Muda.”.
. Mendengar kata “Tuan muda”, membuat Kibum sedikit terperanjat, bagaimana bisa seorang sopir taksi memanggilnya dengan panggilan seperti itu. Perlahan sopir itu membuka topi yang di kenakan, lalu tersenyum padanya tanpa di duga ternyata sopir taksi itu adalah salah satu pengawal nenek. Kibum duduk lemas, dia tidak menyangka kalau nenek sudah mengantipasi semuanya. Disaat yang bersaman Hye Jin tahu kalau sopir itu adalah salah satu paman yang menyeret paksa dirinya di sebuah limosen milik nenek. Hye Jin menghela nafas panjang dan terlihat sangat frustasi sama seperti Kibum sekarang. Walaupun tua namun nenek Kibum bisa berfikir dengan cerdik. Taksi yang di kendarai merekapun tentunya berjalan perlahan menuju rumah. Dari dalam mobil Hye Jin dan Kibum bisa melihat nenek yang sudah menunggu mereka di depan garasi.
Tok..tok..Tok..nenek itu mengetuk kaca dan otomatis jendela kaca mobil itu terbuka karena bantuan pengawal suruhan nenek. Sekarang beliau bisa melihat jelas wajah cucu dan cucu menantunya yang berusaha untuk kabur. “Kalian dari mana?”, senyum Nenek ramah. Hye Jin untuk ketiga kalinya melihat senyum itu, senyum yang dinamainya senyum Lucifer terulas di bibir nenek.
“Hehehehe…”. Tawa mereka garing sambil menggaruk belakang leher yang sama sekali tidak terasa gatal. Kibum dan Hye Jin penuh dengan tawa keputus asaan. Jadi sekarang kembalilah mereka ke kandang asal alias nggak jadi kabur gara-gara nenek yang punya segudang cara.
******
Beberapa jam setelah kejadian itu, Hye Jin sudah berada didepan kamar lengkap dengan pakain adat pernikahan tradisional korea. Hye Jin terlihat sangat anggun dan manis kalau memakai hanbok dan di dandani seperti ini. Dia melamun, memikirkn kehidupannya di masa yang akan datang. Dia pasti tidak bisa seperti teman-teman yang lainnya bermain bersama, belanja bersama, ini semua benar-benar memuakkan untuknya. Terbesit pikiran kotor di dalam otaknya dan sedikit menyalahkan Tuhan, Kenapa harus dia yang mengalami semua ini? Kenapa Tuhan menggariskan takdir seperti ini padanya?!!, namun pikiran buruk itu menghilang setelah dia sedikit menenangkan diri, kalau ini semua pasti ada hal baik yang akan di laluinya kelak. Pintu kamarpun terbuka, terlihat sosok ibunya yang menggunakan hanbok berwarna merah jambu datang menemuinya.
“Ya Tuhan, Putri ibu terlihat cantik sekali”. Katanya seraya memeluk Hye Jin. “Bagimana perasaanmu sekarang, apa kau gugup?”. Hye Jin mengangguk pelan.
“Ibu, apa ini semua harus aku jalani? Tidak bisakah kita membatalkan pernikahan ini?”. Tanya Hye Jin. Ibu Hye Jin menghela nafas, duduk tepat di depan putrinya dan menggenggam erat tangan putrinya.
“Hye Jin-ah sejujurnya Ibu juga tidak ingin kau menikah di usia yang terbilang muda seperti ini. tapi Ibu sudah berjanji kepada almarhum nenekmu, Ibu takut untuk mengingkarinya, ibu juga takut kalau aku mengingkari janji ini nenekmu tidak akan tenang disana, lagipula Nenek Kibum sudah begitu banyak membantu kehidupan kita. Maafkan ibu..”. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.
“Hye Jin-ah….!!”. teriak Soo Yun dan Chang Hyun bersamaan, dengan cepat ibu Hye Jin beringsut keluar kamar dan menjamu tamu lainnya bersama dengan orang tua Kibum. “Apa aku menganggu pembicaraan ibumu denganmu?”.Hye Jin menggeleng.
Para Undangan yang datang banyak dari rekan bisnis nenek dan beberapa teman ibu Hye Jin dan orang tua Kibum. Sekali lagi untuk teman sekolah atapun pihak sekolah kami tidak ada yang tahu kecuali dua sahabatk Hye Jin Soo Yun dan Chang Hyun, jadi Hye Jin memutuskan untuk mengundang mereka.
“Hye Jin, kau terlihat cantik sekali.”. Puji Chang Hyun dan sepertinya Soo Yun tidak menyukainya.
“Oppa kenapa kau begitu lembut dengan Hye Jin sampai-sampai kau memujinya cantik?. Protes Soo Yun manja kepada Chang Hyun.
“Kenapa? kau juga pernah bilang kalau Kibum itu tampan”.
“Aduh,, kenapa kalian jadi bertengkar seperti ini.”.
“Hye Jin, kau ingin punya anak berapa?”, Pertanyaan Chang Hyun ini membuat Hye Jin sedikit marah dan juga malu.
“Per..pertanyaan macam apa itu. aku tidak akan pernah mau punya anak darinya”.
“Heheheh… Hye Jin-ah jangan sepeti itu. aku yakin suatu saat kau pasti mencintai dia. Bukankah tujuan untuk menikah itu untuk mempunyai keturunan”.
“Itu tidak akan pernah terjadi”. Katanya tegas. Mana mungkin dia akan jatuh cinta dengan cowok menyebalkan seperti Kibum. Di ruang utama sudah banyak sekali tamu yang datang.. Di pintu masuk banyak sekali rangkain bunga ucapan selamat dari rekan-rekan bisnis nenek. Semua undangan sekarang terlihat lagi asyik ngobrol dan bercanda.
Sebelum pernikahan di mulai, Kibum memberikan hadiah kepada ibu Hye Jin berupa boneka angsa yang terbuat dari kayu, Hal ini menandakan kibum akan merawat Hye Jin sampai seumur hidupnya. Tidak lama kemudian prosesi pernikahan di mulai, Dimana Kibum dan Hye Jin lengkap dengan baju adat pernikahan mereka yang di domonasi dengan warna merah. Mereka berdua di pertemukan dan melakukan sumpah dalam pernikahan yang biasanya disebut “Kunbere”. Upacara tradisional ini pertama-tama melakukan “Gyobaerye” dimana kedua mempelai saling bertukar salam dan saling membungkuk, prosesi ini melambangkan janji dan komitmen oleh kedua mempelai untuk menjalani bahtera rumah tangga bersama-sama. Hye Jin dan Kibum saling berhadapan diantara meja pernikahan yang penuh dengan banyak jenis benda yang melambangkan harapan akan sebuah pernikahan yang langgeng. Benda-benda yang ada di meja itu antara lain, benang berwarna merah dan biru, lilin, beras hingga bebek mandarin. Tidak ada seulas senyum sedikitpun di bibir Hye Jin dan Kibum, yang ada malah wajah masam dan tidak senang. Setelah melakukan upacara “Gyobarye”, kedua mempelai melakukan tahap berikutnya yang dinamakan “Hapgeunrye”, Dimana Kibum dan Hye Jin akan meminum anggur khusus yang terbuat dari sebuah labu yang di tanam oleh ibu Hye Jin, mereka minum dari sebuah cangkir yang sama, ini melambangkan bahwa masing-masing separuh dari yang lain dan harus saling melengkapi untuk membentuk satu bagian yang utuh. Saat prosesi ini terjadi tarik ulur antara Kibum dan Hye Jin, sehingga membuat cairan di dalam cangkir tumpah mengenai wajah Kibum, sontak semua undangan kaget kemudian mereka tertawa karena melihat tingkah mereka yang lucu. Berikutnya Hye Jin dan Kibum di sandingkan untuk kemudian membungkuk sebanyak tiga kali, satu untuk kedua pasangan orang tua, satu untuk para leluhur, dan untuk para tamu. Beberapa menitpun terlewati dan upacara pernikahan berjalan dengan lancar, para undangan mulai menyantap hidangan yang sudah di sediakan. Mempelai pria di haruskan untuk melewatkan malam pernikahan ini di rumah mempelai wanita, tentunya kamar khusus untuk Kibum dan Hye Jin sudah di siapkan.
Hye Jin sekarang sudah ada di sebuah kamar yang di desain dengan indah. Dia duduk di meja rias untuk membersihkan make up yang nempel di kulit wajahnya yang semakin lama semakin terasa ketat. Sedangkan Kibum sudah terlentang di kasur. Mereka berdua masih memakai pakaian tradisonal pernikahan. Kibum terasa badannya remuk karena terlalu capek untuk menjalani prosesi pernikahan yang sedikit rumit. Kibum benar-benar tidak menyangka kalau dia sekarang sudah beristri. Dunia memang sudah gila sama persis seperti orang-orang yang menikahkakannya di usia yang masih sangat muda ini. Tiba-tiba Hye Jin berjalan mendekat ke arahnya.
“Kibum, cepat turun aku mau tidur”. Perintahnya kasar.
“Memangnya kenapa??kalau kau mau tidur ya sudah tidur . Tidak usah malu kita kan suami istri jadi wajar saja kalau kita tidur seranjang”. Jawab Kibum enteng.
“Hei, jangan berpikir terlalu jauh. Ayo cepat bangun”. Hye Jin memukul paha Kibum dengan keras.
“Aduh!!..sakit tahu. Oke aku akan bangun tapi sebelumnya kau harus melayaniku sebagai suami”, Senyum manis Lucifer terpampang jelas di bibirnya, Kibum mendekatkan tubuhnya kearah Hye Jin, Spontan Hye Jin berjalan mundur namun Kibum terus berjalan kearahnya. Hye Jin sedikit takut akan hal yang akan di lakukan oleh Kibum. Tidak boleh, dia tidak boleh melakukan itu padaku. Katanya dalam hati. Hye Jin melihat Kibum membuka kancing bajunya.
“Ya!!! Kibum, apa-apaan kau ini.” Ujar Hye Jin sedikit berteriak. Brukk!!! ternyata belakang Hye Jin ada sebuah meja. Hye Jin sudah tidak bisa berjalan mundur. Baju yang dikenakan Kibum sudah terbuka memperlihatkan dadanya. Hye Jin sedikit malu melihatnya, telinganyapun memerah seketika. Kibum mendekatkan wajahnya kepada Hye Jiin secara perlahan. Hye Jin memejamkan matanya dan berusaha menghindar dari sorotan mata Kibum yang tajam.
“Lihat kau pikir aku akan menciummu. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menciummu”. Ucap Kibum dingin.
Tanpa di duga pintu kamar terbuka terlihatah nenek dengan sebuah amplop coklat di tangannya sambil tersenyum jahil melihat cucu dan cucu menantunya. Kibum bergegas membenahi kancing bajunya. Nenek Kibum sangat bahagia melihat hal yang terjadi oleh keduanya. Namun tidak sebaliknya untuk Kibum dan Hye Jin, pasti Nenek berpikir macam-macam karena melihat baju Kibum setengah terbuka dan wajah mereka yang saling berdekatan.
“Omo, maafkan Nenek telah menganggu kalian. Nenek hanya ingin memberikan ini kepada kalian ini adalah tiket untuk kalian pergi ke Bali. Pesawatnya akan berangkat jam tiga sore, tepat setelah upacara pernikahan lanjutan nanti, jadi kalian bersiap-siaplah.”. Nenek mendekati cucunya dan memberikan amplop itu padanya.
“Ini tiket untuk apa nek?untuk apa kita pergi ke Bali?Tanya Kibum
“Tentu aja untuk bulan madu kalian. baiklah nenek pergi dulu bersama orang tuamu. kalian boleh melanjutkannya”, senyum nenek penuh makna.
"APA!!!" Teriak meteka berdua. Kibum dan Hye Jin memandang amplop coklat itu secara bersamaan dengan tampang tidak percaya.
==TBC==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar