Jumat, 09 September 2011

FF/ My husband, please look at me even just once part 5




Tittle : “My husband, please look at me even just once
Author : Maulida Kimkeyong
Main Cast :
- Key SHINee
- Nicole SHINee
- Nana Afterschool 
- Jinwoon 2AM
Length          : Chapter


==PART SEBELUMNYA==
Hari berikutnya Nicole melakukan aktivitas seperti biasanya. Pergi sekolah dipagi hari.. Nicole berjalan dengan santai dan dengan perasaan bahagia pagi ini. Key sepertinya sudah agak baik padanya, walau mungkin dia memakan makanan buatannya karena terpaksa namun setidaknya Key memakan masakannya. Walau hanya sekedar hal sekecil itu tapi Nicole sudah sangat bahagia. Saat dia menuju kekelasnya Nicole merasa aneh dengan cara semua orang memandang kearahnya, bahkan ada yang bisik-bisik di dekatnya. Firasat Nicole tidak enak, dia merasa ada sesuatu hal besar yang akan terjadi padanya. Dengan langkah ragu dia terus menuju ke kelasnya. Semua orang yang tadinya ramai mendadak diam ketika dirinya ada. Nicole semakin bingung dengan kondisi seperti ini. Mata Nicole terarah pada papan yang bertuliskan huruf besar.

“JUNG NICOLE HAMIL” 
======================
Nicole tak berkutik sedikitpun melihat tulisan di Papan. Hatinya berkecamuk, antara sedih, gugup dan rasa ingin menangis. Bagaimana mungkin berita ini menyebar, padahal Nicole sudah menutup rapat-rapat semuanya. Dia yakin kalau hanya keluarga besar Key dan dirinya serta sahabatnya Jinwoon yang tahu tentang ini. Semua suara bising dari dalam kelas berubah seunyi ketika Nicole menampakan diinya. Tanpa berpikir lagi Nicole menghapus tulisan dipapan dengan penuh amarah. Nicole melemparkan penghapus kelantai dan menatap seluruh temannya dengan pandangan garang.
“Siapa yang menulis hal seperti ini tentangku hah!!”. Ucap Nicole namun tak ada satupun temannya yang menjawab. “Kenapa diam saja. Apa kalian tidak mendengarku? Aku Tanya siapa yang menulisnya??”. Nicole melihat Key masuk tanpa menghiraukan dirinya yang ada di depan. Key berjalan santai menuju bangku dan meletakan tasnya. “Asal kalian tahu aku tidak hamil!!”. Nicole mengatakan hal itu dengan suara bergetar.
Key mendongakkan wajahnya sambil melihat Nicole. Dia merasa kaget dan bingung dengan apa yang terjadi sekarang. Kenapa tiba-tiba mengatakan hal itu di depan umum?. Tidak mungkin, ini tidak boleh terjadi. Bisa gawat kalau semua orang tahu jika dia hamil. Pasti semua bertanya siapa ayahnya? Cepat atau lambat semua teman-temannya akan tahu terlebih Nana dia tidak boleh tahu akan hal ini. Seorang gadis berambut panjang dengan mata tajamnya berjalan kearah Nicole sambil melipat kedua tangannya di dada. Nama gadis itu Park Ga Eun. Dia sangat membenci Nicole karena dia menganggap Nicoleah perusak hubungannya denngan Geun Seuk pacarnya, padahal sebenarnya pacarnya yang mendekati Nicole.
“Kau jangan berbohong lagi Nicole. Aku sudah tahu semuanya?”, katanya.
“Memang apa yang kau tahu?”. Tanya Nicole
            “Saat aku mengantarkan bibiku kedokter, aku melihat kau pergi ke klinik dokter kandungan. Memangnya apa yang kau lakukan disana? Kau hamil, aku tahu itu. Aku juga mendengar semua pembicaraanmu dengan dokter tampan itu. Tapi sayang sekali aku tidak tahu siapa yang menghamilimu”. Kata Ga Eun tanpa beban. Suara bisik-bisik seluruh teman kelas Nicole menggema seolah mereka kaget dan tidak percaya kalau dia hamil. Nicole tidak bisa membantah karena memang kenyataannya seperti itu. Sahabat Nicole yang lain yaitu Hara mendekatinya.
            “Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau begitu membenciku?”.
            “Karena kau sudah merebut Geun Suk dariku”.
            “Apa merebut Geun suk darimu? Dengar, aku tidak pernah merebutnya darimu dia sendiri yang mendekatiku. Bukankah dia sudah memutuskan hubungan denganmu karena sikapmu. Lalu apa hakmu melarang dia berhubungan dengan wanita lain?”. Ucap Nicole. Ga Eun merasa ditampar dengan perkataan Nicole yang begitu menyakitkan.
            “Nicole-ah, apakah yang dikatakan Ga Eun itu benar?”. Tanya Hara. Ketika Nicole akan menjawab tiba-tiba sebuah pengumuman menggema di seluruh pelosok sekolah.
            “Perhatian, Untuk siswa yang bernama Jung Nicole diharapkan ke ruang guru sekarang”. Ga Eun tersenyum bahagia. “Aku yakin setelah ini kau akan di keluarkan dari sekolah”. Ujarnya senang. Nicole tak menjawab dia hanya menatap Ga eun. Sekilas matanya melihat kea rah Key yang menatapnya dengan tatapan datar. Nicole memalingkan wajah lalu pergi keluar kelas.
            “Ya!! Nicole…Nicole..!!”. teriak Hara yang berniat untuk menanyakan kejadian yang terjadi hari ini.
Key melongo dan diam. Dia benar-benar takut, takut kalau semuanya akan terbongkar. Takut kalau semua orang tahu dia sudah menikah bahkan menghamili anak orang. Key tidak mau mencemarkan nama baik ayahnya di sekolah. Sudah cukup dia membuat ayahnya marah, kesal bahkan membencinya karena tabiatnya yang buruk. Bagaimana ini. Batinnya.
*********
Nicole sampai di depan pintu ruang guru. Sebelum memasuki ruangan dia menarik nafas dalam-dalam lalu mengangguk seraya berkata dalam hati “oke Nicole gwenchana” untuk menyemangati dirinya sendiri. Perlahan namun pasti dia mulai membuka pintu terlihat jelas banyak sepasang mata yang melihat kearahnya. Bagi Nicole pandangan itu terasa aneh dan sangat tak bersahabat. Wali kelas Nicole melihat dirinya dengan seksama. Dengan perasaan takut dia melangkahkan kakinya menuju ibu guru wali kelas.
“Nicole, apa kabar yang kudengar hari ini itu benar?”. Tanya ibu Guru, namun Nicole hanya menjawab. Semua guru lain memandang dirinya. Terpancar rasa ingin tahu yang teramat besar di pupil mereka. “ Kenapa kau diam saja, ayo jawab!!”. Nicole berpikir mungkin jalan yang terbaik adalah jujur bukan kebohongan toh lama-kelamaan semua orang juga tahu.
“Ne, seongsanim. Jesonghamnida”. Jawab Nicole sambil membungkukan badannya Sembilan puluh derjat. Wali kelas Nicole yang tadinya berdiri duduk lemas setelah mendengar pertanyaan Nicole. Beliau sangat kecewa karena murid kesayangannya membuat suatu kesalahan yang fatal.
“Kenapa kau melakukan hal ini eoh? Apa sebelumnya kau tidak berpikir apa akibatnya?”. Nicole hanya bisa dia mendengar omelan wali kelasnya. “Nicole kau membuatku kecewa, kau ini gadis yang pintar kenapa kau menghancurkan masa depanmu sendiri. Aku benar-benar tidak menyangka”.
“Setahuku, kalau ada murid yang hamil diluar nikah pasti akan di keluarkan dari sekolah”. Celetuk salah satu guru yang tak lain adalah guru mata pelajaran matematika.
“Bukan setahu anda tapi memang itu benar dan itu aturannya”. Ucap kepala sekolah yang baru datang dengan memandang Nicole sinis. “Sayang sekali sebentar lagi kau lulus namun ternyata kau tamat tanpa ijazah”.
“Kepala sekolah, apa anda benar-benar akan mengeluarkan Nicole? Satu minggu lagi dia akan lulus tak bisakah anda untuk membiarkan dia sampai lulus. Kepala sekolah aku mohon padamu”. Ucap wali kelas Nicole.
“Ibu Han, tapi ini adalah aturan sekolah jadi ini tidak bisa di ganggu gugat”. Ucap kepala sekolah.
Tanpa di duga siapapun Nicole berjalan menuju kedepan semua meja guru. Ibu Han wali kelas Nicole memandang bingung dengan apa yang akan dilakukan Nicole. Mata Nicole berkaca-kaca memandang semua guru yang ada di depannya. Dia kemudian berlutut di hadapan mereka sambil menangis. Ibu Han sangat terkejut dengan perbuatan Nicole. Saat itu juga masuk seorang murid pria mengambil buku tugas diruang guru.
“Nicole, apa yang kau lakukan?”. Tanya ibu Han.
“Seongsanim aku mhon pada kalian, jangan keluarkan aku. Beri aku kesempatan untuk bertahan sampai aku lulus. Hanya ini satu-satunya harapan sekolah yang ingin aku tamatkan, karena aku tahu aku tidak mungkin melanjutkan kuliah dengan kondisi seperti ini. Aku mohon belas kasihan kalian. Tolong jangan keluarkan aku dari sekolah.”. Nicole menitikan air matanya. Kedua tangannya menggenggam erat rok sekolahnya. Sejenak Nicole merasakan ada seseorang yang menarik bahunya dan menyuruhnya berdiri.
“Apa kalian tega menendang keluar gadis sepintar dia dari sekolah hanya kesalahan yang dibuatnya, bahkan mungkin kesalahan itu bukan sepenuhnya karena dirinya. Dia juga seorang manusia biasa yang tak bisa keluar dari lingkaran kesalahan. Tidak bisakah kalian sebagai guru memaafkan dia?”. Ucapnya, Nicole terperangah kaget dan diselimuti rasa tak percaya melihat seorang yang ada disampingnya.
“Key…?”. Ucap Nicole pelan.
“Tapi ini adalah aturan sekolah”. Ucap kepala sekolah.
“Aturan sekolah? Aku rasa tidak ada aturan seperti itu disekolah ini. Aku sudah membaca semuanya. Yang lebih tepat itu adalah aturan yang anda buat sendiri. Sebentar lagi adalah upacara perpisahan jadi aib ini akan cepat hilang karena sebentar lagi dia tak ada disini. Han seongsanim atau ibu guru yang lain.  posisikan kalau kalian semua adalah Nicole, bagaimana perasaan kalian?”. Semua guru hanya terdiam dan menundukan kepala. “aku yakin kalian akan melakukan hal yang sama seperti Nicole”.
“Ini sudah keputusan dari kami jadi tidak ada yang bisa merubahnya!”. Ucap kepala sekolah tegas.
“Kalau begitu, kalian seharusnya juga mengeluarkanku dari sekolah ini. Apa kalian lupa kalau aku adalah murid yang selalu bikin onar disekolah, mencemarkan nama baik sekolah karena terlibat pekelahian dengan sekolah lain dan parahnya lagi itu diberitakan oleh berita-berita di media. Apa yang aku lakukan untuk membanggakan sekolah ini? Tidak ada. Beda dengan Nicole yang tiap tahunnya selalu membuat sekolah ini bangga atas prestasi yang dirinya baik dibidang akademik dan non akademik. Kenapa kepala sekolah tidak mengeluarkan aku dari dulu?”. Ucap Key. Pertanyaan semacam ini membuat kepala sekolah gelagapan untuk menjawab.
“Itu..itu karena kau…!”.
“Karena aku anak dari penyumbang dana terbesar di sekolah ini, iya kan?” semua guru terdiam “aku sudah tahu alas an kenapa kepala sekolah mempertahankan aku untuk tetap sekolah disini walaupun banyak guru yang mengajukanku untuk di keluarkan. Apa menurut kalian ini adil untuk Nicole?”.
“Menurutku apa yang dikatakan Kibum benar. Biarlah Nicole menikmati bangku sekolah menjelang acara perpisahan. Biarkan anak pintar ini mendapatkan keadilan. Aku mohon”. Ibu Guru Han berjalan kearah Nicole lalu mengenggam tangannya.
Semua guru mengangguk serta melihat kearah kepala sekolah. Si kepala sekolah tak bisa berkutik sedikitpun dia kalah telak dengan pendapa guru lainnya.
“Baiklah. Nicole kau bisa terus berada disekolah ini.”. ujar kepala sekolah.
            “Gamsahamnida…gamsahamnida”. Nicole membungkuk Sembilan puluh derajat sampa lima kali sambil terus meneteskan air mata.
Key tersenyum senang lalu membawa Nicole keluar dari ruang guru dengan genggaman erat di tangan Nicole. Tapi perasaan Nicole bukan senang namun semakin sedih dan sakit. Sedih karena nasib buruk ditakdirkan Tuhan untuknya. Seharusnya Nicole tidak memikirkan hal serumit ini di usianya yang masih sangat muda. Jujur Nicole sudah tidak sanggup menanggung beban yang ada di pundaknya. Teman-teman yang mulai sekarang akan selalu mencibirnya, masa depannya yang hancur dan terlebih lagi sikap dingin seorang Key kepada dirinya. Lebih baik dia mati daripada harus hidup seperti ini.
“Semua sudah terlewati jadi jangan khawatir lagi kau tidak akan dikeluarkan dari sekolah”. Key berkata pada Nicole dengan senyuman bahagia. Namun Nicole memandangnya tajam dan tangisnyapun makin menjadi-jadi.
“Sebelumnya, aku sangat berterima kasih padamu tapi sekarang tolong lepaskan aku”. Ucapnya. Nicole menarik tangannya dari genggaman Key dengan kasar lalu berlari sejauh mungkin. Key merasa agak sakit hati mendapat perlakuan seperti itu.
*********
Nicole berlari, terus berlari sambil sesekali mengusap air matanya. Lebih baik Tuhan mencabut nyawanya sekarang dan berada disisinya karena Nicole merasa ada disisi Tuhan akan membuat dirinya hidup dalam kebahagiaan dan kedamaian. Semua pasang mata baik murid yang ada di dalam kelas maupun yang berjalan di koridor melihat dirinya. Tanpa sengaja dari dalam kelas Hara sahabatnya melihat Nicole berlari. Hara berlari keluar mengikuti Nicole tanpa ijin dari Guru yang mengajarnya pada saat itu.
“Nicole, Ya!! Nicole kau mau kemana?”. Suara Hara melengking namun Nicole tak menjawab.
Hara tak menyadari kalau ada seseorang yang ikut berlari di belakangnya. Hara bisa melihat Nicole menaiki tangga yang menuju lantai atas gedung sekolah. Hara khawatir dengan kondisi Nicole sekarang. Dia mengambil sebuah bangku tak terpakai lalu naik ke pinggiran pembatas gedung itu. Nicole melihat kebawah, ada rasa takut yang luar biasa namun rasa takut dikalahkan oleh nafsu yang ingin cepat-cepat mengakhiri hidupnya sendiri. Sedikit demi sedikit kaki mungil Nicole melangkah.
“Ya!! Nicole!! Apa yang akan kau lakukan?” teriak Hara dengan nafas yang tersengal-sengal. Nicole melihat Hara dengan berlinang air mata. “Nicole, jangan lakukan ini aku mohon”.
“Aku sudah tidak sanggup menanggung ini semua Hara!!”.
“Ingat Kau tidak sendirian. Ada aku disini. Aku akan membantumu keluar dari masalah ini. Bunuh diri tidak menyelesiakan semunya”.
“Kenapa Tuhan menakdirkan hidupku seperti ini. Apa Tuhan membenciku?”.
“Tuhan tidak pernah benci pada umatnya. Tuhan itu sayang pada makhluk ciptaanya yakinlah kalau ada suatu kebahagiaan tak terhingga yang ada dalam hidupmu. Kalau kau bunuh diri sama saja kau membunuh bayimu yang tak berdosa. Walaupun aku tak tahu siapa ayahnya tapi Apa kau mencintai ayah dari bayi yang kau kandung?”.  Tanya Hara Nicole pun mengangguk.
“Aku sangat mencintainya walaupun dia tak mencintaiku. Caraku mencintainya dengan merawat bayi yang aku kandung walaupun dia sebenarnya tak menginginkan bayi ini”.
“Benar sekali. Ingat Nicole kau adalah satu-satunya anak dari orang tuamu. Apa kau bisa membayangkan bagaimana sedihnya ibumu kalau kau meninggalkan mereka”. Nicole menggeleng lemas “Kalau begitu turunlah Nicole jangan lakukan hal konyol seperti ini lagi. Aku mohon”. Hara mengulurkan tangannya pada sahabat kecilnya. Agak sedikit ragu Nicole menerima uluran tangan Hara dan turun dari pinggiran gedung. Mereka berpelukan serta menangis.
“Terima kasih Hara kau sudah peduli padaku”. Nicole terus menangis tanpa henti.
“Jangan lakukan hal bodoh seperti ini lagi Nicole”. Perintah Hara Nicole hanya mengangguk.
Baik Hara maupun Nicole tak tahu sama sekali kalau Key dari tadi melihat gerak-gerik mereka. Key bersandar lemas di dinding. Entah kenapa dia merasa bersalah telah memperlakukan Nicole seperti itu. Aku sangat mencintainya walaupun dia tak mencintaiku. Caraku mencintainya dengan merawat bayi yang aku kandung walaupun dia sebenarnya tak menginginkan bayi ini”. Kata-kata ini yang membuat dia merasa bersalah. Ingin sekali dia minta maaf. Key berjalan lunglai meninggalkan Hara dan Nicole dia baru tahu kalau beban, tekanan batin yang di tanggung Nicole itu sangatlah berat. Tentu dia sebagai pria tidak pernah merasakan cibiran orang-orang. Ponsel Key tiba-tiba bergetar dengan cepat dia mengambil ponselnya.
“Yoboseyo—eoh chagiya kemana saja kau? Aku khawatir beberapa hari ini ponselmu tak bisa kuhubungi—Kapan, nanti malam?Baiklah, Saranghae”. Tanpa mendapat jawaban,  Nana keburu menutup ponselnya
*********
Dirumah yang besar nan mewah terlihat Key sedang asyik membaca komik di depan TV. Tak ada tanda-tanda kehidupan di dalam rumah kecuali dari Key sendiri. Biasanya menjelang malam seperti ini Nicole sudah sibuk berkutat di dapur untuk mempersiapkan makan malam. Namun untuk hari ini Nicole mengurung diri di kamar. Key tahu sekali kalau dia terpukul dengan kejadian yang terjadi di sekolah.  Dia merasa aneh dengan suasna sepi seperti ini biasanya Nicole selalu mengajaknya ngobrol walaupun dia tidak pernah menanggapinya dan entah kenapa Key rindu akan hal itu. Rindu akan Nicole yang selalu berusaha untuk mendekatinya.
“Aish, kenapa aku jadi terpikir olehnya?”. Key berusaha membuyarkan pikirannya dengan menggeleng-nggelengkan kepalanya. “lebih baik aku siap-siap untuk berkencan dengan Nana”. Key menutup komiknya dan melangkah menuju Kamar.
Tepat di depan kamarnya Key melihat kamar Nicole yang sama sekali tak ada kehidupan. Jujur Key sedikit khawatir. Dengan ragu dia berjalan di depan pintu kamar Nicole. Ingin sekali dia mengetuk pintu lalu menanyakan keadaanya. Tak disangka pintu terbuka sehingga membuat drinya terperanjat, terlihat jelas sosok Nicole yang wajahnya belepotan dengan cat lukis.
“Key, sedang apa kau disini?”.
“Aku…aku…hanya….”. jawab Key gelagapan.
“Kenapa kau mengkhawatirkanku ya?”.
“Kau jangan terlalu berpikir yang aneh-aneh. Aku ada janji dengan seseoranng” Ucap Key. Terlihat Nicole terdiam dan berpikir sesuatu.
“Kau akan bertemu dengan Nana?”. Tanya Nicole tanpa ragu. Key merasa aneh, dia tidak tega untuk jujur pada Nicole. Entah kenapa perasaan itu muncul dan membuat Key merasa bersalah. Key mengangguk membalas pertanyaan Nicole lalu masuk kedalam kamar.
Nicole memang sudah tahu pasti. Key tidak akan keluar rumah kalau tidak ada janji dengan Nana. Jujur ini membuat dirinya sakit namun bagaimana lagi, ini adalah konsuekensi yang harus dia tanggung. Beginilah rasanya berumah tangga dengan seorang pria yang mencintai wanita lain. Dirumah bagaikan di neraka untuk Key. Nicole terus-terusan berdiri sambil memikirkan keadaan dirinya sendiri. Nicole melihat Key  keluar dari kamar dengan kaos lengan panjang tanpa mengenakan jaket dimalam yang dingin ini. Key hanya melihatnya sejenak lalu melangkah menjauh dari istrinya.
“Tunggu..!!!”. Seru Nicole. Keypun berhenti dari langkahnya sedangkan Nicole bergegas masuk ke kamarnya untuk mengambil sesuatu yang tak lain adalah sbuah syal berwarna putih. Tanpa ragu dia mendekati Key lalu mengenakan Syal itu “Di Luar sangatlah dingin, kalau kau tak mmemakai jaket setidaknya pakailah syal biar tubuhmu lebih hangat”.
Key sema sekali tak menanggapi ucapan Nicole.Key memandang wajah Nicole secara seksama dan itu membuat wajahnya memerah. Secepat mungkin dia membuang pandangannya pada istrinya.  Usai Nicole memakaikan syal itu dia pergi. Beberapa langkah berjalan dia merasa kalau Nicole memanggilnya.
“Key-ssi aku berterima kasih sekali kau telah membantuku untuk menyelesaikan masalahku di sekolah. Aku tidak tahu harus bagaimana membalas budi padamu tapi yang jelas aku sangat berterima kasih padamu dan akan menjadi istri yang baik selama delapan bulan sampai perceraian kita tiba”. Ucap Nicole.
Key terdiam sesaat. Iya benar perceraian. Sebentar lagi atau sekitar delapan bulan kedepan. Dan yakin semua mimpi buruknya akan berakhir. In the End dia bisa menjalani hubungan dengan Nana tanpa ada yang mengusik mereka.
**********
Nana menatap dirinya di depan cermin dengan senyum penuh kepuasaan. Dia begitu bahagia karena Tuhan memberikan wajah yang sempurna padanya. Berkat wajah ini Nana memiliki seorang kekasih yang tampan. Kekasih yang menjadi idola oleh semua gadis remaja di sekolah bahkan diluar lingkungan sekolah. Tapi ketampanan itu tidak membuat Nana merasa bisa menjaga cintanya. Akhir-akhir ini perasaannya terhadap Key sangatlah biasa. Tak ada getaran seperti dulu, mungkin kearena dia jarang bertemu dan menemukan teman sekaligus lingkungan baru sehingga lupa akan kekasihnya Key. Di balut syal merah dan dengan rambut dikuncir seperti ekor kuda, walau sederhana Nana masih terlihat sangat cantik dengan make up polosnya. Nana berjalan menuju tempat yang dituju karena dekat dengan rumahnya. Sebelumnya dia ke supermarket dulu untuk membeli sesuatu. Saat antri untuk membayar di kasir, Nana tak sengaja mendengar ucapan dua orang gadis yang tak bukan adalah teman satu sekolahnya.
“Eh, apa kau dengar kejadian tadi disekolah katanya Jung Nicole anak kelas 3-5 hamil?” Ucap gadis berambut pendek.
“Iya, aku mendengar kabar itu. Sebenarnya pihak sekolah akan mengeluarkannya saat itu juga tapi Key membela Nicole dan membuat semua pemikiran guru berubah. Apa kau tidak merasa hal ini sangatlah aneh?”. Tanya gadis berambut panjang.
“Ini memang benar-benar aneh. Aku juga dengar kabar kalau Key yang menghamili Nicole”.
“Apa yang kau katakana tadi? Key menghamili Nicole?”. Ucapnya. Si dua gadis itu kaget karena tiba-tiba saja Nana kekasih Key ada di hadapan mereka. Mereka berdua tak menjawab apa-apa.
Nana bagaikan disambar petir mendengar kebar ini. Jantung beserta paru-parunya seperti berhenti berfungsi. Semua tubuhnya mati rasa. Nana tak percaya, tidak mungkin Key seperti itu karena Key sangat mencintainya. Sulit baginya untuk berpaling dari dirinya. Agar lebih tepatnya Nana berinisiatif untuk bertanya pada Key secara langsung malam ini juga. Nana berjalan lebih cepat menuju sebuah café. Dari luar dia melihat Key bermain-main dengan ponselnya.
“Omo, chagiya kau sudah datang rupanya. Hari ini kau cantik sekali” Puji Key Namun Nana terdiam dengan menahan amarah. Key merasa aneh dengan sikap Nana mala mini. “Ya! Chagiya kau kenapa?”
“Katakan padaku sejujurnya. Apa yang aku dengar itu kalau kau menghamili Nicole?”. Key tertegun. Tubuhnya mendadaka terasa dingin, Jantungnya berpacu tak terkendali. Bagaimana bisa? Bagaimana dia bisa tahu akan hal ini?. Batin Key. Lidah Key terasa kelu dan sulit untuk digerakkan.
“Kenapa kau diam saja Key? Ayo jawab!!!”.

==TBC=

4 komentar:

  1. waaaaaaaaaa makin seru!!!!!!!! nagih nih mbak FF nya! RASAIN LO KEY AKHIRNYA KETAHUAN NANA HAMILIN NICOLE! nana juga udh keliatan ga suka lg sama Key! hahahahahaahahahahahaha emang enak! *eya* lanjutannya dong mbaaaaaaaaaaaak >,<

    BalasHapus
  2. udah aku lanjutiiinnn part 6 baca ya ahahahaha

    BalasHapus
  3. hwaaaaaaaa!!!
    key so sweet gila..
    cpet putus aj deh nana sma key,,,
    kesel lyat mreka b2aan trus!!!

    BalasHapus
  4. Akhirnya key ada rasa sakitntya juga... Dan ketauan sama Nana...
    Waaaa makin seru ajaaa ><
    Daebak eooonn (y)

    BalasHapus