Sabtu, 12 November 2011

FF/ My husband, please look at me even just once/ part 15


Tittle : “My husband, please look at me even just once
Author : Maulida Kimkeyong
Main Cast :
- Key SHINee
- Nicole KARA 
- Nana Afterschool 
- Jinwoon 2AM
Length          : Chapter
Genre           : Friendship, romance 

==PART SEBELUMNYA== 

Di tempat yang lain Han Min Woo memandang Gusar kearah televise dengan berita yang beredar. Senyum sengak tersungging di bibirnya. Tangannya memutar-mutar garpu yang ia gunakan untuk memakan buah apel.  Dia benar-benar tidak rela kalau Nana tak menjadi miliknya karena dia tergila-gila pada Nana. Bagaimanapun caranya dia harus memiliki Nana.
“Tak ada cara lain lagi dan aku tak bisa menunggu lama. Aku akan melakukannya sendiri namun terlebih dahulu aku harus bisa mendapatkan Nicole”. Ucap Min Woo pada dirinya sendiri.
Min Woo mengambil laptopnya. Dia melihat-lihat foto Nicole bersama Key. Banyak sekali foto mereka berdua. Jinwoon membuka sebuah website dan menuliskan sebuah artikel tak lupa dia memasukan foto Key dan Nicole di dalammnya. Senyum Lucifer terpancar di wajahnya.
“Sebentar lagi aku akan memiliki Nana dan Key kau akan hancur beserta keluargamu”. 
***********
Nicole tak beranjak dari duduknya. Dia terus melihat ke arah meja orang Tua Key beserta Presedir SHINjoo duduk. Pandangannya tak lepas dari Nana. Nicole memakllumi kalau dulu Key pernah begitu mencintai Nana karena dia benar-benar terlihat cantik. Dibandingkan dengan Nana dirinya tak ada apa-apanya dibandingkan Nana. Nicole teringat saat Key menyatakan cinta padanya. Sebenarnya dia agak ragu dan tidak percaya dengan ucapan Key kemarin. Benarkah seorang Key menyukai dirinya? Pikir Nicole. Dari jauh tibalah Jinwoon yang disusul juga oleh Key. Sejenak Mata Key dan Nicole beradu namun keduanya saling memalingkan wajah. Degupan Jantung Nicole menjadi tak biasa. Nicole tahu kalau dia masih menyukai Key dengan segenap jiwanya.
            “Nicole, apa aku terlalu lama dikamar mandi?”. Tanya Jinwoon.
            “Eoh?? Ah sama sekali Tidak”.
Nicole kembali melihat kearah gerombolan wartawan begitupula dengan Jinwoon. Sekarang wartawan mengajukan bebera[a pertanyaan kepada mereka berenam. Pertanyaan mereka pertama di Tujukan kepada Presedir SHINjoo. Kebahagiaan teramat besar terpancar di wajah pria itu.
“Pak presedir, seperti yang telah kami dengar sebelumnya.benarkah kalau pertemuan ini akan membicarakan pernikahan antara kedua belah pihak? Tanya seorang wartawan.
“Benar sekali, pertemun ini akan membahas rencana pernikahan cucuku dengan Putra dari perusahaan Fourth Group”.  Ujar peresedir SHINjoo.
“Apa ini ada kaitannya dengan Bisinis kalian? Misalnya agar saham kalian meningkat drastic di pasar Global?”. Sekarang wartawan wanita bertumbuh kurus sibuk mengajukan pertanyaan kepada mereka.
“Tidak sama sekali Tidak. Pernikahan ini murni dari hubungan yang sudah terjalin lama antara putriku dan Kibum. Bukankah begitu Tuan Kim Jong Hun?”. Tanya ayah Nana pada ayah Key. Ayah Key dari awal sudah tidak begitu suka dengan pertemuan ini maka beliau lebih banyak melamun. Lamunan itu buyar ketika orang tua Nana menanyainya.
“Eh,,Eoh tentu saja ini tak ada kaitanya dengan perusahaan. Pernikahan ini kami lakukan karena rasa cinta yang timbul dari mereka berdua”. Senyum ayah Key  dengan sedikit memaksa. 
“Lalu kami ingin sekali mendengar komentar dari kedua calon pengantin. Bagaimana prasaan kalian?”. Wartawan itu menyodorkan micnya pada Nana. Nana tersnyum manis pada mereka dan mulai berkomentar.  
“Temtuya aku sangat bahagia. Aku sudah memimpikan saat-saat seperti ini”. Ujar Nana.
“Lalu bagaimana dengan Tuan Kibum. Apa komentar anda?”.
“Aku akan menjalaninya walaupun sebenarnya itu sulit bagiku”. Jawab Key enteng. Semua orang diam sjenak dan saling memandang satu sama lain. Kakek Nana tahu ini adalah suasana yang tak mengenakan jadi beliau berusaha mencairkan.
“Ahahaha, tentu saja sulit karena kau harus menikah di usia muda”. Kata kakek Nana tiba-tiba.
“Kapan rencana tanggal pernikahannya?”. Tanya wartawan yang berusaha terus untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.  
            “Hari pernikahan jatuh pada Tanggal 25 November. Dua minggu dari sekarang. Semua persiapan pernikahan sudah berjalan sekitar tujuh puluh lima persen. Aku sudah mempersiapkan semuanya hehehe”. Tawa kakek Nana dengan santai.  
Key beserta orang tuanya saling pandang bahkan terkesan sedikit kaget. Seolah mereka tidak tahu menahu tentang jatuhnya tanggal pernikahan mereka. Beda sekali dengan orang Tua Nana yang santai dan terkesan bahagia dengan semuanya. Sepertinya penentuan tanggal pernikahan adalah keputusan sepihak tanpa adanya pembicaraan bersama sebelumnya. Key menghela nafas panjang. Dia benar-benar frustasi dengan yang sedang dia hadapi sekarang. Suara kakek Nana begitu Jelas sehingga seluruh pengunjung restoran bisa mendengarnya termasuk Nicole dan Jinwoon. Nicole terkejut dan shock dengan tanggal pernikahan yang begitu dekat. Jinwoon sekilas melihat kearah Nicole yang tampak sedih.
“Nicole, gwencahana??!”.
“Eoh, Ne..nan gwenchana”. Jawab Nicole. Nicole diam sejenak lalu melihat kea rah Jinwoon “Jinwoon-ssi apa kau mau mengantarku ke suatu tempat?”.
“Eodiyeyo?”. 
“Ke konsultan perkawinan untuk mengajukan surat perceraian”. Jawab Nicole.
*********
Hari ini merupakan hari yang melelahkan dan penat bagi Key. Banyaknya pekerjaan di tambah lagi pertemuan yang tidak penting baginya membuat tubuhnya seakan remuk dan tak bisa bergerak. Key memandang Jendela kamar yang langsung memperlihat pemandangan taman yang penuh dengan lampu warna-warni. Sesekali Key meneguk teh hangat yang dibuatnya. Key melihat jam yang melingkar di tangannya. Sudah pukul Sembilan malam. Tak terasa hari sudah semalam ini. Key berjalan perlahan keluar dari kamar menuju kamar yang ada disampingya. Dulu kamar itu adalah kamar Nicole. Key duduk diranjang yang biasa digunakan Nicole untuk tidur. Key mengelus-elus sprei dan mengingat kembali moment saat dia pertama kali dia bertemu dengan Nicole. Senyum tipis terulas di bibir Key.
“Nicole, kenapa kau pergi di saat aku mulai mencintaimu dan membutuhkanmu. Pulanglah, aku sangat merindukanmu. Aku ingin kau memasakan pasta dan spageti untukku lagi”
Key sangat menyesal dengan apa yang sudah ia lakukan selama ini kepada Nicole. Tak pernah sedikitpun dia baik padanya. Andai dia bisa memutar waktu kembali. Key ingin memutar waktu ketika pertama kali dia bertemu dengan Nicole di bangku sekolah dan jatuh cinta padanya. Sekarang Key tahu Nicole seratus kali lebih baik daripada Nana. Dia merasa bodoh karena di butakan dengan kecantikan dan kemolekan tubuh seorang wanita yang wajahnya penuh dengan polesan make up. Ting..tong.. tiba-tiba bel rumahnya berbunyi.
“Siapa malam-malam berkunjung kesini?” Gerutu Key.
Langkahnya meninggalkan kamar Nicole dan berjalan menuju pintu. Key mengecek kedatangan seseorang di monitor kecil yang letaknya tak jauh dari pintu. Key membelalakan mata ketika tahu Nicole seorang yeoja yang dirindukannya sekarang ada didepan rumahnya. Key meletakkan gelas tehnya di sembarang tempat lalu merapikan rambutnya. Key mengembuskan nafasnya dan mulai membuka pintu. Pertama kali yang Key lakukan adalah teresnyum manis pada Nicole namun sayang gadis itu tak membalas senyumnya.
“Bolehkah aku masuk?”. Tanya Nicole.
“Eoh, Ne tentu saja boleh”. Jawab Key gelagapan.
Nicole berjalan mendahului Key lalu kemudian duduk di Sofa. Key berjalan mengikuti Nicole. Key begitu senang akhirnya Nicole datang kembali. Menurut Key, Nicole pasti akan tinggal disini bersama dirinya karena Key tahu Nicole juga masih mencintainya dan merindukannya. Key duduk tepat di depan Nicole. Dia tak berani memulai berbicara dulu namun dia menunggu Nicole yang berbicara. Bisa melihat Nicole sedekat ini lagi sungguh anugrah yang terindah buatnya. Key melihat Nicole menyodorkan sebuah amplop berwarna coklat panjang padanya. Key agak curiga dengan amplop ini.
“Ige mwoya?”. Tanya Key polos.
“Bukalah kau akan tahu”. Jawab Nicole.
Key memulai membuka amplop itu dan membaca kertas yang ada di dalamnya. Key lemas dia sudah tak bisa mengatakan apapun. Ingin sekali dia menangis namun sebisa mungkin dia menahannya. Key tidak menyangka kalau Nicole benar-benar akan melakukan ini.
“Surat perceraian?”. Tanya Key pada Nicole.
“Ne. aku ingin mempercepat perceraian kita. Lagipula dua minggu lagi kau akan menjadi suami orang lain tidak baik kalau kamu masih mempunyai istri. Jadi aku melakukan ini agar pernikahanmu berjalan lancar”. Ujar Nicole. Key terdiam dan menundukan kepala.
“Kau benar-benar bercerai ingin denganku?”. Ucap Key dengan berlinang air mata. Nicole kaget melihat Key menangis baru kali ini Nicole melihat Key menangis untuknya. “Tak bisakah kau mempertimbangkannya lagi dan hidup bersamaku?”.
Nicole diam sejenak. Pertanyaan Key ini menusuk hatinya. Kalau boleh jujur dia ingin sekali hidup bersama Key serta merawat bayi yang ia kandung berdua. Tapi Nicole tak mau egois karena cintanya, bagaimana nasib keluarga Key jika Dia tetap bersamanya. Key tidak boleh hidup menderita demi dirrnya. Nicole lebih bahagia jika Key tak hidup dengannya namun dia bisa hidup dengan aman serta nyaman tentunya juga penuh kebahagiaan.
“Ini sudah keputusanku Key. Jadi jangan menolaknya. Tolong tanda tangani berkas itu”.
“Apa kau sudah tidak mencintaiku? Apa karena Jinwoon kau melakukan ini?”. Tanyanya
“Jinwoon sama sekali tak ada hubungannya dengan ini Key” bantah Nana
“Kalau itu maumu baiklah aku akan menandatanganinya”.
Nicole melihat jelas Key mulai menggoreskan tinta hitam itu di surat ajuan cerainya. Sebentar lagi tinggal menjalani proses sidang perceraian. Batin Nicole.  Usai Key menandatanginya Nicole melipatnya dan memasukannya kedalam tas. Saat itu Juga Nicole berdiri untuk pergi.
“Aku pikir urusan kita sudah selesai. Aku pergi!”. Ujar Nicole
“Nicole…!!” Panggil Key tiba-tiba sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya. Nicolepun berhenti “Temani aku untuk kerakhir kalinya. Aku ingin menghabiskan malam ini denganmu. Jebal”.  Rengek Key. Nicole diam saja tak menanggapi ucapan Key.
*********
Derai angin berhembus keras menyapu kulit wajah mereka. Pori-pori mereka menyempit karena udara dingin yang menyentuhnya. Key dan Nicole berdiri sambil meletakan tanganya diatas pembatas pagar sungan Han. Pinggiran jembatan banpo menyemprotkan air pelangi yang begitu indah dan menakjubkan. Keindahan antraksi air yang Jembatan banpo tunjukan sama sekali tak membuat suasana hati mereka lebih baik. Semuanya masuk kedalam kepedihannya masing-masing. Key memandang Nicole tanpa henti dan mengatakan sesuatu.
“Kalau kita sudah berpisah nanti. Apa kau tetap akan mengingatku?”. Tanya Key.
“Mungkin tidak. Karena mulai sekarang aku akan berusaha menghilangkan perasaanku padamu. Kalau aku terus menjaga perasaan ini bagaimana nanti kalau aku melihat berita tentang kau dan istrimu ditelevisi. Itu pasti sangat menyakitkan bagiku”.
“Jadi kau akan membuang semua kenangan tentangku?”. Ujar Key. Nicole mengangguk pelan.
“Bahkan terkadang aku ingin punya penyakit amnesia agar bisa lupa semua tentangmu”.
Key merogoh saku mantelnya dan mengeluarkan sebuah kalung berwarna keperakan. Perlahan dia mendekati Nicole. Kedua tangannya memegang pundak Nicole dan mengarahkan perlahan tubuh Nicole agar berhadapan padanya. Nicole sedikit bingung. Apa yang akan Key lakukan padanya?.
“Terima kasih kau sudah mengorbankan cintamu demi aku dan keluargaku. Aku tidak tahu lagi apa yang harus katakan padamu untuk berterima kasih. Nanun Jeongmal saranghaeyo. Aku menyesal telah memperlakukanmu secara buruk selama kau menjadi istriku. Aku benci pada diriku kenapa aku mencintaimu disaat-saat terakhir aku bersamamu. Aku sama sekali tak ingin kau jauh dariku. Aku ingin kau selalu ada disampingku. Tapi karena kau menginginkan perpisahan ini aku akan melakukannya namun aku akan tetap mencintaimu Nicole-ssi”. Key untuk kedua kalinya meneteskan airmata di depan Nicole. Melihat Key seperti ini Nicole juga ikut menangis.
“Mianhaeyo Key-ssi”. Ucap Nicole dengan suara bergetar karena menahan tangis.
“Aku ingin memberikan ini padamu”. Key memperlihatkan sebuah kalung bergantung sebuah bintang yang berukuran sedang. Dengan penuh kasih sayang Key memakaikan kalung itu padanya. Nicole diam saja.
“Aku memilih gantungan Bintang karena aku tahu kau selalu bercerita kepada bintang di saat sedih dan bahagia. Jika kau tak bisa menemukan bintangmu lagi dilangit maka lihatlah bintang yang ada di lehermu. Dia juga akan senantiasa mendengarkan curhan hatimu. Nama bintang ini adalah Key star, mungkin bagimu itu sedikit konyol. Tapi walau bukan aku yang bersamamu namun Key star akan selalu menemanimu dan dia mewakili diriku”  
Nicole tak bergeming sedikitpun. Pandangannya terus kearah Key. Air matanya semakin mengalir deras. Ingin dia memeluk Key namun dia tak bisa karena dia harus melupakan Key.
“Mulai detik ini kita akan benar-benar berpisah. Jangan sapa aku kalau kau melihatku. Karena aku tak ingin menambah rasa sakit yang ada dalam hatiku. Maafkan kesalahnku selama ini Nicole. dan satu lagi tolong jagalah anakku. Jika dia sudah besar Katakan padanya kalau dia masih punya seorang ayah yaitu aku” Key mengelus perut Nicole yang sudah besar dengan lembut. Wajah Key sekarang tepat berada di depan perut Nicole. Kedua tangannya menyentuh perut Nicole.
“Key-ssii…”. Tangisan Nicole semakin menjadi-jadi.
“Anakku, Ini adalah Appa. Jagalah ibumu, jangan buat ibumu kesakitan karenamu. Appa akan pergi dan suatu saat nanti Appa pasti akan mengunjungimu. Saranghae”. Ucapnya. Key kembali berdiri dan melihat Key penuh kepedihan. “Maaf aku pergi, karena ada masih banyak laporan karyawan yang harus aku periksa”.
Selangkah demi selangkah Key memantapkan hatinya untuk menerima semuanya lalu mencoba pergi untuk selamanya di sisi Nicole. Mungkin memang Tuhan tak akan pernah menyatukan Nicole dengannya. Mungkin juga ada ssesuatu yang lebih baik lagi dalam hidupnya. Semakin jauh dan Jauh Kibum berjalan.
“Key-ssssi…!!!” Key tak menggubris panggilannya “KEY-SSSIII”  teriak Nicole kencang namun Key sudah bearada jauh darinya. Nicole menangis sangat kencang sehingga mengeluarkan suara tangisan yang keras. Dadanya terasa sesak menerima semua kenyataan ini. Nicole terduduk lemas di trotaoar. Matanya terus memandang bayang-bayang Key yang semakin mengecil. “Saranghaeyo….”
*********
Jinwoon mondar-mandir di ruang tamu. Tak henti-hentinya dia melihat jam dinding. Sudah pukul sepuluh malam namun Nicole tak kunjung. Jinwoon khawatir akan terjadi apa-apa di jalan. Tiba-tiba pintu rumah Jinwoon terbuka. Terlihat sosok Nicole dengan wajah masam dan lelah masuk kedalam rumahnya.
“Aku pulang ”. Ujar Nicole pelan dan tak bersemangat.
“Apa yang terjadi denganmu Nicole? kau tampak sedih, apa kau melakukan sesuatu padamu?”.
“Tidak Jinwoon. Semuanya berjalan lancar dan dia sudah menandatangi ajuan ceraiku”.
“Oh..Kurae??”. Tanya Jinwoon, Nicole membalasnya dengan anggukan kecil. Jinwoon tidak munafk kalau dia juga merasa bahagia kalau Nicole bisa lepas dengan Key namun dia juga tidak senang melihat Nicole yang selalu tampak sedih.
“Aku ke kamar dulu”. Ucap Nicole.
“Ehm. Nicole-ah aku sudah memasak makan malam untukmu. Jadi makanlah”. Ajak Jinwoon, lagi-lagi Nicole hanya membalasnya dengan aggukan dan beranjak pergi kekamar.
Setibanya di kamar. Nicole melempar tasnya ditempat tidur. Dia kemudian duduk. Tangannya perlahan melepas kalung dan melihatnya sejenak. Nicole pastikan kalau kalung ini sangatlah mahal. Melihat kalung itu Nicole jadi terinngat tentang kejadian yang ia alami dengan Key. Nicole menghembuskan nafas pelan, seolah dia tak bisa bernafas karena banyak tekanan yang ia terima.
“Aku tak boleh memakai ini karena aku harus melupakanmu”. Nicole menyimpan kalung itu di meja dekat tempat tidurnya.
Di sisi lain terlihat Jinwoon sedang sibuk menata serangkaian bunga di atas meja makan. Ditengah bunga terdapat dua lilin berwarna merah. Selain bunga dan lilin terdapat juga dua buah anggur merah bergelas besar di sisi meja. Ruang makan yang sederhana disulap oleh Jinwoon menjadi ruang makan yang romantis dan indah. Di bawah lantai terdapat lilin-lilin yang menyala terang. Nicole melangkahkan kakinya menuju tempat makan. Melihat banyak cahaya lilin dari atas tangga Nicole penasaran dan berjalan pelan. Nicole kaget melihat ini semua. Jinwoon hanya tersenyum manis melihat ekspresi Nicole.
“Kau sudah datang. Silahkan duduk tuan putri hehehe”. Ujar Jinwoon.
“Jinwoon, mwoya ige?”. Tanya Nicole bingung.
“Makan malam spesial ini khusus untukmu. Bagaimana menurutmu? Apa kau suka?”.
“Eoh, aku benar-benar suka dan ini sangatlah Indah”. Ucap Nicole penuh dengan senyuman.
Tiba-tiba Jinwoon berlutut di depan Nicole. Untuk kedua kalinya Nicole dibuat terkejut dan bingung oleh Jinwoon. Jinwoon merogoh sesuatu dari saku celananya. Sebuah kotak kecil berwarna hitam. Pelan namun pasti Jinwoon membka kotak itu. Sebuah cincin berlian terpajang indah. Nicole bingung dengan maksud Jinwoon.
“Jinwoon sebenarnya ada apa ini?”.
“Nicole menikahlah denganku. Aku tahu sampai saat ini kau belm mencintaiku. Tapi aku ingin kau menjadi istriku. Aku ingin membuatmu bahagia selamanya bersamaku”.
“Tapi Jinwoon aku…”.
“Pikirkanlah anakmu Nicole. kalau anakmu lahir dia membutuhkan seorang ayah. Dia membutuhkan nama seorang ayah untuk mengurus semuanya. Apa kau mau anakmu terlahir tanpa kasih sayang seorang ayah dan bertanya siapa ayahnya. Nicole aku mau menjadi ayah dari anakmu walaupun itu bukan darah dagingku. Jadi maukah kau menjadi istriku setelah kau resmi bercerai dengan Key?”.
Nicole bingung. Otaknya tak bisa memikirkan semua ini. Pertanyaan sederhana dari Jinwoon. Jawabannya lebih menyulitkan daripada soal matematika, fisika maupn Kimia yang selalu ia hadapi dibangku sekolah. Tapi ada benarnya juga ucapan sahabatnya itu tentang anaknya nanti. Ya seharusnya dia lebih memikirkan tentang masa depan anaknya dari pada kisah asmaranya.
“Masalah kau akan mencintaiku atau tidak biarlah waktu yang menjawabnya”. Kata Jinwoon. Jantunganya berdetak cepat berharap Nicole menerima lamarannya. Nicole memejamkan mata sejenak dan menghirup lalu menghembuskan udara yang ia terima.
“Baiklah Jinwoon. Aku akan mencoba memulai kehidupan baru denganmu”. Bagaikan diguyur dingin. Tubuh dan pikiran Jinwoon terasa sejuk.
“Jinjayo!!!”. Tanya Jinwoon memastikan. Nicole mengangguk, Jinwoonpun Girang dan melompat-lompat “Gomawo Nicole-ssi, Gomawo!!”. Jinwoon memeluk Nicole saking girangnya. Merekapun akhirnya melanjtkan pesta makan malam ala chef Jinwoon.
Mungkin Jinwoon adalah orang yang di takdirkan untukku. Mulai sekarang aku akan belajar mencintaimu Jinwoo. Batin Nicole.
*******
Pagi harinya Nicole memulai aktivitas rutin sebagai sekertaris dari bos perusahaan Fourth Group. Ada yang aneh hari ini dari semua karyawan. Mereka semua memandang Nicole dengan tatapan aneh bahkan ada diantara mereka yang bisik-bisik. Namun Nicole tak mau ambil pusing dia tak peduli dengan tatapan aneh mereka. Key belum datang. Bagi Nicole ini agak aneh karena sudah agak siang Key masih belum muncul. Nicole dengan santai mengaktifkan PC’nya. Sebelumnya Nicole ingin sekali browsing sesuatu tentang ibu dan anak di internet. Namun dipinggiran situs Naver di kolom “HOT NEWS”. Terdapat foto dirinya bersama Key. Foto dimana Key memeluknya dari belakang dan Nicole membawa koper. Ia ingat itu adalah saat dia akan meninggalkan Rumah Key. Artikel itu berudul “KIM KIBUM SANG PEWARIS DARI FOURTH GROUP SUDAH BERISTRI”. Nicole membekap mulutnya. Dengan tangan gemetar Nicole membuka link tersebut. Ternyata selain foto itu masih banyak lagi foto yang lainnya bersama Key.
“Kenapa Artikel semacam ini bisa menyebar. Ottoeke???!!”.

==TBC==

1 komentar: