Sabtu, 04 Februari 2012

FF / He is Immortal / part 12

Minho beserta cewek cantik yang tak lain dan tak bukan adalah pengikutnya. Berjalan perlahan memeriksa sumber suara kaleng yang terdengar oleh mereka. Dengan masih bertelanjang dada Minho membuka pintu. Kepalanya menoleh ke kanan dan kekri untuk memeriksa. Namun dia tak mendapati seorangpun yang ada disekitar mereka. Pengikut minho juga ikut memeriksa bahkan dia keluar dari dalam untuk melihat lebih teliti lagi. Saat itu Eun Hee bisa melihat jelas wajah perempuan itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Seorang wanita yang sama persisi di dalam mimpinya. Wanita yang menjadi mangsa Minho waktu itu. Tak lama kemudian mereka keluar, Minho sudah lengkap dengan seragam olahragnya. Bekapan dari tangan Eun Hee kian lama kian mengendor. Perlahan dia melihat wajah Jinki yang ada di belakanganya.
“Gomawo kau sudah menolongku”
“Ehm, apa kau mendengar apa yang mereka bicarakan?”. Tanya Jinki.
“Iya aku mendengarnya” Eun Hee heran kenapa Jinki tiba-tiba datang untuk menolongnya. Apa daritadi dia mengikuti dan mengawasiku. Batin Eun Hee. “Apa kau juga tahu siapa sebenarnya mereka?”.
Jinki diam. Dia butuh waktu untuk menjawabnya, Eun Hee sabar menanti jawaban dari Jinki. Dari situ Jinki berpikir apakah dia harus mengiyakan pertanyaan Eun Hee. Lebih baik jujur dengan begitu Eun Hee tahu kalau dia selama ini melindunginya dari Minho.
“Ne, aku tahu siapa mereka. Aku sudah tahu siapa Minho dari awal dia masuk sekolah”. Jelas Jinki.
“Apa jangan-jangan kau juga tahu siapa Kibum sebenarnya?” Jinki mengangguk ragu “Bagaimana bisa kau tahu Jinki-ssi?”.
“Itu karena bau mereka”. Jawabnya singkat.
“Bau???”. Tanya Eun Hee bingung. Jinki ingin sekali menjelaskan lebih detail lagi tentang dirinya tapi dari ujung kanan banyak sekali murid-murid yang berbondong-bondong untuk ganti baju. “Lebih baik aku jelaskan padamu nanti. Sekarang kita ikut pelajaran dulu”.
Jinki meninggalkan Eun Hee begitu saja. dia bingung dengan maksud Jinki. Bau?? Memangnya bagaimana bau vampire itu? Tanya Eun Hee dalam hati. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya untuk membuang banyak pertanyaan dalam dirinya.
*********

Sore menjelang Eun Hee pun pulang dari sekolahnya. Sering kali dia melihat poselnya. Berharap Kibum menghubunginya. Dua hari sudah Kibum tidak ada kabar sedikitpun. Eun Hee begitu sangat merindukan Kibum. Hidupnya menjadi tak berwarna tanpa kehadirannya. Dia benar-benar merasa terpuruk entah kenapa dia juga merasa kalau ini untuk kedua kalinya ia kehilangan Kibum. Ramainya kota seoul, keceriaan yang terpancar di setiap pejalan kaki di sekitarnya sama sekali berebeda dengan yang ia rasakan. Dia terus berjalan tanpa henti. Iba-tiba ada sebuah sepeda motor yang berhenti tepat disampingnya.
“Eun Hee-ya, apa kau ingin pulang bersamaku? Naiklah, bukankah kita bertentangga?”. Ajak Jinki dan memberikan Eun Hee senyuman termanis yang ia punya.
“Benarkah kau mau member tumpangan untukku?”. Tanya Eun Hee sambil menunjuk batang hidungnya. Jinki mengangguk “Wuaaahhh ternyata, kau baik juga ya Jinki-ssi”. Canda Eun Hee.
“Memangnya aku orang yang bagaimana di matamu?”. Katanya. Jinki memberikan Helm kepada Eun Hee.
“Kau orang yang dingin. Orang yang tak bisa bersosialisasi pada teman sekelasmu, orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri”. Sekarang Eun Hee sudah berada di atas jok sepeda motor Jinki.
“Ya!! Eun Hee aku bukanlah orang seperti itu.  Pengangan yang erat aku akan mengendarainya dengan kecepatan yang bikin para wanita ketakutan”.
Eun hee melakukan apa yang Jinki katakan. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Jinki adalah orang yang baik, dan berhati mulia. Cuaca sore hari ini begitu dingin. Eun Hee bisa merasakan perubahan yang drastic ketika dia memeluk Jinki. Hangat benar-benar hangat. Dia bagaikan sedang mengahngatkan tubuh di depan tungku perapian. Sebelum mengatrakan Eun Hee, Jinki mampir kerumah dulu untuk mengambil sesuatu dan mengantarkan ia pulang karena Jinki harus ke kuil untuk membicarakan hal serius dengan Gurunya yang ada di Kuil. Mereka berdua mulai memasuki rumah kecil yang sederhana namun super bersih, karena Jinki tipe orang yang sangat suka kebersihan.
“Aku ganti baju dulu. Tunggulah sebentar”. Eun Hee hanya mengangguk pelan dan tersenyum tipis.
Sambil menunggu Jinki Eun Hee melihat-lihat seisi rumah Jinki tepatnya di ruang tamu. Di sudut rumah Jinki dan dekat jendela terdapat sebuah rak yang dipenuhi oleh buku-buku yang kebanyakan adalah buku-buku usang dan Kuno. Eun Hee perlahan menuju rak buku. Matanya secara teliti meneliti tiap judul buku yang ada. “History prince of vampire”. Eun Hee mulai mengambil dan dam membuka lembar demi lembar buku itu. Dengan teliti dia mulai membaca. Eun Hee terkejut ketika nama Hanzi Flanders disebut-sebut. Tidak hanya itu saja nama Hanzi selalu tertulis dan berkaitan dengan Alferic. Dalam hati Eun Hee bertanya siapa Alferic itu?. Dia membaca keseluruhan buku itu. Terjawab sudah Alferic tidak lain adalah Minho. Belum selesai ia membaca namun Jinki sudah selesai mandi, ia sudah siap untuk berangkat ke kuil gurunya. Jinki melihat Eun Hee buku buku kuno yang akhir-kahir ini ia baca.
“Eun Hee, Kaja’, Ucap Jinki.
“Eoh Ne. kau cepat sekali Jinki-ssi”. Kata Eun Hee
Ketika Eun Hee meletakkan buku itu kembali ke rak.  Mata Jinki terganggu dengan pemandangan di pergeangan tangan kanan Eun Hee. Yaitu sebuah tato bergambar pedang dan dililit oleh bunga mawar. Jinki ingat betul kalau tato itu mirip sekali dengan gambar yang ada di buku sejarah tentang pangeran vampire. Tanpa basa-basi Jinki mencengkram tangan kanan Eun Hee dan melihatnya dengan teliti. Ia lalu mengambil kembali buku yang baru Eun Hee letakkan dan membuka perlembarnya dengan kecepatan Tinggi.
“Eun Hee-ya Bagaimana kau bisa punya tato seperti itu?”. Jinki langsung melihatkan halaman yang ada gambar tersebut. “Lihat ini. Tato kamu sama dengan gambar disini. Bagaimana kau punya tato seperti ini?’.
“Tato ini muncul secara tiba-tiba di pergelangan tanganku. Aku sama sekali tidak tahu. Kejadian ini benar-benar aneh”.
Jinki tidak menanggapi perkataan Eun Hee. Dia langsung duduk dan meletakkan buku itu di atas meja. Dia mencoba untuk menerangkan semuanya yang ia mengerti dan ia ketahui.
“Apa kau tahu lambang ini adalah lambang dari bangsa Elf keturunan Eldar. Di dalam buku ini juga ini di jelaskan bahwa Elf yang bernama Rhesgil memiliki tato yang ada di pergelangan tangan kananya. Aku tahu karena aku sudah membaca buku ini sampai akhir. Menurutku kau adalah renkarnasi Rhesgil”.
“Omo Maldo andwae. Jadi itu kenapa. Aku langsung jatuh cinta dengan Kibum dan merasakan kalau aku menemukan dia setelah sekian lama berpisah. Karena dia adalah Hanzi flanders kekasihku. Kita tahu saling tahu apa yang diri kita suka dan tidak dari awal walaupun tidak pernah saling mengatakan. Dan yang terakhir aku bermimpi melihat Rhesgil berubah menjadi diriku”.
“Jincayoooo!!!”. Tanya Jinki, Eun Hee pun mengangguk.  
“Tapi kenapa Minho begitu sangat menginginkanku? Apa yang ia inginkan dariku?”.
“Eun Hee-ya kau adalah titisan atau renkarnasi dari Rhesgil. Pada jaman dahulu ada seorang peramal terkenal dan dipercaya masyarakat yang meramalkan bahwa hanya kau yang bisa menghentikan Minho dan Juga Kibum untuk membangkitkan kembali bangsa vampire. Kau harus melawan mereka berdua untuk menyelamatkan ras manusia. Karena Elf adalah setengah manusia dan makhluk abadi”.
“Apa maksudmu Jinki-ssi. aku sama sekali tidak mengerti?”. Tanya Eun Hee. 
“Kau adalah tumpuan dari ras manusia. Hanya kau yang bisa mengehentikan mereka. Kau akan berhadapan dengan Kibum yang tak lain adalah pacarmu sendiri Eun Hee-ya”.
“Tidak mungkin, itu tidak mungkin terjadi. Kibum adalah eorang vampite yang baik. Dia sama sekali tak pernah melukai manusia’. Kata Eun Hee sedikit ketakutan.
“Tapi ramalan itu mengatakan bahwa  Kibum adalah vampire berbahaya. Hanya dia yang bisa mengendalikan vampire dan ditakuti oleh semua ras vampire yang ada. Kibum bisa menguasai dunia karena dia dulunya adalah manusia. Ramalan itu juga menyebutkan kalau kaulah yang bisa menyelamatkan kita semua”
“Neonun Gojimal. Gojimallll”. Tegas Eun Hee.
“Tapi ini adalah kenyataannya Eun Hee. Apa kau lebih memilih kehilangan teman-temanmu, keluargamu menjadi vampire yang ganas dan membunuh manusia lain karena mereka kelaparan”.  
Eun Hee diam sejenak. Dia tidak menyangka akan terlibat di dalam dunia vampire atau lebih tepatnya dunia mistis yang begitu mengerikan dan menakutkan. Terlebih lagi dia harus berhadapan dengan pria yang ia sangat cintai yaitu Kibum.
“Sebelumnya aku pernah melihat perempuan vampire itu di hutan. Kalau boleh tahu apa yang kau dengar dari perbincangan antara Minho dan Pengikut perempuannya?”.
“Dia bilang kalau semuanya sudah siap dan dia sudah menyiapkan sekitar dua puluhan orang. Hanya itu yang aku ingat karena aku membuat suatu kesalahan dan kau yang menyelamatkanku. Kalau begitu apa yang harus aku lakukan untuk menghadapi mereka? Aku benar-benar tidak bisa mencerna hal ini dengan akal sehatku”.
“Aku juga tidak tahu lebih baik kau ikut aku ke kuil kakekku. Ayo kita berangkat sebelum semuanya terlambat”.
**********
Eun Hee memeluk erat Jinki saat perjalanan menuju ke kuil kakaknya. Bukan tanpa alasan dia melakukan hal itu tapi karena Jinki mengendarai sepeda begitu cepat. Setelah menempuh perjalanan hampir sekitar satu jam sampailah mereka di kuil Guru Jinki. Eun Hee melihat-lihat bangunan sekitar kuil yang semuanya adalah  bangunan tua. semua biksu sibuk dengan urusan mereka masing-masing ada yang membersihkan halaman, mencuci baju dan memasak. Mereka berdua sekarang memasuki tempat sembahyang yang dsitu banyak sekali dupa dan sesajen lainnya. Terlihat Guru Jinki sedang bersemedi dengan dua muridnya. Tidak jelas apa yang guru Jinki baca namun itu terdengar seperti sebuah mantra. Dengan langkah ragu mereka mencoba memasuki tempat sembahayang lebih dalam lagi.
“Seonsaengnim” Ucap Kibum lirih. Guru Jinki berhenti dari sembahyangnya dan melihat kea rah Jinki beserta Eun Hee.
“Ada apa kau kemari?”. Tanyanya santai.
“Sesuatu besar akan terjadi Guru. Ini masalah vampire itu dan kembalinya pangeran vampire.” Jelas Jinki dengan tampang yang begitu serius.
“Tarawa!!”. Ujar Guru itu singkat.
Guru Jinki membawa mereka berdua disebuah ruangan kecil yang banyak sekali tumpukan buku besrta lukisan kuno. Tempat ini tak lain dan tak bukan adalah Ruang atau tempat Guru membaca. Jinki dan Eun He duduk menghadap ke arah guru Jinki.
“Jinki, apa kau yang mengambil buku sejarah tentang pangeran vampire?”.
“Ohh, Kuge..Ne seongsaenim aku yang membawanya Jesonghamnida”. Katanya sambil menundukan kepala.
“Dasar anak nakal!! Sikap ingin tahumu tak pernah berubah”. Jinki hanya diam.
“Guru aku sudah membaca semuanya tentang buku itu. Dan buku itu erat kaitannya dengan apa yang terjadi sekarang. Yang tertulis di buku itu sama sekali tidak bohong. Minho atau lebih tepatnya pangeran vampire sudah mulai bergerak untuk memusnahkan manusia. Aku juga sudah membaca kalau hanya ada satu orang yang bisa mengehntikan mereka dia adalah…”.
“Ara, aku sudah tahu semuanya. Aku sudah tahu siapa gadis ini. Gadis ini tidak mempunyai kekuatan yang istimewa atau apapun. Namun kekuatan cintanya akan memberikan jalan terang akan semuanya. Di dalam tubuh alex di segel sebuah monster vampire yang begitu ganas dan mengerikan. Sahabatnya sendiri yang menyegel monster itu di dalam tubuhnya. Jika dia kembali membangunkan monster itu maka hanya satu uang bisa mengalahkannya yaitu kekuatan cinta”.
“Kekuatan cinta seperti apa  seongsanim?”. Tanya Eun Hee
“Itu hanya kau yang bisa menjawabnya karena aku sendiripun  tidak tahu”.
“Tapi bagaimana cara kami untuk menghadapi mereka seongsanim. Mereka membawa puluhan vampire liar untuk menyerang. Sedangkan disini hanya aku dan Eun Hee”.
“Jinki-ssi ada hal yang tidak kau ketahui di kuil ini. Jenis sepertimu disini bukan hanya kau saja. sebagian besar biksu disini adalah makhluk sepertimu. Jadi kamu bisa menggunakan atau meminta bantuan  mereka. Aku yakin dengan senang hati mereka akan bertempur. Mintalah bantuan”.
“Jincayo seongsanim. Aku berpikir hanya akulah makhluk seperti itu yang tersisa. dipermukaan bumi ini, namun dugaanku salah besar”. Ucap Jinki. Eun Hee sedikit  memiringkan kepalanya karena tidak mengerti seperti apa yang Jinki maksud.
“Apa maksudmu Jinki-ssi?”. Tanya Eun Hee.
“Baiklah. Aku harus meneruskan sembahyangku. Aku sarankan kalian untuk menginap disini. Karena hari sudah larut malam. Pasti banyak vampire liar yang berkeliaran untuk mencari dirimu Eun Hee-ssi. Karena hanya darahmulah yang ingin ia dapatkan selain kekasihmu Alex. Dengan meminum darahmu ia akan mendapatkan kekuatan yang begitu besar dan tak ada seorangpun yang bisa mengalahkannya.”. Gur Jinki lalu meninggalkan mereka berdua begitu saja.
Hari semakin Gelap. Kuilpun di terangi oleh obor-obor yang di letakan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Di dalam kamar berukuran tiga kali empat terlihat Eun Hee tertidur pulas. Di dalam mimpi Eun Hee melihat segerombolan orang yang sudah menjadi vampire ada sekitar dua puluh lima orag. Mereka sudah menyusuri bukit dan sungai dengan kecepatan tinggi menuju ke suatu tempat yang tak lain adalah kuil ini. Di dalam mimpi itu juga Eun Hee melihat Kibum berubah menjadi monster vampire bersayap dengan gigi yang tajam dan panjang. Eun Hee berdiri di depannya dan tiba-tiba Kibum mencengkram dan mengigitnya.
“Andwae!! Andwae!!!”. Eun Hee bernjak bangun dari tidurnya sambil mengatur nafas yang tersengal-sengal. Eun Hee tahu ini bukan mimpi biasa karena lewat mimpilah Eun Hee bisa tahu kejadian yang akan terjadi. Dia kemudian segera keluar dari kamar untuk mencari Jinki.
Kakinya melangkah semakin cepat dan cepat. Eun Hee tak tahu dimana Jinki tidur namun dia yakin dia bis menemukan mereka. Tiba-tiba di lapangan yang letaknya ada di tengah-tengah kuil terdapat lebih dari lima belas biksu termasuk Jinki berdiri dan berdert di lapangan.
“Jinki-sssi, apa yang kau lakukan disini?” teriak Eun Hee.
Jinki menoleh dan tersenyum tipis. Bulan purnama bersinar terang. Hanya sepersekian detik berikutnya Jinki beserta temannya berubah menjadi suatu makhluk seperi binatang yang tak lain dan tak bukan adalah manusia serigala. Segerombolan werewolf itu kemudian berlari menuju Hutan.
“ Omo, ige mwoya!!!!”


==TBC==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar