Kamis, 07 Juli 2011
FF/Early Marriage part 13
Tittle : “Early Marriage (repackaged)"
Author : Maulida Kimkeyong
Mian Cast :
-Kim Kibum SHINee
-Kim Hye Jin (Reader)
Support cast :
- Soo Yun (fiksi)
- Chang Hyun (Fiksi)
- Hyu Ra (Fiksi)
- Jun Hoon (Fiksi)
Length : Chapter
Genre : Friendship, romance
==Part sebelumnya===
Mereka berdua terdiam, tanpa kompromi lagi Hyu Ra mencium bibir Kibum lembut. Dia mencium Kibum dengan segenap perasaanya. Hyu Ra benar-benar mengungkapkan perasaan cintanya lewat ciuman itu. Tapi dia merasakan kecewa yang sungguh luar biasa Kibum sama sekali tidak membalas ciumannya, dia hanya diam. PYAAAARRR!!!! Tiba-tiba terdengar suara gelas atau piring pecah yang menggema di seluruh ruangan. Sontak Kibum dan Hyu Ra mengarahkan kepalanya ke letak sumber suara itu. Terlihat Hye Jin yang diam mematung berdiri melihat mereka berdua.
“Omo. Maafkan aku telah ganggu kalian”.
==============
Dia membungkuk sambil membereskan pecahan-pecahan gelas yang dia bawa. Tangan Hye Jin bergetar, bibirnya juga bergetar menahan tangis, dadanya pun terasa perih, sesak dan sakit. Hye Jin sudah tidak bisa membendung sakit hatinya dan tangisannya ketika melihat kemesraan Hyu Ra dan Suaminya Kibum. Ini benar-benar sudah puncak dari pertahanannya Hye Jin berlari keluar dari rumah Hyu Ra. Hye Jin berjalan secepat mungkin, dia ingin segera pergi dari rumah nereka itu. Kibum ingin sekali mencegahnya dan berlari mengejarnya tapi Hyu Ra menghalanginya dengan mempererat pelukannya.
“Apa yang terjadi? Dimana Hye Jin?”. Tanya Jun Hoon, belum ada yang jawab pertanyaanya Jun Hoon melihat sekelebat bayangan Hye Jin di pintu. Diapun mengikutinya, tidak lupa dia mengambil tas Hye Jin di meja ruang tamu.
Hye Jin terus berlari dan berlari sejauh yang dia bisa sambil terus menangis. Dirinya tidak sanggup melihat orang yang dicintainya berciuman dengan gadis lain tepat di depan matanya. Sakit, benar-benar sakit yang dia rasakan. Ingin sekali dia tidak sadarkan sendiri sekarang. Dia benar-benar menyesal kenapa dia tidak menerima tawaran Soo Yun dan Chang Hyun untuk pulang bersama, kalau akhirnya dia tahu yang seperti ini. Kenapa, kenapa dia harus mencintai Kibum yang jelas-jelas menjadi milik Hyu Ra?? Kenapa dia tidak mencintai Jun Hoon yang mencintainya?. Tidak bisakah Tuhan mengubah perasaannya seketika dan berubah mencintai Jun Hoon. Hye Jin selama ini sudah berusaha untuk menahan rasa cemburu, amarah, dan sakit hatinya tapi tidak untuk sekarang. Hatinya terlalu rapuh unuk menampung semua luka yang dia rasakan beberapa bulan terakhir ini. bagi Hye Jin Ciuman Mereka berdua sudah menggambarkan betapa mereka saling mencintai. Lebih baik dia sekarang menghilang dari kehidupan Kibum, dia tidak mau melihat Kibum lagi karena melihat Kibum membuat dirinya sakit hati. Tapi bagaimana mungkin, Kibum adalah suaminya dan tinggal satu atap. Kenapa Tuhan harus mempertemukan dirinya dan Jatuh cinta kepada pria yang sama sekali tidak peduli dengan dirinya. Hye Jin duduk lemas di salah satu tembok rumah orang di dekat Jalan. Dia membenamkan wajahnya di sela-sela tangan dan lututnya. Hye Jin tiba-tiba merasakan ada seseorang yang berdiri di depannya, perlahan dia melihat orang itu.
“Jun Hoon-ah..” panggil Hye Jin pelan berlinang air mata. Jun Hoon mendudukan dirinya di depan Hye Jin, tangannya mengusap air mata yang membasahi pipi mulus gadis yang di cintainya itu. Hatinya ikut terluka kalau Hye Jin juga terluka. “Sakit, benar-benar sakit Jun Hoon, Disini Sakit sekali”. Hye Jin menepuk-nepuka dadanya dengan terus menagis
“Iya aku mengerti. Aku bisa merasakan sakit itu, pulanglah dan istirahat aku yakin itu akan membuat suasana hatimu lebih baik”. Jun Hoon mengatakan hal tersebut sambil memeluk Hye jin dan menenangkannya.
“Aku mencintainya, aku benar-benar mencintainya”. Kata Hye Jin dengan nafas sesenggukan. Jun Hoon hanya mengangguk dan membawa Hye Jin berjalan menuju mobilnya.
*******
Jun Hoon menyetir mobil penuh konsentrasi dan sesekali melihat seorang gadis di sampingnya yang sangat di cintai duduk diam sambil terus menatap pemandangan kota di luar jendela mobil. Sakit benar-benar sakit melihat orang yang dicintainya terluka seperti ini. Kenapa Hye Jin tidak berusaha untuk melihatnya? Kenapa harus Kibum yang selalu melukainya dan berperilaku buruk padanya. Andai dia adalah Kibum, dia past juga akan mencintainya dan membahagiakannya. Jun Hoon merasa dirinya pria bodoh yang ada di dunia ini. Sudah tahu dan jelas gadis yang dia cintai itu mencintai orang lain tapi Dia masih selalu ada disampingnya, terus mencintainya bahkan Jun Hoon rela sakit hati demi melihatnya bahagia. Jun Hoon beranggapa kalau kata orang itu benar cinta itu tidak harus memiliki. Cinta yang sebenarnya adalah Membuat orang yang kita cintai bahagia dan terus mendukungnya walaupun hati kita sakit. Jun Hoon tak henti-hentinya memandang wajah manis Hye Jin yang ada disampingnya.
“Jun Hoon, ijinkanlah aku menginap dirumahmu. Aku tidak ingin pulang”. Kata Hye Jin lemas. Sebenarnya Jun Hoon tidak enak membawa seorang gadis di rumahnya atau apartemennya, tapi melihat keadaan Hye Jin yang seperti ini tidak ada cara lain lagi.
“Baiklah kalau itu maumu”. Jawabnya singkat.
Jun Hoon melihat Hye Jin perlahan menutup matanya. Dia tahu Hye Jin sangat lelah untuk hari ini lelah fisik dan lelah batin. Seperti dirinya yang juga lelah hati dan fisik. Hatinya sangatlah sakit sama seperti yang dirasakan Hye Jin karena dia seorang pria dia bisa menahan luapan isi hatinya. Andai saja sekali saja Hye Jin bisa menganggapnya lebih dari sahabat betapa bahagianya dirinya. Andai Hye Jin juga mencintainya dan menjadi kekasihnya sampai kapanpun dia akan menjaga Hye Jin semampu dirinya, akan terus membuatnya bahagia. Apapun demi Hye Jin pasti akan dia lakukan. Terkadang Jun Hoon merasa aneh Hye Jin dan Kibum sama sekali tidak dekat bahkan terkesan tidak kenal tapi kenapa bisa saling menyukai, terlebih lagi menurut Jun Hoon tidak hanya Hye Jin yang memiliki perasaan itu sepertinya Kibum juga merasakan hal yang sama. Jun Hoon yang terlarut dengan lamunannya sampai tidak sadar kalau dia sudah sampai di depan rumahnya. Hye Jin tertidur pulas. Jun Hoon turun dari mobilnya dan membuka pintu mobil di samping Hye Jin, dia menggendongnya kemudian membawanya ke kamarnya. Sesampainya di kamar Jun Hoon membaringkan tubuh Hye Jin dengan hati-hati dan memakaikan selimut untuk Hye Jin.
“Huh!!! Ternyata tubuhmu berat juga Hye Jin”.
Tiba-tiba Jun Hoon medengar suara ponsel berdering ternyata berasal dari ponsel Hye Jin di dalam tas, karena penasaran Jun Hoon mengambil ponsel Hye Jin dan membukanya. Dia kaget ketika melihat nama seseorang yang tertera di layar ponsel bertuliskan “Kim Kibum”, Jun Hoon berpikir untuk apa Kibum menghubungi Hye Jin dan sejak kapan mereka saling berukar nomor ponsel, bagi Jun Hoon bagaimana mungkin karena lagi-lagi dia berpikir Hubungan mereka tidaklah dekat bahkan terkesan tidak saling mengenal tapi kenapa bisa? Jun Hoon hanya memandang ponsel itu, tanpa menjawabnya. Entah setan apa yang ada diotaknya, Jun Hoon mematikan ponsel Hye Jin dan meletakannya di meja dekat ranjangnya. Tubuh Jun Hoon berkeringat dan sedikit bau karena seharian bergelut dengan asap daging. Dia memutuskan untuk mandi agar dia kembali segar dan kembali baik. Jun Hoon memutar Shower dan membasahi seluruh tubuhnya dari ujung kepala sampai kaki. Pikiran dan Hatinya terasa sejuk ketika air menyentuh seluruh kulitnya, Tapi lagi-lagi pikirannya pikirannya tertuju pada Kibum dan Hye Jin. Sebenarnya apa hubungan mereka berdua?? Pikirnya.
Detik demi detik terus berlalu. Usai mandi Jun Hoon kembali ke dalam kamarnya untuk ganti baju. Rumah Jun Hoon terlalu besar untuk dirinya sendiri. Jun Hoon yang sekarang sangatlah berbeda dengan Jun Hoon yang biasanya, rambutnya terlihat agak panjang serta acak-acakan, dia terlihat sangatlah tampan apa lagi setelah mandi membuat wajahnya berseri dan segar. Saat di dalam kamar matanya tertuju pada ponsel Hye Jin yang tergeletak di atas meja, dengan sedikit lancang Jun Hoon membawa ponsel Hye Jin. Kemudian dia melangkahkan kakinya di dapur untuk membuat kopi di mesin otomatis. Sambil menunggu kopinya jadi Jun Hoon mengaktifkan ponsel Hye Jin, secara tiba-tiba ponsel yang dibawanya berbunyi berkali-kali, banyak sekali sms yang masuk, sekitar ada tiga sms, ketika dia mengeceknya ternyata semua sms itu dari Kibum “Hye Jin, kamu ada dimana”, “Cepatlah pulang”, “Maafkan aku itu bukan seperti yang kau bayangkan”, seperti itulah sms yang di baca. Kecurigaan dia tentang hubungan Hye Jin dan Kibum makin menjadi-jadi. Dalam hati Jun Hoon selalu berkata ada apa di antara mereka? kemudian Jun Hoon menutup inbox dan melihat-lihat foto Hye Jin di gallery fotonya. Dia tersenyum tipis melihat foto Hye Jin yang kelihatan imut serta lucu. Detik berikutnya matanya terfokus pada sebuah foto dimana Hye Jin memakai baju pengantin tradisional bersama dengan seorang pria yang tidak asing baginya, siapa lagi kalau bukan Kibum beserta keluarga besar mereka. Mulutnya bergetar menahan amarah, Jun Hoon benar-benar tidak percaya, baginya ini tidak mungkin, tidak mungkin Hye Jin sudah menikah dengan Kibum. Rasa ketidak percayaannya begitu besar, Jun Hoon kemudian mencoba mengecek foto-foto lainnya ternyata sama. foto penikahan Hye Jin dan Kibum dalam berbagai pose. Tidak salah lagi kalau ini nyata. Hatinya lebih sakit sangatlah sakit di bandingkan dengan hanya mengetahui Hye Jin menyukai Kibum. Sudah jelas semuanya, kenapa Hye Jin bisa menyukai Kibum? Kenapa mereka selalu berangkat sekolah bersama? Dan kenapa Kibum tadi meminta maaf karena kejadian di rumah Hyu Ra? Sekarang benar-benar terlihat jelas untuknya.
*******
Masih di tempat Hyu Ra, Kibum berdiri tepat di depan Hyu Ra namun jarak mereka berjauhan. Hyu Ra memandang Kibum penuh kepedihan dan rasa kekecewaan yang amat besar. Hyu Ra terus memandang lurus Kibum namun Kibum tidak berani memandang ke arah Hyu Ra, dia berusaha untuk mengalihkan perhatiannnya kesmua tempat asalkan bukan melihat kea rah Hyu Ra. Kibum tidak tega melihat air mata Hyu Ra yang menetes membasahi pipi mulusnya. Semuanya sudah terjadi, apa yang dia takutkan selama ini benar-benar terjadi. Kibum tidak tahu dengan apa yang harus dia lakukan terhadap Hyu Ra.
“Jawab pertanyaanku oppa? Benarkah itu semua?”. Tanya Hyu Ra sambil menangis namun Kibum hanya diam saja. “Oppa!!! Jawab pertanyaanku!!! Benarkah kau dan Hye Jin sudah menikah???!!!”. Teriak Hye Jin.
“Maafkan aku Hyu Ra, iya aku dan Hye Jin memang sudah menikah tapi itu bukan karena keingainan kami. Kami sudah di jodohkan oleh kedua nenek kita sejak dulu, bahkan kami tidak pernah bertemu sebelumnya”. Jelas Kibum panjang lebar.
Hyu Ra terduduk lemas di sofa mendengar pernytaan Kibum. Tubuhnya seakan lumpuh seketika. Dia tidak bisa menahan rasa sakit yang dia rasakan sekarang. Tadi sepulang sekolah dia sengaja membuntuti Hye Jin dan Kibum karena selama ini dia curiga dengan hubungan mereka berdua, yang terkadang Kibum suka curi-curi pandang, senyum bahkan peduli sekali dengan Hye Jin di sekolah. Dan lagi mereka selalu berangkat dan pulang bersama. Saat itulah Hyu Ra tahu kalau Kibum dan Hye Jin tinggal satu rumah, dia luar biasa terkejutnya. Dia berpikir keras kenapa mereka berdua bisa tinggal bersama, dan saat dia bertanya dengan tetangga Kibum, orang itu bilang kalau mereka adalah sepasang suami istri muda. Hyu Ra benar-benar tidak habis berpikir bagaimana bisa semua itu terjadi.
“Kenapa oppa tidak menolaknya? Kenapa?”. Tanya Hyu Ra frustasi.
“Aku tidak bisa karena nenek. Nenek sangat menginginkan pernikahan ini kau tahu sendirikan dari dulu, dari sejak kita pacaran kau tahu kalau aku sangat menyayangi nenek. Aku ingin memnurutinya walaupun awalnya aku juga menentang tapi akhirnya aku menjalaninya”.
“Apa oppa mencintai Hye Jin, jawab pertanyaanku oppa?”Kibum mengatupkan bibirnya rapat-rapat, dia tidak berani bicara sepatah katapun. Kibum bingung apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya apa tidak pada Hyu Ra. Tanpa di duga Hyu Ra berjalan mendekati kibum lagi dan memegang kerah baju Kibum. Dengan tatapan yang sangat tak bersahabat. “Katakan padaku Oppa! Katakan padaku? Apa kau mencintainya?”.
Kibum tidak langsung menjawab dia haanya memandang mata Hyu Ra lekat-lekat. Tersirat jelas dari mata Hyu Ra kalau dia menginginkan sebuah kejujuran. Dan mungkin bagi Kibum ini adalah saat yang tepat untuknya, memperjelas hubungan diantara mereka sebenarnya. Kibum menghela nafas panjang untuk mengurangi bebannya.
“Aku mencintainya, aku mencintai Hye Jin. maafkan aku”.
Tubuh Hye Ra mendadak lemas, tangannya perlahan melepaskan cengkaramannya dari kerah baju Kibum. Sendi-sendi di lututnya seolah lumpuh sehingga membuat dirinya duduk di hadapan Kibum. Hyu Ra benar-benar tidak menyangka kalau Kibum mudah sekali berpaling padanya, dan yang mengejutkan dia sudah menikah. Hyu Ra merasa Kibum sangatlah jahat padanya, apakah Kibum tidak tahu kalau sampai detik ini pun Hyu Ra mencintainya walaupun sudah terlihat jelas Kibum sudah menyakitinya tapi cinta itu terus ada untuknya. Mendadak Hyu Ra merasakan kepalanya sakit luar biasa saking sakitnya sampai-sampai Hyu Ra memegang kepalanya dengan berteriak. Kibum tertegun melihat Hyu Ra yang seperti itu.
“Hyu Ra, kau kenapa?”.
“Tinggalkan aku sendiri oppa. Pergilah”.
“Tapi Hyu Ra kau….”.
“AKU BILANG PERGI!!!! CEPAT PERGI!!!”.
Mendengar teriakan Hyu Ra seperti itu, membuat Kibum terpaksa menurutinya. Sebenarnya dia sangat khawatir dengan keadaan mantan kekasihnya itu. Tapi bagaimana lagi tatapan Hyu Ra sama sekali tidak ingin dia berda di dekatnya. Kibum tahu kalau pada akhirnya akan seperti ini, tapi dia merasa ini lebih baik daripada harus terus berbohong dengan Hyu Ra dan memberi harapan palsu padanya. Lagipula hati Kibum sudah menjadi milik orang lain yang tak tak lain adalah istrinya sendiri. Sekarang tinggal bagaimana cara mengungkapkan isi hatinya kepada Hye Jin kalau dia mencintainya. Sebelum semua terlambat, sebelum Jun Hoon mengambil Hye Jin dari sisinya. Harus, harus secepatnya dia mengungkapkan perasaannya kepada istrinya. Kibum terus berjalan dengan langkah berat karena pikiran yang ada di otaknya, dia berusaha untuk menghubungi Hye Jin tapi ponselnya tidak aktif. Kemana perginya Hye Jin? apa dia sudah pulang? Batin Kibum. Kibum mempercepat langkah kakinya, menuju ke rumah. Setelah menempuh perjalanan beberapa menit dengan bis, Kibum sudah ada di depan rumahnya. Rumahnya terlihat masih gelap, tidak ada tanda-tanda kehidupan disana, sepertinya dia sadar kalau Hye Jin belum pulang. Kibum berjalan masuk ke dalam rumahnya, menyalakan lampu. Walaupun dia tahu Hye Jin belum pulang tapi entah kenapa dia ingin sekali mengecek kamar Hye Jin. sudah bisa di duga sebelumnya kalau tidak ada orang di kamar itu. Kibum menutup kembali pintu kamar Hye Jin lalu melangkahkan kakinya menuju dapur, mengambil air minum di lemari es dan meneguk segelas air dingin itu dengan rakus. Mata Kibum sekarang terarah pada jam dinding yang sudah menunjukan pukul sebelelas malam, hatinya terus bertanya-tanya kemana perginya Hye Jin. Dia yakin kalau Hye Jin akan pulang, dia memutuskan untuk menunggu lalu kemudian menyatakan perasaanya. Dari dapur dia beranjak ke ruang tamu, disitu Kibum melihat foto pengantinnya yang mengenakan baju pengantin tradisional tertempel kokoh di dinding. Senyum simpul terlihat jelas dibibirnya karena mengingat kejadian lucu dan menyebalkan di acara pernikahan mereka dulu, tapi sekarang hal yang menyebalkan itu menjadi kenagan indah dan lucu. Hye Jin, pulanglah. Batin Kibum.
******
Sinar matahari menembus jendela kaca sebuah kamar yang berukuran sangat besar. Cahaya itu mengenai wajah Hye Jin yang terbaring tenang di ranjang. Sinar pagi hari yang begitu hangat ynang menerpa wajahnya membuat dirinya terbangun. Hye Jin meregangkan semua otot-ototnya yang terasa kaku akibat posisi tidur yang tidak bagus. Perlahan Hye Jin memandang ruangan disekitarnya. Dia terperanjat setelah sadar kalau kamar ini bukanlah kamarnya. Dia mengingat kembali kejadian semalam, akhirnya dia mengerti kalau sekarang dia berada di rumah Jun Hoon. Mata Hye Jin terhenti pada dinding yang dipasangi sebuah foto besar seorang pria tampan, pria tampan itu adalah seorang artis muda terkenal yang bernama Kevin. Hye Jin berpikir lagi kenapa di kamar Jun Hoon ada foto Kevin sebesar ini apa dia fans beratnya Kevin. Hye Jin agak geli mengetahui pria yang menjadi fans berat artis pria juga. Hye Jin menatap lekat-lekat foto besar itu, semakin lama dia memperhatikan semakin di sadar kalau Kevin itu mirip dengan Jun Hoon. Wajahnya sama persis dengan Jun Hoon yang di Everland waktu itu, saat kaca matanya terjatuh. Benar tidak salah lagi. Hye Jin langsung turun dari ranjang mencari Jun Hoon. Dia berpikir apakah Kevin itu kembarannnya Jun Hoon. Kepalanya celingak-celinguk mencari-cari dimana Jun Hoon berada. Di dapur Hye Jin melihat sosok cowok yang memakai kaos putih serta celana pendek membelakangi dirinya. Rambutnya agak panjang dan sedikit acak-acakan. Hye Jin memberanikan diri untuk menghmpirinya.
“Jun..Jun Hoon-ah.”. Panggil Hye Jin pelan dan ragu.
Pria itu perlahan menoleh kearahnya. Rasa kaget tidak bisa tertahankan lagi, Hye Jin bengong seribu bahasa sambil sesekali mengerjapkan mata dan menggelengkan kepala seolah dia tidak percaya dengan yang dilihatnya sekarang. Benarkah yang dia lihat sekarang adalah Kevin, Kevin actor muda yang di gandrungi oleh makhluk Tuhan yang bernama perempuan itu. Tidak, tidak mungkin kalau dia adalah Kevin. Pria itu membawa secangkir kopi dan berjalan mendekat ke Hye Jin.
“Oh, ternyata kau sudah bangun”. Ujarnya. Sekarang dia duduk di meja makan yang bercat putih sudah ada dua cangkir kopi dan dua piring sandwich disitu. Hye Jin hanya bisa memperhatikannya, ini semua diluar dugaannya. Pria itu melihat Hye Jin sambil tersenyum. “Ada apa? Kenapa kau diam saja duduklah”. Perintahya ramah. Hye Jinpun menurutiapa kata pria tampan itu . dia terlihat sangat santai sambil sesekali menyeruput kopi buatannya.
“Apa kau tahu Jun Hoon dimana?”. Tanya Hye Jin. pria itu sekarang melihat ke arahnya. Tanpa menjawab sepatah katapun pria itu mengambil kacamata besar dan tebal lalu memakainya seolah menunjukan sesuatu padanya. Hye Jin shock, dia mengerti sekarang kalau pria tampan di depannya itu adalah Jun Hoon sahabatnya. “Kau Jun Hoon benarkah?”.
“Iya ini aku lalu siapa lagi orang selain aku yang membawamu kesini hah”
“Tapi kau mirip sekali dengan Kevin, lalu foto Kevin dikamarmu itu…”. Hye Jin diam sesaat. Ibarat kabel saraf Hye Jin sudah tersambung dan dia bisa berpikir dengan jernih. “KAU KEVIN!!!!”. Teriak Hye Jin sambil menunjuk pria tampan di depannya.
Kevin alias Jun Hoon itu hanya tersenyum tipis. Benar-benar tidak bisa dipercaya, Jun Hoon adalah Kevin. Semua jadi jelas sekarang kenapa Jun Hoon selalu pulang mendadak disekolah, jarang masuk sekolah dan banyak sekali urusannya. Ternyata dia adalah actor, dan hal yang membuat Hye Jin prercaya saat kejadian di Everland itu, kalau memang dari dulu wajah Jun Hoon sangat familiar baginya. Ternyata semua berjalan seperti ini. Dia menyamar menjadi orang lain. Tapi benarkah seorang pria tampan dan actor terkenal seperti dirinya menyatakan cintanya pada gadis yang bernama Hye Jin, gadis biasa aja bahkan terkesan sedikit urakan.
“Aku sudah membuatkan sandwich untukmu, makanlah” Ujar Kevin.
Entah hanya perasaan Hye Jin atau bagaimana, wajah Kevin yang dikenalnya sebagai Jun Hoon selama beberapa bulan ini terlihat sedikit murung dan pendiam tidak seperti biasanya. Apa karena Hye Jin menolaknya tapi waktu pulang wajahnya biasa saja tidak semurung dan sekusut ini. Hye Jin menyeruput kopinya dan memakan sedikit sandwich buatn Kevin. Banyak sekali hal yang di tanyakan pada Kevin.
“Jun Hoon, oh salah maksudku Kevin ternyata selama ini kau menyamar?”
“Panggil saja aku Jun Hoon, jangan panggil aku Kevin. Lagi pula nama asliku memang Jun Hoon. Iya aku menyamar karena kalau aku tidak menyamar aku tidak bisa belajar dengan tenang di sekolah, aku benci selalu ada orang yang mengikutiku kemana-mana”.
“Itu adalah konsekuensi menjadi seorang artis terkenal. Tapi tidak sedikitpun aku curiga kalau kau adalah Kevin, walaupun dulu sempat berpikir kalau wajahmu mirip dengan seseorang yang familiar aku baru sadar seseorng itu adalah Kevin hehehe”. Hye Jin mencoba mengajaknya bercanda tapi Jun Hoon terus diam dan murung. Pandangan Jun Hoon terarah pada Hye Jin, dia menatap gadis didepannya sedikit tidak mengenakan. Hye Jin berbalik manatap tapi firasatnya tidak enak, pasti akan ada sesuatu buruk yang bakal terjadi.
“Hye Jin, aku ingin bertanya padamu. Benarkah kau dan Kibum sudah menikah?”. Tanyanya sinis.
Pertnyaan itu bagaikan mencekik tenggorokan Hye Jin. Dari mana Jun Hoon tahu kalau Dia sudah menikah. Hye Jin yang tadinya tersenyum lebar sekarang berubah menjadi wajah yang murung dan bersalah. Dia tidak tahu harus bicara bagaimana dengan Jun Hoon.
“Dari mana kau tahu aku dan Kibum me..menikah?”.
“Aku melihat foto pernikahan kalian di ponselmu. Sepertinya itu bukan hasil rekayasa kan. Bagaimana bisa kau menikah dengannya di usia seperti ini?” Jun Hoon berusaha menginterogasi Hye Jin.
“Baiklah aku akan menceritakan semuanya. Jadi ceritanya seperti ini..”. Hye Jin menceritakan semua kronologis kejadian yang dia alami kenapa bisa menikah dengan Kibum. Jun Hoon menyimak cerita Hye Jin penuh konsentrasi. Dia manggut-manggut tanda mengerti.
“Jadi kalian menikah karena dijodohkan atau lebih tepatnya di paksa?”. Tanya Jun Hoon. Hye Jinpun mengangguk lemas. “tapi sepertinya pernikahan paksa itu membuahkan hasil. Kau sekarang pada akhirnya menyukai Kibum”.
“Iya, pada akhirnya aku mencintai Kibum. Aku tidak tahu apakah dia juga mencintaiku”.
Jun Hoon menghela nafas panjang dan menyuruh Hye Jin untuk menghabiskan makanannya. Mungkin dia tidak mau mendengar lagi cerita tentang Kibum. Hye Jin bisa merasakan apa yang Jun Hoon rasakan sekarang karena dia juga merasakan hal yang sama saat ini, itu memang terasa sangat sakit sekali. Setelah sarapan Hye Jin memutuskan untuk pulang, Jun Hoon pun dengan senang hati mengantarkannya. Awalnya Hye Jin menolak tapi Jun Hoon terus memaksa lagipula sudah tidak ada satupun hal yang bisa Hye Jin sembunyikan dari Jun Hoon, jadi kalaupun dia mengantarkan Hye Jin pulang itu sudah tidak menjadi masalah besar.
********
Kibum terbangun sambil mengucek-ucek mata, perlahan dia membuka matanya, ternyata dia menunggu Hye Jin sampai ketiduran diruang tamu. Badannya terasa sakit karena posisi tidur yang tidak bagus. Kibum bangun melangkahkan kakinya kekamar Hye Jin. perlahan dia membuka pintu, ternyata sampai pagi begini dia belum pulang juga. Kibum benar-benar khawatir, sekali lagi dia mencoba menghubungi ponsel Hye Jin tapi lagi-lagi ponselnya tidak aktif. Dari dalam rumah Kibum mendengar suara mobil yang berhenti di luar rumahnya, karena penasaran dia mencoba mengecek mobil siapa itu mungkin saja itu mobil nenek. Tapi kalau itu benar mobil nenek bisa runyam semuanya karena sampai saat ini Hye Jin belum pulang. Kibum membuka pintu rumahnya ternyata dugaannya salah besar bukan mobil berwarna hitam milik nenek tapi mobil berwarna merah. Kibum memperhatikan mobil itu dengan seksama, sosok pria tampan keluar dari mobil tersebut. Pria itu membuka pintu mobil, kemudian keluarlah Hye Jin. Kibum tertegun, dalam pikirannya bertanya-tanya siapa lagi pria yang bersama Hye Jin. Tapi bagi Kibum wajah itu sangat familiar.
“Kamsahamnida sudah mengantarku pulang”. Hye Jin sedikit membungkukan badannya. Wajahnya yang ceria saat dirumah Jun Hoon sekarang kembali sedih karena harus pulang dan bertemu dengan suaminya.
“Iya sama-sama. Masuklah”. Perintah Jun Hoon. Jun Hoon melihat lurus kedepan, disitu dia mendapatkan seseorang berdiri dengan mata yang terus memandangnya. Dia tidak mau menyapa atau apapun. Jun Hoon hanya melihat lalu kemudian memalingkan wajahnya kemudian masuk kedalam mobil.
“Hati-hati dijalan”. Ujar Hye Jin pelan.
Hye Jin melambaikan tangannya kepada Jun Hoon. Hye Jin berbalik, dia kaget ketika melihat Kibum yang sudah berdiri tegak di depan pintu dengan tatapan mata sedikit gusar. Hye Jin langsung menundukan kepalanya. Berjalan lurus tanpa melihat Kibum sedikitpun. Hatinya sakit tiap menatapnya karena kejadian tadi malam dimana suaminya berciuman dengan wanita lain. Kibum yang marah karena istrinya semalaman tidak dirumah serta pulang di pagi buta dengan seorang pria menarik tangan Hye Jin dengan kasar.
“Dari mana saja kau?”. Tanya Kibum.
“Itu bukan urusanmu, lepaskan aku!!”. Hye Jin berusaha untuk melepaskan cengkraman tangannya dari tangan Kibum tapi sayang cengkraman Kibum terlalu kuat dan membuat pergelangan tangannya sakit.
“Tentu saja ini adalah urusanku karena kau adalah istriku!! Siapa pria itu hah? Apa ada lagi selain Jun Hoon??”.
“Apa maksud dari perkataanmu itu??!!! Hanya itukah yang ada di otakmu”.
“Tentu saja, kau semalaman tidak pulang dan pagi harinya kau diantar pulang oleh pria yang nggak aku kenal. Sebenarnya kau darimana saja hah?!! Apa semalaman kau menghabiskan waktumu dengan pria tidak jelas itu”. Teriak Kibum yang amarahnya tidak bisa dibendung lagi.
“Pria tidak jelas katamu!! Dia itu Jun Hoon dan dia sahabatku. Lalu apa pedulimu aku pulang kerumah atau tidak. Apa pedulimu kalau aku menginap di rumah Jun Hoon atau tidak!!!”.
Cengkaraman tangan Kibum perlahan mengendor dan lepas dari tangan Hye Jin. Hatinya tersayat setelah mendengar ucapan Hye Jin bahwa dia semalaman menginap dirumah Jun Hoon. Apa yang mereka lakukan semalaman?? Pikiran Kibum membayangkan hal-hal buruk. Tidak, tidak mungkin Hye Jin pasti tidak akan melakukan hal itu dengan Jun Hoon.
“Menginap katamu?kau menginap di rumah Jun Hoon”. Tanya Kibum dengan suara pelan.
“Kenapa!! Apa ada yang salah?!! Kau sendiri apa yang sudah kau perbuat semalam. Berciuman dengan Hyu Ra di depan istrimu apa itu hal yang pantas hah!!”. Hye Jin makin mengencangkan suaranya, air matanya menetes di pipi mulusnya. Beban yang ada di hatinya menghilang ketika dia sudah meluapkan emosinya kepada Kibum.
“Itu bukan seperti yang kau bayangkan. Hyu Ra yang menciumku terlebih dahulu, aku juga tidak tahu kalau dia akan melakukan hal itu padaku!!”.
Hye Jin memandang Kibum dengan nafas yang tidak beraturan penuh amarah “Sudahlah!! Aku tidak mau membahasnya”.
Hye Jin meninggalkan Kibum. Namun baru beberapa langkah Hye Jin merasakan tubuhnya di dekap erat oleh seseorang. Pelukan itu semakin erat dan erat, Hye Jin bisa mendengar desahan nafasnya, sehingga membuat bulu romanya berdiri karena merinding. Hye Jin melihat tangan yang memeluk tubuhnya dari belakang siapa lagi kalau bukan tangan suaminya Kibum. Apakah ini mimpi? Kibum pria yang dicintainya selama ini memeluk erat dirinya apakah semua ini benar terjadi?.
“Saranghae…”. Lirih Kibum.
==TBC==
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar