Selasa, 08 November 2011

FF/ My husband, please look at me even just once/ part 14


Tittle : “My husband, please look at me even just once
Author : Maulida Kimkeyong
Main Cast :
- Key SHINee
- Nicole KARA 
- Nana Afterschool 
- Jinwoon 2AM
Length          : Chapter
Genre           : Friendship, romance 

==PART SEBELUMNYA==

 “KAJIMA!!!” teriak Key. Untuk kedua kalinya Nicole terhenti dari langkahnya.
            “ Kajima?? Wae? Bukankah dari dulu kau menginginkan hal ini. Bukankah perceraian denganku adalah impian terbesarmu agar kau bisa menjalin hubungan dengan Nana. Enam bulan sudah aku mengandung bayi ini. Maaf aku melanggar surat perjanjian kita karena aku ingin perceraian ini lebih awal. Sebaiknya kau lebih focus pada hari pernikahanmu nanti bersama Nana dan perceraian kita”. Nicole tak banyak bicara dia kembali melangkahkan kakinya.
            “SARANGHAMNIDA!!”. Ujar Key. Tubuh Nicole mendadak beku tak bisa di gerakan. “Saranghammnida!! kuraeso kajima. Jebal!!”.
========================

Mendengar ucapan Key. Nicole tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang. Perasaan Nicole campur aduk antara bahagia namun Juga ada suatu Hal yang bikin dirinya sedih. Akhirnya setelah penantian yang lama Key menyatakan cinta padanya atau lebih tepatnya juga sudah mencintainya. Nicole perlahan membalikan badan. Matanya memandang Key dengan tatapan tak percaya. Key berharap setelah dia menyatakan perasaannya Nicole akan kembali padanya, menjalani kehidupan rumah tangga yang normal seperti rumah tangga orang-orang lainnya.
            “Terima kasih kau sudah menyatakan perasaanmu padaku. Tapi ini semua sudah terlambat Key”. Ucap Nicole dengan pipi yang berlinang air mata.
            “Terlambat? Tidak Nicole, tak ada yang terlambat untuk memulai semuanya dari awal!”.
            “Kau salah Key, ini semua sudah terlambat. Apa kau lupa kalau  perusahaan ayahmu jatuh ke tangan SHINjoo group. Dalam waktu sedetik saja mereka bisa membuat hidupmu berubah drastis. Andai saja kau mengatakan ini sejak awal padaku maka hal ini tak kan terjadi. Ini adalah takdirku untuk tidak pernah memiliki dirimu. Di balik ini semua pasti Tuhan akan menunjukan Hal yang terbaik buat semuanya”.
            “Aku akan bilang pada ayah kalau mereka semua akan baik-baik saja kalau aku tidak menikah dengan Nana. Aku akan berusaha semampuku untuk mempertahankan perusahaan”.
            “Apa kau yakin dengan itu? Apa kau sudah tahu langkah apa yang akan kau ambil?”. Ujar Nicole. Key tak bisa menjawab pertanyaan istrinya karena dia sendiri memang tidak tahu apa yang harus lakukan nanti. “Aku juga sangat mencintaimu. Inilah caraku untuk mencintaimu Key, yaitu dengan membuat hidupmu dan keluargamu bahagia. Selama ini aku selalu membuatmu sedih, menderia dan tertekan. Mungkin takdir kamu sebenarnya adalah Nana bukan aku. Sampai Jumpa Key”.
            Nicole menyeret kedua kopernya penuh emosi. Detik berikutnya Nicole merasakan seseorang mendekap tubuhnya dan sepasang tangan bergelayut di kedua sisi bahunya. Hangat, semua udara dingin yang menyentuh kulitnya berubah menjadi hangat. Hangat di dalam pelukan Key. Hal ini membuat Nicole semakin menangis dan rasa sakit yang teramat perih di hatinya. Keputusan Nicole sudah bulat untuk berpisah dengan Key serta lebih mementingkan nasib perusahaan milik ayah pria yang dicintainya. Dengan pelan Nicole melepaskan tangan Key dari bahunya lalu pergi meninggalkan suaminya. Air matanya terus mengucur deras dan jatuh di pipinya.

            “Saranghae, Jung Nicole-ssi. Jeongmal Saranghae!”. Gumam Key pelan sambil melihat bayang-bayang diri Nicole yang semakin lama semakin Jauh dari  dirinya.
********
            Nicole melihat pemandangan kota dari dalam Bis. Sudah jauh dia pergi dari Key tapi dia masih terus mengingat wajahnya pria yang sangat dicintainya. Di dalam bis hanya ada satu dua orang suami istri yang duduk dismping Nicole. Candaan sepasang suami istri itu membuat Nicole ingin melihat mereka. Nicole melihat jelas kalau istri dari laki-laki itu hamil. Sang suami begitu gembira dan bahagia dengan membelai perut istrinya yang berisi buah cinta mereka. Tangan sang suami menyentuh lembut perut istrinya dan merasakan gerakan bayinya. Senyum dan tawa gembira hadir di bibir pria itu ketika ia sudah bisa merasakan gerakan sang bayi. Saking bahagianya pria itu mencium kening isitrinya. Melihat hal itu Nicole tersenyum tipis. Dia merasa iri dengan perempuan itu. Dia iri karena di saat hamil perempuan itu bisa merasakan kasih sayang dari sang suaminya. Nicole juga ingin Key membelai perutnya dan mengatakan “Anakku, ini adalah ayah”. Namun sepertinya itu hanya angan-angan indah Nicole saja. Perlahan jari jemari Nicole membelai perutnya sendiri.
            “Tetaplah bersama Eomma. Jangan khawatir Eomma akan selalu menjagamu walaupun tidak bersama ayahmu lagi”. Ucapnya pelan dan berurai air mata.
            Beberapa puluh menit kemudian Nicole sudah sampai di sebuah rumah yang bercat serba putih dengan taman yang ada di depan rumahnya. Rumah ini terlihat sepi seperti tak ada seorangpun yang tinggal dirumah. Namun Nicole mencoba untuk tetap mengetuk pintu rumah minimalis itu. Tak lama kemudian muncullah sosok yang ia cari saat dia sedih yaitu sahabatnya Jinwoon. Jinwoon terkejut ketika mendapati Nicole tiba-tiba ada di depan rumahnya beserta dua koper yang dibawa.
            “Kenapa kau ada disini? Sebenarnya apa yang terjadi pada dirimu?”. Tanya Jinwoon khawatir.
            “Aku akan menceritakannya padamu nanti. Bolehkah aku masuk?”.
            “Eoh, tentu saja. Biar aku yang membawa kopermu”.
            Nicole berjalan masuk ke ruang tamu rumah Jinwoon. Tanpa keberatan sedikitpun Jinwoon membawa kedua koper besar milik Nicole. Nicole duduk di sofa dengan mata sembab karena terlalu banyak menangis.  Jinwoon memperhatikan gadis yang dicintainya itu dengan perasaan iba. Pasti Key melakukan sesuatu yang membuat Nicole sampai seperti ini. Batin Jinwoon.
            “Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kau sampai pergi dari rumah seperti ini?”.
            “Aku akan bercerai dengan Key Jinwoon.  Ini sudah keputusanku sedangkan Key sebentar lagi akan menikah dengan cucu dari perushaan SHINjoo yaitu Kim Nana. Dia dulu adalah kekasih Key. Kalau dia tidak menikah dengan Nana maka perusahaan mereka akan bangkrut”.
            “Bangkrut? Memang apa hubungannya dengan menikah atau tidak?”. Tanya Jinwoon bingung.
            “SHINjoo Group merupakan investor terbesar di perusahaan ayah Key. Jika Key menolak maka semua investasi dari mereka akan di tarik kembali. Jika itu terjadi kemungkinan besar perusahaan mereka akan mengalami kebangkrutan. Untuk menghilangkan perasaanku pada Key maka aku memutuskan pergi dari rumah dan melatih diriku sendiri untuk tidak mencintainya”. Ucap Nicole dengan raut wajah sedih.
            “Sebelumnya aku juga sudah tahu tentang berita yang menceritakan Nana dan Key. Jadi mereka mengorbankan dirimu demi kepentingan mereka sendiri!!.”. Pekik Jinwoon emosi.
            “Tidak sama sekali tidak. Sebenarnya ayah Key ingin mempertahankanku namun aku yang memaksa mereka melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Jinwoon, bolehkah aku tinggal disini untuk sementara?”.
            “Tentu saja bukan hanya sementara jika kau menginginkan kau boleh tinggal bersamaku selamanya”. Ujar Jinwoon serius namun Nicole hanya membalasnya dengan senyuman tipis. “ayo ikut denganku. Ada satu kamar kosong kau bisa memakainya” Nicole mengikuti dimana Jinwoon membawanya. Tibalah dia disebuah kamar yang lumanayan besar dan rapi serta sangatlah bersih. “Kau bisa memakai kamar ini. Jika kau membutuhkan sesuatu panggilah aku. Aku akan datang padamu”.
            “Ne, Jinwoon-ssi jeongmal gomawo”. Ujar Nicole.
            “Tidak perlu seperti itu. Aku akan selalu ada untukmu dan melindungimu. Istirahatlah”. Ucap Jinwoon penuh kasih sayang.
Nicole hanya mengangguk dan tersenyum manis pada sahabatnya. Ketika Nicole sudah sendirian, dia mulai membereskan bajunya. Satu persatu bajunya ia letakkan di lemari. Nicole sendiri tidak tahu sampai kapan dia harus tinggal dirumah Jinwoon. Dia tidak pulang kerumah karena Nicole tidak mau melihat orang tuanya semakin sedih melihat kehidupannya. Nicole terhenti mengambil bajunya ketika dia melihat buku hariannya sendiri. Nicole mengambilnya dan berjalan pelan menuju meja. Dia memulai membuka satu persatu tulisan yang ada di buku hariannya. Dalam buku harian Nicole terdapat banyak sekali foto Key. disamping foto itu terdapat kalimat yang mengungkapkan perasaannya pada Key. Foto dari awal bertemu Key sampai sekarang dia menjadi istrinya Key. Nicole sering mencuri gambar Key dari ponselnya secara diam-diam. Buku Harian Nicole berisi tentang perasaannya tentang Key selama ini. Nicole mengambil pena dan mulai menulis buku hariannya. Dia mencurahkan apa yang ia rasakan sekarang. Sejenak terbesit bayangan Key yang menyatakan perasaannya.  Nicole tersenyum tipis dan kembali menulis isi hatinya.
*********
Pagi hari menjelang. Nicole menjalani hari-harinya seperti biasa. Tak seperti biasanya Nicole berangkat bekerja diantar oleh Jinwoon tak lagi naik bis. Hari ini adalah hari yang berat buat Nicole namun dia harus menjadi karyawan yang professional. Masalah pribadi tak boleh mempengaruhi kinerjanya. Nicole menatap penuh arti kantor yang ada di depannya. Pelan-pelan Nicole manrik nafas lelu menghembuskannya.
“Jung Nicole! Kau harus semangat. Kau pasti bisa. Hwaiting!!” katanya pada dirinya sendiri.
Nicole melangkah tanpa ragu menuju ruangannya. Nicole bisa melihat jelas Key sedang sibuk membaca laporan dari para karyawan yang belum ia selesaikan. Nicole masuk kedalam ruangan tanpa menyapa Key sedikitpun. Dia mencoba untuk mengabaikan Key dan menganggapnya tidak ada di depan matanya.  Usahanya sia-sia Key yang terlebih dahulu menyapanya.
“Kau sudah datang?” Tanya Key lembut.
“Mmmm”. Jawab Nicole singkat. Dari Jauh terlihat sekertaris Han berjalan mendekati Key. Sekertaris Han tersenyum ramah bahkan sedkit membungkuk saat menyapa Nicole. Nicolepun membalas sapaan sekertaris Han.
“Tuan muda. Saat ini juga anda harus menghadiri pertemuan dengan peresedir SHINjoo Group”.
“Apa? Pertemuan ? kenapa mendadak seperti ini? Memangnya apa yang akan dibahas?”.
“Ehmm beliau akan membahas hari pernikahan anda dengan cucunya. Selain Tuan muda. Ayah dan ibu Tuan muda juga datang beserta orang tua Nona Kim Nana”. Ucap sekertaris Han. Mendadak tubuh Nicole terasa panas karena menahan amarah akibat perkataan dari sekertaris Han. “Nona Jung Nicole juga diharapkan ikut atas pertemuan ini”.
“Ne! Kenapa aku harus ikut?”. Tanya Nicole bingung.
“Karena setelah pertemuan ini. Perusahaan SHINjoo, perusahaan kita dan Investor lain akan langsung mengadakan rapat di tempat yang sama Nona!”. Senyum Sekertaris Han padanya.
“Baiklah kalau begitu aku akan ikut”. Nicole mengatakan hal ini dengan berat hati. Apa yang harus ia perbuat? Kira-kira apa yang akan ia rasakan jika mereka membicarakan perihal pernikahan tepat di depan matanya?. Nicole benar-benar tidak tahu apa yang seharusnya dia perbuat.
********
Sampailah mereka berdua yaitu Nicole dan Key di hotel imperal palace. Hotel ini merupakan hotel termewah dan termegah di korea. SHINjoo Group adalah pemilik hotel ini. Selama ada di dalam mobil Nicole dan Key tak saling berbicara bahkan Nicolepun melihat Keypun Tidak. Dalam perjalanan tadi Key ingin sekali berbicara dengan Nicole namun sikap Nicole yang dingin enggan untuk memulainya. Mereka berdua mulai masuk kedalam hotel. Tepat di restoran hotel tersebut banyak sekali wartawan yang siap untuk meliput mereka dan akan menjadi berita terhangat di korea untuk beberapa saat. Sekertaris Han memerintahkan Nicole untuk menunggu mereka dari meja yang agak berjauhan dengan mereka. Nicole tak bergeming melihat ulah para wartawan. Sebentar lagi Key akan menjadi suami orang lain.
“Nicole-ah…!!”. Teriakan seorang namja membuyarkan lamunannya.
“Omo, Jinwoon-ah sedang apa kau disini?” Tanya Nicole
“Apa kau lupa kalau aku adalah dokter pribadi ayah Key”.
“Ah. Matta jadi kau disini untuk mendampingi ayah Key”
Mereka lalu terdiam sejenak melihat tingkah laku kalangan orang elit yang lagi asik berkumpul. Nana terlihat sangat cantik dengan balutan busana berwarna putih dengan rambut yang tergerai bergelombang. Jinwoon juga sibuk melihat Key yang terlihat bahagia dan biasa saja. Ingin sekali Jinwoon memukul wajah Key. Bagaimana bisa dia tertawa lepas seperti itu, sedangkan Nicole duduk sedih melihatnya di meja lain? Bagi Jinwoon ini sungguh keterlaluan. Nicole sama sema sekali tak bisa mendengar pembicaraan mereka. Tiba-tiba Key beranjak dari tempat duduk dan pergi.
“Mau kemana dia?”. Gumam Nicole pelan.
“Ehhm, Nicole-ah aku mau ke toilet sebentar”. Ucap Jinwonn.
“Eoh, gidarilke “. Kata Nicole sambil tersenyum.
Jinwoon secara berhati-hati mengikuti Kemana Key pergi. Ternyata Key pergi ke kamar mandi. Tanpa takut dan ragu sedikitpun Jinwoon menghampiri Key yang sedang sibuk membersihkan wajah beserta tangannya. Dari kaca Key hanya tersenyum sinis melihat kedatangan Jinwoon. Wajah Jinwoon garang sedangkan Key terlihat sangat santai.
“Ternyata kau dari tadi mengikutiku”. Ucap Key sambil terus membersihkan tangannya.
“Kenapa kau melakukan ini pada Nicole?”. Tanya Jinwoon.
“Memangnya apa yang telah aku lakukan padanya?”. Tanya Key santai.
Jinwoon tersulut emosinya karena Key merasa dia tidak melakukan apapun. BUUK!! Jinwoon memukul wajah Key lalu kemudian menarik kerah Jas Key dengan kasar. Jarak antara dirinya dan Key sangatlah dekat. Nafas Jinwoon memburu karena menahan amarah.
“Kau keterlaluan. Benar-benar keterlaluan bagaimana bisa kau bahagia dan tersenyum di atas penderitaan Nicole? Kau sama sekali tak punya hati. Kau telah merampas masa depan Nicole di saat usianya masih muda. Setelah kau mendapatkan yang berharga darinya dengan mudah kau mencampakannya Hah!!”.
“Mwo? Mencapamkannya? Siapa yang mencampakannya?”.
“SIAPA LAGI KALAU BUKAN KAU!! KAU INI BENAR-BENAR BRENGSEK. KAU…”. Jinwoon berniat meninjukan kembali kepalan tangannya diwajah Key. Key tak melawan dia hanya memejamkan mata menerima apa yang akan Jinwoon lakukan. Namun Jinwoon mengurungkan Niatnya dan melepaskan cengkaraman tangannya dari kerah Key secara kasar. Tanpa mengatakan apapun Jinwoon beranjak pergi.
“Aku mencintai Nicole. Aku sudah menyatakan perasaanku padanya namun Nicole yang menginginkan semua ini. Dia menginginkan perpisahan ini demi keselamatan perusahaan ayahku”. Pernyataan Key secara gamblang membuat langkah Jinwoon terhenti. “Jinwoon-ssi, tolong jaga Nicole untukku. Aku yakin kau bisa membuatnya bahagia”.
Jinwoon terdiam dan pergi meninggalkan Key.
********
Di tempat yang lain Han Min Woo memandang Gusar kearah televise dengan berita yang beredar. Senyum sengak tersungging di bibirnya. Tangannya memutar-mutar garpu yang ia gunakan untuk memakan buah apel.  Dia benar-benar tidak rela kalau Nana tak menjadi miliknya karena dia tergila-gila pada Nana. Bagaimanapun caranya dia harus memiliki Nana.
“Tak ada cara lain lagi dan aku tak bisa menunggu lama. Aku akan melakukannya sendiri namun terlebih dahulu aku harus bisa mendapatkan Nicole”. Ucap Min Woo pada dirinya sendiri.
Min Woo mengambil laptopnya. Dia melihat-lihat foto Nicole bersama Key. Banyak sekali foto mereka berdua. Jinwoon membuka sebuah website dan menuliskan sebuah artikel tak lupa dia memasukan foto Key dan Nicole di dalammnya. Senyum Lucifer terpancar di wajahnya.
“Sebentar lagi aku akan memiliki Nana dan Key kau akan hancur beserta keluargamu”.

==TBC==

1 komentar:

  1. knp key g blg aj k kakekny nana klo di udd nikah sma nicole!!!
    key,,, kluarkan kegentleanmu!!!

    BalasHapus