Tittle : “Early Marriage"
Author : Maulida Kimkeyong
Mian Cast :
-Kim Kibum SHINee
-Kim Hye Jin (Reader)
Support cast :
- Soo Yun (fiksi)
- Chang Hyun (Fiksi)
- Hyu Ra (Fiksi)
- Jun Hoon (Fiksi)
Length : Chapter
Genre : Friendship, romance
Rating : General
==Part sebelumnya==
“Hei. Kibum apa yang sedang kau lakukan?”, Tanya Hye Jin tiba-tiba. Kibum yang membelakangi Hye Jin sontak membalikan badannya.
“Oh itu aku hanya….”, Kibum tidak bisa melanjutkan kata-katanya ketika melihat sosok Hye Jin yang hanya berbalut handuk putih milik hotel yang menutupi tubuhnya. Kibum menelan ludah, Rambut Hye Jin yang basah memberi kesan seksi tersendiri di otaknya. Pikirannya kacau dan membayangkan sesuatu yang tak sepantasnya dia bayangkan. Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini, kuatkanlah iman hambamu ini. Doa Kibum dalam hati. Hye Jin merasakan kalau cara pandang Kibum lain dari biasanya, agak risih kalau di lihat seperti itu.
“Kibum, kenapa kau memandangku seperti itu?”. Kibum tersadar.
*********
“Itu..Aku..Hanya. Hei!! Seharusnya kau tidak sepantasnya berpenampilan seperti itu di depanku”. Katanya mengalihkan pembicaraan.
“Memangnya apa yang salah? Aku kan habis mandi” bantah Hye Jin.
“Haish, kau benar-benar menyebalkan”. Katanya emosi. Kibum berjalan menuju pintu. BRAAAK!!! Kibum menutup pintu dengan kasar dan keluar entah kemana.
“Kenapa sih dia, kelihatan aneh sekali”.
Dua jam sudah Kibum keluar namun belum pulang juga. Hye Jin menghabiskan waktunya dengan menonton televisi, dia mengganti chanel-chanel yang ada karena dia merasa bosan dengan bahasa indonesia yang tidak dimengertinya. Hye Jin kemudian memutuskan untuk mematikan Televisinya, kesekian kalinya dia memandang jam dinding hotel yang sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Terbesit rasa khawatir tentang Kibum yang tidak kunjung pulang, dia takut kalau Kibum mengalami kejadian buruk entah itu dirampok atau mungkin tersesat. Hye Jin ingin mencari Kibum walaupun dia begitu membencinya namun sebagai manusia yang baik kita harus saling peduli walaupun orang tersebut pernah menyakiti kita. Hye Jin mengambil jaketnya dan keluar dari hotel untuk mencari Kibum. Di jalan-jalan suasana masih ramai walau hari sudah sangat malam, pertokoan dan restoran juga masih buka. Masih banyak turis yang berlalulalang di sekitar jalan menuju pantai kuta. Hye Jin berinisiatif untuk melihat setiap orang yang lewat siapa tahu salah satu dari mereka adalah Kibum. Dia sudah menyusuri sepanjang jalan menuju pantai Kuta, namun batang hidung Kibum sama sekali tidak muncul. Tanpa dia sadari, ternyata dia sekarang berada di Pantai Kuta. Suasana pantai Kuta di malam hari sangat sepi berbeda jauh di saat malam hari. Dari kejauhan Hye Jin melihat sosok cowok memakai jaket hitam, kaos merah duduk termenung sendirian sambil merenung memandang pantai. Hye Jin merasa itu adalah Kibum, karena dilihat dari pakaian yang dia pakai, sama persisis dengan pakaian Kibum terakhir kali dia lihat. Perlahan tapi pasti Hye Jin mendekatinya, ternyata dugaannya benar kalau itu adalah Kibum. Dia sangat lega sudah menemukan Kibum.
“Kibum, sedang apa kau duduk termenung di pinggir pantai?”. Tanya Hye Jin
“Kau sendiri ngapain malam-malam kesini?”.
“Aku kesini memang sengaja untuk mencarimu karena aku merasa khawatir”. Kibum sedikit tidak menyangka kalau Hye Jin mencarinya karena khawatir, dia berpikir kalau Hye Jin tidak mungkin peduli entah dia mau kembali ke hotel apa tidak. Hye Jin mengambil posisi duduk disebelah Kibum. Ada rasa penasaran di hati Hye Jin tentang tingkah laku Kibum yang terkesan aneh untuk hari ini. “Kibum, hari ini kau terlihat aneh. Sebenarnya kau kenapa?”
Kibum menoleh ke Hye Jin sejenak, mendadak pertanyaan Hye Jin membuat Kibum mengingat kembali buku yang di berikan nenek dan Hye Jin yang selesai mandi. “Aku tidak mau membahasnya dan ini bukan urusanmu”.
“Aish dasar cowok aneh”. Gerutu Hye Jin pelan.
Mereka berdua terdiam. Suasana hening, terdengar suara ombak yang bergemuruh. Angin malam membelai lembut tiap jengkal kulit wajah mereka. selain itu banyak juga terlihat bintang dan bulan dilangit. Benar-benar suasana yang romantis. Mata Hye Jin tertarik pada sesuatu, yang bergerak perlahan di depan kakinya. Hye Jin yang penasaran mengambil benda itu.
“Wa, ada Keong, lihatlah lucu sekali”. Hye Jin mendekatkan Keong itu tepat di wajah Kibum. Dia tidak menyangka kalau Kibum bakal melihat ngeri dan ketakutan seperti itu. Senyum jail mengembang di bibirnya, ini saatnya untuk balas dendam atas perbuatan Kibum di pesawat.
“Hei!! Hye Jin, jangan macam-macam Kau” Hye Jin semakin gencar mandekatkan Keong itu ke wajah Kibum.
“Ahahaha, Kibum-ah lihat ini, dia bilang katanya ingin sekali berkenalan denganmu”. Tawa Hye Jin puas bisa menngerjai balik Kibum
“Hye Jin, jauhkan binatang itu dariku”. Perintah Kibum. Dia berusaha menjauh namun Hye Jin selalu mencegahnya.
“Ahahahaha….aku tidak mau”.
Hye Jin terus menerus menggoda Kibum. Kibum kuwalahan meladeni Hye Jin karena tenaganya kuat, sepertinya Kibum lupa kalau Hye Jin adalah gadis yang kelakuannya mirip preman. Namun Kibum punya trik licik, dia menggelitiki pinggang Hye Jin dan terus berusaha menghindar. Tentu saja Hye Jin tertawa terpingkal-pingkal dan Keong itu terlepas dari tangannya.
“Rasakan ahahaha”. Padahal keongnya sudah tidak ada tapi Kibum masih saja menggelitiki Hye Jin.
“Kibum Hentikan !! Geli sekali ahahaha”.
Hye Jin benar-benar nggak tahan kalau digelitik seperti ini. entah gerak macam apa yang sudah mereka lakukan sampai-sampai Hye Jin tidur terlentang di pasir dan posisi Kibum ada di atasnya. Dia terus menggelitiki Hye Jin sampai mengeluarkan air mata. Lama kelamaan hanya suara tawa Hye Jin yang terdengar. Spontan dia diam, ternyata Kibum dari tadi menatapnya. Deg..deg…jantungnya berdetak cepat. Mereka berdua saling pandang dalam diam di bawah sinar bulan dan bintang. Tubuh cowok yang berada diatas Hye Jin sekarang dan wajah yang berada di depan Hye Jin sekarang terlihat bersinar dan berkharisma. Sesaat dia terbuai dengan tatapan mata Kibum yang tajam. Entah setan apa yang ada di dalam tubuh Kibum, Kibum sedikit demi sedikit mendekatkan wajahnya ke wajah Hye Jin. Kurang sedikit lagi mereka akan berciuman namun…
“Hai Kalian!! Apa yang kalian lakukan malam-malam seperti ini. kalau mau berbuat mesum jangan disini tapi di hotel sana”. Seseorang tak dikenal tiba-tiba datang di antara mereka. Hye Jin tidak mengerti dengan bahasa mereka tapi yang jelas, orang itu menyuruhya pergi, bisa di lihat dari gerakan tangannya. Mereka berdua kabur dengan cepat, kelewat cepat malah sehingga Hye Jin tidak bisa mengimbangi Kibum. Dia berusaha untuk bisa berjalan berdampingan dengan Kibum.
“Hye Jin kenapa kau mengikutiku terus?!!!”. Bentak Key.
“Siapa yang mengikutimu, aku kan juga mau kembali ke hotel. Lagian Kenapa kau hari ini selalu membentakku dan marah-marah nggak jelas, kau ini sebenarnya kenapa??”.
Kibum tidak memperdulikan ocehan Hye Jin dan terus berjalan. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat sesuatu. Kibum sekarang melihat sepsang kekasih yang lagi asik ciuman di dekat pohon kelapa sambil berdiri. Mereka terlihat Hot sekali, kalau dilihat dari raut wajahnya, sepertinya umur mereka sama dengan Hye Jin dan Kibum. Ini semua karena nenek dan buku sialan itu. Pikirannya sekarang kacau, kotor, malah membayangkan aku dan Hye Jin yang tidak-tidak.
“Hai!! Kalian berdua, apa kau pikir tempat ini milik kalian. kalau mau ciuman jangan di tempat umum di hotel atau di kamar mandi sana. Walaupun aku sudah menikah namun aku tidak pernah melakukan hal itu pada istriku”. Bentak Kibum pada sepasang kekasih itu. Mereka hanya melihat aneh dan bingung ke Kibum.
Lagi-lagi Kibum marah-marah nggak jelas sambil nunjuk-nunjuk Hye Jin. Aish Hye Jin merasa malu karena Kibum membentak orang seenaknya, percuma Kibum marah seperti itu karena mereka berdua tidak mengerti bahasanya. Kibum berjalan menjauh dari Hye Jin, dia yang merasa tidak enak pergi meminta maaf pada sepasang kekasih itu tentunya dalam bahasa inggris. Syukur mereka tidak marah maupun tersinggung. Sesampainya di hotel Kibum langsung tidur sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
Di dalam selimut, mata Kibum masih belum terpejam. Otaknya masih berjalan dan mengingat kembali apa yang hampir dia lakukan kepada Hye Jin. Kalau andai saja orang asing itu tidak mengusir mereka pasti itu semua terjadi. Ciuman itu. Kibum menghela nafas panjang, seolah tidak percaya kalau dia berani berbuat seperti itu kepada cewek yang dibencinya. Kibum berharap Hye Jin tidak menyadari akan hal tersebut, kalau Hye Jin menyadari itu semua, pasti itu sangat memalukan. Kibum termenung, bayangan wajah Hye Jin di bawah sinar bulan begitu mempesona dan terlihat sangat manis. Kibum yakin dia hanya terbawa suasana dan efek gara-gara buku aneh dari nenek.. Perlahan dia mengintip Hye Jin di balik selimutnya, terlihat Hye Jin yang membelakanginya di matanya tampak sudah tertidur pulas.
Di sisi lain sama seperti yang Kibum alami, Hye Jin juga tidak bisa tidur. Kejadian di pantai itu secara otomatis terulang di otaknya. Kibum yang di lihat tadi benar-benar berbeda, dia terlihat sangat tampan dan berkharisma. Pandangan tajam matanya membuat dirinya hampir lupa diri. Hye Jin tahu persis kalau Kibum berniat untuk menciumnya, tapi kenapa dia berbuat seperti itu padanya?dan yang terlebih aneh lagi Hye Jin tidak menghindar malah dari lubuk hatinya, dia ingin Kibum meneruskannya. Hye Jin merasa dia sudah menjadi gadis bodoh di dunia. Hye Jin mengguncang-guncang kepalanya agar pikiran itu hilang.
*******
Pagi menjelang, saatnya Hye Jin dan Kibum berwisata bersama dari mulai mengunjungi pulau penyu, tanah lot, pantai kuta serta masih banyak lagi tempat wisata yang mereka kunjungi. Mereka benar-benar menikmati rekreasi ini. Hal yang paling mereka sukai adalah saat mereka berkunjung di pulau penyu, disana Hye Jin dan Kibum punya kesempatan berfoto dengan seekor penyu yang sudah berumur limapulu tahun. Selain berfoto dengan seekor penyu Hye Jin memberanikan diri untuk berfoto dengan seekor ular piton albino, ada kejadian lucu pada waktu itu Seorang penjaga tempat itu sempat memaksa Kibum untuk berfoto bersama ular itu dan mendekatkan ular itu padanya, Kibum lari terbirit-birit menjauhi tempat penangkaran hewan tersebut dan duduk di gubuk yang lumayan jauh dari lokasi. Setelah puas di pulau penyu dan yang lainnya mereka pergi berbelanja untuk oleh-oleh orang rumah, walaupun harga disini agak mahal namun kualitas pakaian atau barang yang di jual memang sangat bagus. Hye Jin membelikan Ibunya baju batik dan Tas batik untuk adiknya Jinho, tidak lupa asesoris khas bali yang akan di berikan kepada dua sahabatnya Soo Yun dan Chang Hyun. Lain dengan halnya Kibum yang hanya membeli baju batik untuk nenek dan kedua orang tuanya.
Setelah puas berkeliling kota Bali dan berbelanja seharian, saatnya mereka kembali ke hotel dan siap-siap untuk pulang besok sore, karena mereka harus segera masuk sekolah biar pihak sekolah tidak ada yang curiga dengan menghilangnya mereka berdua secara bersamaan. Di hotel Kibum memutuskan untuk mandi karena tubuhnya yang penuh keringat, sedangkan Hye Jin mengepak semua baju dan oleh-oleh yang dia bawa kedalam koper, tidak hanya barangnya yang dia rapikan tapi juga punya Kibum. Sekarang dia menata baju-baju Kibum yang berserakan di atas kasur serta merapikan seprei kasur yang morat-marit, saat Hye Jin mengangkat kasur matanya tertarik pada sebuah buku bersampul ungu karena penasaran dia membuka perlahan buku itu.Raut wajah shock terlukis jelas di wajahnya, dia tidak menyangka ada buku macam ini di hotel. Pikirannya menerawang jauh, dia berpikir pasti buku ini milik penghuni terdahulu. Melihat gambar yang begitu, jantung Hye Jin berpacu kencang serta membayangkan Kibum di balik pintu kamar mandi. Tidak boleh, aku tidak boleh berpikir yang macam. Tekadnya dalam hati.
“Hye Jin kenapa kau?”, Hye Jin tidak menjawab, Kibum yang melihat Hye Jin berdiri mematung yang membuatnya penasaran dan berusaha mendekatinya. Betapa terkejutnya dia ketika tahu buku pemberian nenek ada di tangan Hye Jin. “Ke…Kenapa buku ini ada di tanganmu?”, Kibum mengambil buku dari tangan Hye Jin dengan kasar. Hye Jin menoleh perlahan ke arahnya dengan pandangan tak percaya.
“Jadi, buku ini milikmu?? Aku tidak menyangka kalau kau itu…”.
“Jangan salah paham. Ini adalah hadiah dari nenek yang di berikan di bandara. Sudahlah lebih baik kita segera siap-siap untuk besok”. Kibum memasukaan buku itu ke dalam tasnya sendiri.
********
Sekarang Hye Jin sudah kembali ke korea bersama suaminya yang menyebalkan. Ketika pulang mereka berdua hanya di sambut dengan adanya kehadiran nenek. Sampai detik ini Hye Jin tinggal dirumah Kibum. Orang tua Kibum sibuk bekerja, sedangkan Ibu Hye Jin tentu saja dirumahnya sendiri. Nenek menyambut bahagia kedatangan mereka, belum pernah mereka melihat nenek yang sebahagia ini. Dalam menyambut kedatangan mereka nenek menyiapkan banyak sekali makanan special untuk mereka. Nenek berpikir kalau cucu dan cucu menantunyaa itu menjalani bulan madu seperti pasangan suami istri yang normal, padahal sebenarnya mereka tidak seperti itu. Hye Jin dan Kibum merasa sedikit tidak enak dengan nenek kalau ingat kembali kejadian di Bali. Hye Jin memakan masakan yang sudah di sediakan dengan lahap. Sama seperti pasangan pengantin lainnya, ada cincin pernikahan yang melingkar di jari manis Hye Jin begitupun juga dengan Kibum. Nenek tersenyum senang melihat pengantin baru itu makan.
“Hye Jin, apa selama di Bali kau meminum obat pemberian dariku?”. Hye Jin terbatuk saat nenek menanyakan hal itu, dengan cepat dia menyambar gelas berisi air di depannya.
“Ehm, su..sudah nek”. Katanya bohong karena dia tidak mau membuat nenek kecewa.
“Kalau kau Kibum, apakah kau sudah membaca dan mempraktekannya seperti buku yang aku berikan padamu?”. Nenek mendesis pelan ketika mengatakan “mempraktekannya”.
“Uhuk…Uhuk…”, Sambil terbatuk Kibum menoleh pada Hye Jin yang melihatnya. Hye Jin menggeleng itu berarti Hye Jin melarang Kibum mengatakan iya.
“Ten..Tentu saja sudah Nek” Hye Jin kaget mendengar jawaban Kibum. Hye Jin merasa Kibum itu sudah gila, benar-benar gila. Kalau seperti itu caranya, Nenek terus beraharap lebih pada mereka.
“Benarkah seperti itu Hye Jin”. Tanya Nenek untuk membuktikan kepada Hye Jin apakah omongan Kibum bohong atau tidak. Hye Jin diam saja nggak berani ngomong tapi Kibum menyenggol kakinya dan memelototi Hye Jin itu artinya dia menyuruh Hye Jin untuk bilang “iya”. Hye Jin hanya mengangguk pelan dan ragu.
“Baguslah kalau begitu, aku ingin sekali kau cepat memberikan aku seorang cicit Hye Jin. Baiklah nenek pergi ke kamar dulu untuk istirahat”. Nenek tiba-tiba mencium pipi Hye Jin penuh kasih sayang. Ciuman itu membuat beban yang berat dalam hidupnya.
Beban hidup Hye Jin semakin berat, benar-benar berat. Mana mungkin dia hamil di usia yang tergolong masih muda seperti ini. Hidupnya kacau balau, lagipula mana mungkin dia akan hamil kalau menikah dengan orang yang kita benci. Hye Jin marah sama Kibum yang mengiyakan pernyataan nenek itu sehingga membuat semuanya jadi rumit. Bayang-bayang senyum nenek yang bahagia serta ciuman hangat dari nenek di pipinya membuat Hye Jin ingin sekali menangis. Dia juga tidak tega kalau harus membuat nenek kecewa. Tapi ini semua tidak akan terjadi kalau seandainya Kibum tidak mengiyakan pertanyaan nenek.
“Kibum, kenapa kau mengiyakan pertanyaan nenek?”. Tanyanya penuh amarah.
“Mau bagaimana lagi. Nenek terlihat bahagia, aku tidak mau melihat nenek tiba-tiba sedih”. Hye Jin diam mendengar pernyataan Kibum, Hye Jin tidak pernah berpikir Kibum yang cuek dan galak masih peduli dengan perasaan orang lain. Kibum melirik Hye Jin yang memasang muka serius, lagi-lagi senyum jahil terlukis di bibirnya. “Kalau begitu bagaimana kalau kita melakukannya sekarang?”. Kibum mendekatkan wajahnya kea rah Hye Jin, dengan sigap Hye Jin menghindar jauh.
“Kau jangan macam-macam padaku”. Gumam Hye Jin. tiba-tiba suara tawa Kibum memecah suasana yang hening di rumah.
“Ahahahaha..!! lihat wajahmu tiba-tiba memerah. Mana mungkin aku akan melakukan itu denganmu”.
“Kau benar-benar menyebalkan!!!!”. Teriak Hye Jin.
********
Keesokan harinya, mereka berdua berangkat sekolah ini merupakan hari pertama ke sekolah sebagai sepasang suami istri. Hye Jin dan Kibum berangkat sekolah dengan di antarkan oleh sopir pribadi nenek. Tidak ada cincin pengantin yang melingkar di jari manis mereka, tentu saja mereka tidak memakainnya kalau ke sekolah. Mereka hanya terdiam di dalam mobil. Sesampainya di depan gerbang sekolah, merek berdua turun secara bersamaan dan jalan beriringan. Tiba-tiba Kibum berhenti sejenak dengan menatap kearah Hye Jin.
“Hye Jin, kau jalan duluan”. Printahnya.
“Iya aku mengerti”. Hye Jin berjalan cepat di depan Kibum. Tentu saja dia tidak mau seorangpun melihat mereka berjalan bersamaan.
Hye Jin berjalan dengan kecepatan tinggi jauh meninggalkan Kibum dan langsung masuk kelas. Chang Hyun dan Soo Yun sudah ada di kelas dan melihatku senyum-senyum nggak jelas sambil bisik-bisik antara satu dengan yang lain. Hye Jin duduk dan menghela nafas, Soo Yun dan Chang Hyun tiba-tiba pasang tampang puppy eyes. Hye Jin memperhatikan mereka dengan seksama.
“Apa, ada apa? kenapa kalian memandangku seperti itu?”. Tanyanya.
“Aku dengar kalian habis berbulan madu di Bali”. Ucap Soo Yun enteng.
“Dari mana kalian tahu?”, Tanya Hye Jin heran.
“Saat kita menghubungi rumahmu dan menanyakan kepada ibumu kenapa kau tidak masuk, ibumu menjelaskan pada kami kalau kalian sedang berbualn madu” Jelas Chang Hyun, dan saat itu juga Kibum datang dengan tampang dasar tanpa ekspresi. Dingin sekali. Chang Hyun tersenyum bahagia melihat Kibum yang tiba-tiba datang. “Kibum, Bagaimana?? Chang Hyun tersenyum jahil.
“Apanya yang bagaimana?”.
“Bulan madumu dengan Hye Jin”. Chang Hyun mengangkat kedua alisnya. Kibum sedikit terkejut mendengar pertanyaan Chang Hyun yang tahu kalau mereka habis bulan madu.
“Itu bukan urusan kalian”, jawabnya dingin.
Tiba-tiba Ibu guru wali kelas masuk kedalam ruang kelas, dengan di buntuti oleh dua orang yang Nampak seperti murid baru. Satu perempuan dan satu lagi pria. Murid baru perempuan itu terlihat sangat cantik dan manis benar-benar sempurna, semua pasang mata murid pria tertuju padanya dengan senyum menggoda bahkan ada juga yang kagum melihat kecantikannya. Beda sekali dengan murid satunya, pria yang terlihat culun dengan kaca mata tebalnya serta rambut yang mengkilap karena terlalu bayak gel rambut yang di pakainya. Hye Jin tanpa sengaja melirik Kibum yang terlihat sangat terkejut dengan kehadiran sosok murid baru itu. Tanpa buang waktu ibu wali kelas mempersilahkan murid baru itu memperkenalkan diri,
“Annyonghaseo, namaku Lee Hyu Ra mohon bimbingan dari kalian”.
“Annyonghaseo namaku Choi Jun Hoon mohon kerja sama kalian”.
Setelah memperkenalkan diri mereka duduk di bangku paling belakang bersebelahan dengan Hye Jin dan Kibum. Pandangan gadis baru itu dari tadi selalu menatap lurus kearah Kibum, tapi Kibum masih seperti tadi dengan wajah dinginnya. Hye Jin sedikit curiga, dia berpikir pasti mereka sebelumnya saling kenal karena tidak mungkin gadis itu berani memandang orang penuh makna dengan orang baru yang ada di sekitarnya. Tepat di samping Kibum adalah Hyu Ra. Kibum terus memandang murid baru itu tanpa henti dan membuat Hye Jin penasaran. Dengan berjalannya waktu, tiba saatnya untuk istirahat Hye Jin dan Kibum sibuk membereskan bukunya yang berantakan di meja. Tiba-tiba gadis baru itu sekarang berdiri tepat di depan Kibum.
“Oppa, bisakah kita bicara sebentar?”
Apa yang dia katakan tadi "Oppa" batin Hye Jin
==TBC==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar